Ramai Galon Terduga Mengandung BPA, Apa Itu?

Akhir – akhir ini warganet dihebohkan oleh unggahan video pendek dari akun TikTok dr. Richard Lee. Dalam video tersebut, dr. Richard Lee mengatakan bahwa galon dari salah satu merk air minum dalam kemasan yang populer di Indonesia masih mengandung BPA.

Ia berpendapat bahwa galon tersebut berasal dari bahan polikarbonat dan dapat mengandung cemaran BPA.

Apa itu BPA?

Melansir dari Mayo Clinic, BPA merupakan kepanjangan dari bisphenol A, yaitu bahan kimia yang telah lama digunakan untuk membuat plastik dan resin sejak tahun 1950. (1)

Bisophenol A dapat ditemukan pada plastik berjenis polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat banyak digunakan pada wadah penyimpan bahan makanan dan minuman, contohnya pada botol minum. (1)

Sedangkan resin epoksi banyak ditemukan dalam produk – produk berbahan dasar logam, seperti kaleng makanan dan minuman, tutup botol berbahan logam, dan keran air.

Mengapa berbahaya?

Masalah dapat timbul ketika kandungan BPA dalam wadah makanan atau minuman berpindah dan mencemari makanan atau minuman yang kita konsumsi.

Sejumlah penelitian mengemukakan bahwa paparan BPA dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan pada otak dan kelenjar prostat dari janin, bayi, dan anak – anak. Senyawa ini juga berpotensi menyebabkan autisme dan gangguan ADHD pada anak.

Penelitian lain mengatakan bahwa senyawa ini juga dapat menyebabkan beberapa gangguan endokrin, syaraf, hingga berpotensi menyebabkan kanker. (2)

Regulasi terkait BPA

Walaupun begitu, U.S. Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas dan penyusun regulasi tentang makanan dan obat milik Amerika Serikat menyatakan bahwa kadar cemaran BPA yang sangat sedikit, seperti yang kadang ditemui pada makanan, tidak berbahaya.

Walaupun begitu, masih diperlukan pemantauan dan penelitian lebih lanjut tentang batas aman dari cemaran senyawa ini pada makanan dan minuman.

Sedangkan untuk regulasi tekait BPA di Indonesia sendiri, menurut Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019, disebutkan bahwa kadar maksimal cemaran Bisophenol A pada makanan dan minuman adalah 0,6 ppm. (3)

Kadar tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh negara lain. Banyak negara di Eropa dan Amerika Selatan telah menurunkan standar maksimal kadar cemaran BPA dari yang semulanya 0,6 ppm menjadi 0,05 ppm. (4)

Sementara itu, berdasarkan temuan BPOM tahun 2021 dan 2022, terdapat 3,4% sampel galon di Indonesia yang tidak memenuhi persyaratan batas maksimal cemaran BPA. Selain itu, juga terdapat 77,88% sampel galon yang memiliki tingkat cemaran senyawa ini sebanyak 0,05-0,6 ppm. (5)

Tips meminimalkan cemaran BPA

Berdasarkan fakta tersebut, kita sebagai konsumen sebaiknya lebih cermat lagi dalam memilih kemasan makanan atau minuman. Berikut ini adalah tips yang bisa kamu terapkan untuk meminimalisir cemaran BPA:

  1. Gunakan produk bebas BPA. Saat ini, telah banyak produsen yang memproduksi wadah makanan dan minuman bebas BPA. Kamu dapat memilih wadah yang berlabel “BPA free”. BPOM juga dikabarkan tengah menyusun peraturan bagi produsen makanan dan minuman untuk melabeli kemasannya dengan label “berpotensi mengandung BPA” apabila kemasan tersebut berasal dari bahan plastik polikarbonat dan resin epoksi.
  2. Hindari pengolahan dengan panas dan lindungi wadah plastik dari sengatan sinar matahari. Panas dapat menyebabkan pelepasan BPA pada wadah plastik dan memungkinkan terjadinya pencemaran senyawa tersebut. Hindari menyimpan makanan pada wadah plastik saat sedang dalam keadaan panas, Selain itu, jangan letakkan makanan yang disimpan dalam wadah plastik pada microwave atau dishwasher.
  3. Gunakan alternatif lain selain wadah plastikkamu dapat menggunakan wadah yang terbuat dari gelas, porselen, atau stainless-steel untuk menyimpan makanan dan minuman yang masih panas.

Baca juga: Mengulik Perseteruan Codeblu vs. Farida Nurhan tentang Kotoran Udang

Referensi:

  1. What is BPA, and what are the concerns about BPA?
  2. Isu BPA dalam air minum kemasan galon, ancaman nyata atau perang dagang?
  3. PEDOMAN IMPLEMENTASI PERATURAN BADAN POM NO 20 TAHUN 2019 TENTANG KEMASAN PANGAN
  4. BPOM Sebut Dunia Perketat BPA di Kemasan Pangan dan Air Minum
  5. Aspadin Kukuh Tolak Pelabelan BPA, meski BPOM Temukan Indikasi Kontaminasi di Galon Guna Ulang

Penulis: Sophia Arina Zahra, S.Gz | Editor: Lilik Laras Shinta, S.Gz | Image by. Freepik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *