Pro Kontra Susu Low Fat yang Perlu Kamu Tahu!

pro-kontra-susu-low-fat

Saat menjalani program penurunan berat badan, selain menjaga makan dan olahraga, menjaga kesehatan tubuh seperti kekuatan otot dan tulang tetap penting agar tubuh tetap bertenaga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Susu rendah lemak (low-fat), sering jadi pilihan karena kandungan kalorinya lebih rendah.

Namun, di balik manfaatnya, susu low-fat juga punya sisi kontra yang perlu dipertimbangkan. Lalu, apa saja pro kontra yang sering menjadi primadona para pengamat diet? Berikut penjelasan lengkapnya!

Keunggulan Susu Low Fat

1. Rendah Kalori, Rendah Lemak

Sesuai namanya, susu low-fat diproduksi dengan mengurangi kadar lemak di dalamnya. Dalam 1 gelas (sekitar 200 ml), hanya terdapat sekitar 80 kkal energi dan 2,5 gram lemak, jauh lebih rendah dibandingkan susu full-cream. Kandungan ini menjadikan susu low-fat alternatif yang baik bagi ApleFriends yang ingin tetap mendapatkan manfaat gizi susu tanpa menambah banyak kalori.

2. Menjaga Kesehatan Keseluruhan

Meski kadar lemaknya dikurangi, susu ini tetap kaya akan kalsium, vitamin D, fosfor, dan protein—komponen penting untuk menjaga kekuatan tulang dan massa otot. Ini sangat penting, apalagi selama diet, risiko kehilangan massa tulang dan otot bisa meningkat. Kandungan dalam susu juga mendukung fungsi saraf dan metabolisme, membantu tubuh tetap aktif sepanjang hari. 

3. Mencegah Penyakit Kronis

Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi susu low-fat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. 

Dalam sebuah penelitian, diet yang mengandung susu full-cream menunjukkan peningkatan kadar LDL dibandingkan dengan diet susu low-fat. Hal ini menegaskan bahwa pilihan susu low-fat dapat berperan dalam mencegah penyakit kronis, khususnya bagi individu dengan risiko hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.

Tapi, Ada Kelemahannya! 

1. Kurang Mengenyangkan 

Lemak dalam makanan berperan penting dalam menciptakan rasa kenyang. Karena kandungan lemaknya berkurang, susu low-fat cenderung kurang mengenyangkan dan bisa membuat kita cepat lapar kembali. Beberapa penelitian menyebut bahwa struktur asam lemak dalam susu juga memengaruhi hormon pengatur nafsu makan, meski mekanismenya belum sepenuhnya dipahami.

2. Proses Produksi Lebih Kompleks

Susu low-fat bisa diperoleh melalui proses mekanis (dengan memisahkan lemak dari susu) atau secara alami melalui pengaturan pola makan sapi perah. Salah satu pendekatan adalah dengan pemberian suplemen CLA (Conjugated Linoleic Acid) yang menghambat produksi lemak pada kelenjar susu. Metode ini memang menjanjikan, namun prosesnya cenderung lebih kompleks dan mahal dibandingkan susu biasa.

3. Berkurangnya Beberapa Zat Gizi

Karena lemak merupakan medium alami bagi vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Maka pengurangan lemak dalam susu bisa diikuti dengan penurunan kadar vitamin-vitamin tersebut. 

Dalam beberapa studi, susu skim atau susu low-fat yang tidak difortifikasi ditemukan memiliki kandungan vitamin A dan D yang lebih rendah. Hal ini bisa menjadi perhatian, khususnya bagi individu dengan kebutuhan gizi khusus atau dalam masa pertumbuhan.

Kesimpulan 

Susu low-fat menawarkan banyak keuntungan, mulai dari pengurangan kalori, menjaga tulang dan otot selama diet, hingga membantu mencegah penyakit kronis. Namun, kekurangan seperti rasa kurang kenyang dan kemungkinan kehilangan beberapa zat gizi penting juga perlu diperhitungkan.

Kunci utamanya adalah menyesuaikan pilihan susu dengan kebutuhan tubuh, gaya hidup, dan pola makan secara keseluruhan. Bagi ApleFriends yang ingin menjaga berat badan dan kesehatan secara bersamaan, susu low-fat bisa menjadi salah satu opsi yang patut dipertimbangkan—tentu dengan tetap menjaga variasi dan keseimbangan dalam menu harian.

Baca Juga: Intoleransi Laktosa? Inilah 5 Susu Nabati Terbaik!

Referensi

  1. Impact of low-fat and full-fat dairy foods on fasting lipid profile and blood pressure: exploratory endpoints of a randomized controlled trial (2021), The American Journal of Clinical Nutrition 
  2. Effects of dairy products, calcium and vitamin D on ovarian cancer risk: a meta-analysis of twenty-nine epidemiological studies (2020), British Journal of Nutrition 
  3. Low Fat Milk | Science Direct
  4. The effects of whole milk compared to skim milk and apple juice consumption in breakfast on appetite and energy intake in obese children: a three-way randomized crossover clinical trial (2018), BMC Nutrition 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *