Parasit dalam Daging Sapi: Kenali Bahayanya!

Parasit dapat ditemukan di hampir setiap sudut dunia, dan mereka belajar beradaptasi serta berintegrasi dengan lingkungan unik mereka. Salah satu contohnya adalah cacing pita, parasit yang bisa hidup di dalam tubuh inang, termasuk sapi. Parasit ini dapat menyebabkan risiko kesehatan serius bagi manusia, terutama jika daging sapi dikonsumsi dalam keadaan mentah atau kurang matang.

Risiko Mengonsumsi Daging Sapi Mentah

Makanan berbahan dasar daging sapi mentah, meskipun populer dalam beberapa masakan, sering kali dikaitkan dengan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit ini biasanya muncul karena daging yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit berbahaya. Salah satu parasit yang paling mengkhawatirkan adalah cacing pita sapi, yang secara ilmiah dikenal sebagai Taenia saginata. Parasit zoonosis ini utamanya menginfeksi sapi, tetapi manusia yang mengonsumsi daging yang terkontaminasi juga dapat menjadi inang.

Siklus Hidup Parasit Cacing Pita

Siklus hidup Taenia saginata dimulai dari lingkungan yang terkontaminasi. Cacing pita ini bermula dari telur yang dapat ditemukan di tanah, air, atau vegetasi yang terkontaminasi oleh kotoran hewan yang terinfeksi. Ketika sapi merumput pada vegetasi di lingkungan ini, mereka tanpa sadar memakan telur tersebut. Begitu berada di dalam tubuh sapi, telur-telur ini menetas menjadi larva, yang kemudian menembus dinding usus dan bermigrasi ke jaringan otot. Larva ini, yang dikenal sebagai sistiserkus, berkembang menjadi kista dalam serat otot.

Ketika manusia mengkonsumsi daging sapi yang kurang matang atau mentah yang mengandung kista ini, mereka menelan larva cacing pita hidup. Di dalam sistem pencernaan manusia, terutama di usus halus, larva tersebut berkembang menjadi cacing pita dewasa. Cacing pita ini menempel pada dinding usus dan dapat tumbuh hingga mencapai panjang beberapa meter, sambil mulai memproduksi telur. Telur ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran manusia, mengkontaminasi lingkungan dan melanjutkan siklus hidup cacing pita.

Risiko Kesehatan bagi Manusia

Individu yang terinfeksi dapat mengalami berbagai gejala, mulai dari yang ringan hingga parah. Gejala umum meliputi ketidaknyamanan perut, mual, diare, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba akibat kekurangan nutrisi yang disebabkan oleh cacing pita.

Dalam beberapa kasus, parasit ini dapat menyebabkan penyumbatan usus, yang bisa berujung pada komplikasi serius. Mengingat kemampuan cacing pita untuk tumbuh hingga panjang yang signifikan, parasit ini dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang jika tidak segera ditangani.

Terapkan Praktik Memasak yang Aman Bebas Parasit!

Teknik memasak yang tepat memainkan peran penting dalam memastikan keamanan daging sapi. Suhu internal daging sapi harus mencapai setidaknya 63°C dan dibiarkan istirahat sejenak sebelum dikonsumsi. Hal ini memastikan bahwa larva atau telur cacing pita yang mungkin ada dalam daging hancur, sehingga daging tersebut aman untuk dimakan.

Pembekuan cepat daging juga merupakan metode efektif untuk membunuh telur dan larva cacing pita. Selain itu, memilih daging dari pemasok atau pedagang daging yang terpercaya dapat mengurangi risiko kontaminasi.

Namun, meskipun membeli daging berkualitas tinggi, penting untuk mengikuti praktek memasak yang aman dan menjaga kebersihan dapur. Membersihkan alat masak, talenan, dan permukaan dapur secara menyeluruh setelah menangani daging mentah dapat membantu mencegah kontaminasi silang dan penyebaran parasit.

Baca Juga: Amati Ciri Daging Sapi Kurban yang Baik ini agar Aman Dikonsumsi

Kesimpulan

Meskipun cacing pita dalam daging sapi menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, memahami siklus hidupnya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat dapat sangat mengurangi kemungkinan infeksi.

Dengan memasak daging sapi pada suhu yang direkomendasikan, memilih sumber daging dengan hati-hati, dan mempraktikkan kebersihan dapur yang baik, Anda dapat menikmati hidangan dengan tenang.

Tetaplah waspada dan lakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga dari parasit yang ditularkan melalui makanan.

Referensi

  1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). Beef and Food Safety. Available at: https://www.cdc.gov/foodsafety/beef.html.
  2. Flisser, A. (2018). “Taeniasis and cysticercosis due to Taenia saginata and Taenia solium.” In Parasitic Zoonoses (pp. 149-168). Academic Press. doi: 10.1016/B978-0-12-811436-0.00007-2.

Penulis: Muhammad Danang Rachnadhyr, B.Sc. (hons) | Editor: Izzati Hayu Andari, S.Gz, MPH


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *