Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu gangguan hormon yang umum dialami oleh perempuan usia reproduktif. Di Indonesia, prevalensi PCOS berkisar antara 5% hingga 10%, dengan angka yang lebih tinggi ditemukan pada remaja, yaitu 11% hingga 26%. Lebih dari separuh penderita PCOS di Indonesia mengalami kelebihan berat badan, yang menjadi salah satu faktor risiko utama sindrom ini
PCOS menjadi penyebab utama infertilitas, dengan sekitar 30% penderita mengalami anovulasi atau tidak terjadinya ovulasi, sehingga sulit untuk hamil. Tingginya angka prevalensi ini menunjukkan bahwa PCOS bukan hanya isu kesehatan individu, tetapi juga tantangan kesehatan masyarakat. Namun, apa sebenarnya kaitan antara PCOS dengan pola makan, dan bagaimana tren diet perempuan Indonesia memengaruhi risiko ini?
Pola Makan dan Hubungannya dengan PCOS
Pola makan memiliki peran penting dalam memengaruhi risiko dan gejala PCOS. Konsumsi kalori berlebih, makanan tinggi karbohidrat sederhana, lemak jenuh, serta rendah serat adalah faktor-faktor yang memperburuk kondisi ini. Obesitas, yang sering kali disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang dan gaya hidup kurang aktif, meningkatkan risiko PCOS secara signifikan.
Studi menunjukkan bahwa perempuan dengan obesitas memiliki risiko 31 kali lebih tinggi terkena PCOS dibandingkan perempuan dengan berat badan normal. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan resistensi insulin dan kadar hormon androgen yang berlebihan, dua faktor yang sering ditemukan pada penderita PCOS.
Tren Pola Makan Perempuan Indonesia
Beberapa tahun terakhir, pola makan perempuan dewasa di Indonesia mengalami perubahan drastis. Konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan olahan semakin meningkat. Gaya hidup urban yang sibuk sering kali membuat perempuan memilih makanan instan yang tinggi gula dan lemak tetapi rendah nutrisi penting seperti serat dan protein.
Data menunjukkan bahwa 49,4% perempuan usia reproduktif di Indonesia mengalami obesitas abdominal, salah satu faktor risiko utama untuk gangguan reproduksi seperti PCOS. Pola makan yang buruk ini tidak hanya meningkatkan risiko obesitas, tetapi juga memengaruhi keseimbangan hormon yang menjadi inti masalah PCOS.
Mencegah PCOS Melalui Perubahan Pola Makan
Kabar baiknya, risiko PCOS dapat dikurangi dengan pola makan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah diet yang dapat membantu:
1. Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Makanan seperti biji-bijian, buah beri, sayuran hijau, dan kacang-kacangan membantu menurunkan kadar insulin dan mengurangi peradangan.
2. Pilih Protein Tanpa Lemak
Sumber protein seperti ikan salmon, tahu, dan dada ayam membantu menjaga berat badan dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
3. Batasi Karbohidrat Olahan
Hindari nasi putih, roti putih, dan makanan manis. Pilih karbohidrat kompleks seperti beras merah atau quinoa untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
4. Hindari Makanan Olahan
Gorengan, daging olahan, dan camilan manis perlu dikurangi karena meningkatkan risiko peradangan dan resistensi insulin.
Kesimpulan
PCOS adalah tantangan kesehatan yang signifikan di Indonesia, dengan pola makan sebagai salah satu faktor yang sangat memengaruhi prevalensi dan tingkat keparahan sindrom ini. Perubahan pola makan menuju diet yang lebih sehat, kaya serat, protein, dan rendah karbohidrat sederhana, dapat membantu mengurangi risiko PCOS sekaligus meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Sebagai seorang perempuan, langkah kecil seperti memilih makanan sehat dan rutin berolahraga dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan reproduksi. Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat untuk masa depan yang lebih baik!
Baca juga: PCOS: Kenali, Kelola, dan Atasi dengan Perubahan Pola Hidup Sehat
Source:
- Adherence to the mediterranean diet, dietary patterns and body composition in women with polycystic ovary syndrome (PCOS) (2019), Nutrients
- Mengenal Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), Gangguan Hormon yang Seringkali Tak Disadari Perempuan – Universitas Airlangga
- Literature Review: Coping Stress pada Wanita dengan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) (2024), Buletin Ilmiah Psikologi
- Hubungan Pola Makan dengan Risiko Terjadinya Sindrom Ovarium Polikistik pada Remaja (2020), Sriwijaya Journal of Medicine
- Association of Demographic and Dietary Factors with Abdominal Obesity Among Women of Childbearing Age in Indonesia (2024), Jurnal Kesehatan Reproduksi
- The influence of Obesity on Polycystic Ovary Syndrome Rates in Women of Reproductive Age in East Java (2024), Journal of Nursing Science Update