Merokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok itu sendiri, tetapi juga dapat berdampak serius pada anggota keluarga, terutama anak-anak. Salah satu risiko yang mungkin terjadi akibat paparan asap rokok adalah stunting, yaitu kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat sehingga memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan standar usianya.
Bagaimana Merokok Orang Tua Mempengaruhi Anak?
Penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa balita yang tinggal dengan orang tua perokok cenderung memiliki berat badan 1,5 kg lebih rendah dibandingkan dengan balita yang orang tuanya tidak merokok. Selain itu, risiko balita tersebut mengalami stunting meningkat sebesar 5,5%.
Efek Rokok bagi Tumbuh Kembang Anak
Paparan asap rokok dalam jangka panjang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan, baik bagi perokok aktif maupun pasif. Berikut adalah beberapa dampak ilmiah dari rokok yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak:
1. Gangguan Asupan Nutrisi
Zat-zat beracun dalam asap rokok, seperti nikotin dan karbon monoksida, dapat mengganggu penyerapan nutrisi esensial dalam tubuh, termasuk kalsium dan zat besi yang penting untuk pertumbuhan anak.
2. Peningkatan Risiko Infeksi Pernapasan
Anak yang terpapar asap rokok lebih rentan mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti bronkitis dan pneumonia. Hal ini disebabkan oleh iritasi yang ditimbulkan oleh zat-zat beracun yang terkandung dalam asap rokok.
3. Gangguan Fungsi Paru-Paru
Penelitian menunjukkan bahwa paparan asap rokok pada anak dapat menurunkan kapasitas paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit asma serta alergi.
4. Kerusakan DNA dan Mutasi Sel
Beberapa penelitian dalam bidang biologi molekuler menunjukkan bahwa paparan rokok dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan DNA, yang berpotensi menghambat perkembangan sel tubuh pada anak.
Efek Rokok bagi Ibu Hamil
Paparan asap rokok juga berdampak serius bagi ibu hamil, yang secara langsung dapat memengaruhi kesehatan janin. Berikut beberapa dampak ilmiah yang telah diteliti:
1. Risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di plasenta, mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke janin. Akibatnya, bayi yang lahir dari ibu yang terpapar asap rokok cenderung memiliki berat badan lahir rendah, yang berisiko mengalami stunting di kemudian hari.
2. Peningkatan Risiko Keguguran dan Kelahiran Prematur
Paparan karbon monoksida dari rokok dapat menghambat aliran oksigen dalam darah ibu dan janin, meningkatkan kemungkinan keguguran dan kelahiran prematur.
3. Gangguan Perkembangan Otak Janin
Zat beracun dalam rokok, seperti tar dan karbon monoksida, dapat memengaruhi perkembangan sistem saraf pusat janin, yang berisiko menyebabkan gangguan kognitif pada anak.
4. Risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang terpapar asap rokok selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi yang mengalami Sindrom Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS).
Dampak Ekonomi dan Pengeluaran Keluarga
Kebiasaan merokok juga mempengaruhi alokasi pengeluaran dalam keluarga. Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok menempati posisi kedua terbesar dalam keluarga, bahkan tiga kali lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk makanan bergizi seperti telur, daging, dan ayam. Hal ini menunjukkan bahwa belanja rokok seringkali mengurangi anggaran untuk kebutuhan esensial yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Langkah Pencegahan
Untuk mencegah stunting dan memastikan pertumbuhan optimal anak, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan langkah-langkah berikut:
1. Berhenti Merokok: Menghentikan kebiasaan merokok akan mengurangi paparan asap rokok pada anak dan meningkatkan alokasi anggaran untuk kebutuhan gizi keluarga.
2. Peningkatan Kesadaran: Menyadari dampak negatif merokok terhadap anak dapat mendorong orang tua untuk membuat keputusan yang lebih bijak terkait kesehatan keluarga.
3. Konsultasi Kesehatan: Memanfaatkan layanan konseling berhenti merokok yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga kesehatan dapat membantu proses berhenti merokok.
Baca juga: Peran Gizi dalam Pencegahan Stunting: Ini Langkah Penting yang Harus Diketahui
Referensi:
- Peneliti UI: Anak dari Perokok Cenderung Memiliki Tubuh Pendek – Detik Health
- Perokok Aktif di Indonesia Tembus 70 Juta Orang, Mayoritas Anak Muda – Sehat Negeriku
- Pajanan Rokok Sebabkan Anak jadi Stunting – Sehat Negeriku
- Dampak Buruk Rokok pada Tumbuh Kembang Anak – Ayo Sehat
- Kementerian PPPA: Orangtua Perokok Sebabkan Anak Stunting – Kompas.com
- Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkoso Kabupaten Barru (2023), Jurnal Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan (JPKK)
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien