Mengenal Diet Ketofastosis Beserta Manfaatnya

Mengenal Diet Ketofastosis beserta manfaatnya

Seperti yang telah kita ketahui bahwa diera sekarang, kita mengenal berbagai macam diet seperti diet vegetarian, diet atkins, DASH diet, diet meditrenian, diet keto, dan berbagai macam diet lainnya. Nah, saat ini terdapat trend diet yang bernama diet ketofastosis yang merupakan kombinasi antara diet keto dengan puasa. Seperti apa sebenarnya diet ketofastosis itu?

Masih banyak orang yang belum mengenal diet baru ini karena memang dilansir dari Warta Medika pada tahun 2019 Nur Agus Prasetyo yang merupakan pendiri komunitas daring bernama KetoFastosis Indonesia yang saat ini beranggotakan tidak kurang dari 340.000 orang aktif, baik dari dalam maupun luar negeri. Diet ketofastosis ini salah satu gaya hidup yang memodifikasi diet ketogenik dan intermittent fasting (IF) atau puasa untuk mencapai kesehatan optimal.

Apasih Diet Ketogenik itu?

Diet ketogenik merupakan pola makan yang menerapkan porsi karbohidrat lebih sedikit atau sangat rendah tetapi mengkonsumsi tinggi lemak. Mulai tahun 1920an diet ketogenik digunakan oleh dokter sebagai bagian dari pengobatan terutama pada anak dengan epilepsi yang tidak dapat berespon terhadap obat. Dengan asupan gizi harian 70% – 75% dari lemak, 20% dari protein, dan 5% dari karbohidrat.

Intermittent fasting (IF) ini sama seperti puasa tidak ya?

Intermittent fasting (IF) ini sering disebut puasa karena dilakukan pembatasan makanan dan cairan diikuti dengan waktu makan. IF ini mencakup banyak jenis pola puasa yang berdasarkan jam, dan hari. Pembatasan kalori pada diet IF melibatkan kebutuhan asupan kalori hanya 20% hingga 40% dari kebutuhan sehari. Pembatasan diet yang dilakukan seperti mengurangi suatu jenis makanan contohnya rendah karbohidrat atau mengurangi asupan karbohidrat akan tetapi tergantung kebutuhan tubuh masing-masing individu.

Pada penelitian Buehler mengungkapkan bahwa asupan karbohidrat mengandung 20 hingga 50 g karbohidrat dalam diet 2.000 kalori, atau kurang dari 10% dari total asupan energi. Mengapa harus menerapkan asupan karbohidrat yang rendah? Bukannya bikin lemas seharian ya? Tentu hal tersebut sudah diperhitungkan dengan kondisi masing-masing individu yang melakukan diet ini, karena tujuan dari diet ini yaitu untuk memasuki fase ketosis lebih cepat dimana tubuh akan membakar lemak sebagai pengganti sumber energi. Diet keto ini biasanya menjadi alternatif bagi penderita epilepsi tetapi sekarang juga dapat berperan dalam perbaikan kondisi penderita diabetes, kanker, penyakit kardiovaskular, termasuk untuk menurunkan berat badan.

Perlu diketahui bahwa diet ketofastosis ini tidak dianjurkan dilakukan seenaknya tanpa konsultasi atau pengawasan dari Dietesien atau Ahli Gizi. Puasa pada diet ini dilakukan selama 16 sampai 20 jam dalam sehari atau 6 sampai 12 jam sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. Tentu saja puasa ini dapat memiliki efek positif bagi orang yang memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2, mengontrol pola makan untuk perbaikan klinis, termasuk kontrol glikemik yang lebih baik, menurunkan kolesterol, dan dapat mengurangi berat badan. Jangan lupa bahwa, penerapan diet ini harus diimbangi dengan rutin melakukan aktivitas fisik, gaya hidup sehat, dan memilih asupan makanan serta mengonsumsi makanan yang tepat. Jika kamu mau mencoba untuk melakukan diet ketofastosis, cobalah untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan orang yang tepat karena perubahan pola makan yang terjadi pada saat melakukan diet ini dapat mengubah metabolisme tubuh kita.

Be healthy it’s your choice.

Sumber Gambar : Freepik.com

Penulis : Nadien Mutia Intan Maulidi, S.Gz | Editor  : Ulfi Rahma Yunita, S.Gz, M.Gizi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *