Bagi ibu menyusui, ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar dapat memberikan yang terbaik untuk bayi. Tak jarang, banyak ibu yang merasa bingung dan tertekan dengan berbagai mitos tentang menyusui yang beredar di masyarakat.
Artikel ini akan membahas mitos umum tentang ibu menyusui dan membongkar fakta sehingga ibu dapat membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan mereka dan bayi tercinta.
Mitos #1: Jangan Kasih ASI Pertama ke Bayi, Karena ASI yang Pertama Keluar Adalah ASI Kotor

Warna kolostrum yang kekuningan atau kental sering disalahartikan sebagai “kotor,” padahal justru sebaliknya, kolostrum adalah ASI pertama yang sangat penting dan sebagai “makanan super” untuk bayi baru lahir.
Fakta: Kolostrum kaya akan zat gizi, protein, dan antibodi, terutama imunoglobulin A (IgA), yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Sebagai ibu menyusui, jangan ragu untuk memberikan kolostrum kepada bayi ibu. Bahkan, kolostrum sering disebut sebagai “vaksin pertama” karena kandungan antibodinya yang sangat bermanfaat untuk kesehatan bayi.
Jika mendengar mitos ini, pastikan untuk menyebarkan fakta bahwa kolostrum adalah bagian penting dari zat gizi bayi baru lahir.
Mitos #2: Ibu Menyusui Harus Minum Susu Biar ASInya Lancar
Susu dianggap mempengaruhi jumlah ASI dan sebagai simbol “pelancar ASI”. Faktanya, minum susu bukan syarat utama agar ASI cepat keluar.
Fakta: Produksi ASI bergantung pada hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan oksitosin (untuk mengeluarkan ASI), serta prinsip supply and demand (semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi). Minum susu hanya membantu memenuhi kebutuhan kalsium ibu, bukan langsung meningkatkan produksi ASI.
Fokus pada pola makan yang seimbang dan bervariasi, kaya akan protein, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan makanan yang mengandung lemak sehat, contohnya ikan, telur, biji-bijian. Pastikan hidrasi yang cukup dengan minum air putih, konsumsi buah utuh maupun divariasikan sebagai jus buah.
Mitos #3: Hindari Makan Ikan, Bikin Bayi Tidak Mau Menyusui Karena ASI Amis
Bau amis dari ikan sering dihubungkan dengan ASI. Beberapa orang percaya bahwa bayi akan menolak menyusu jika ASI beraroma atau berasa “tidak biasa,” akibatnya ikan dianggap sebagai makanan yang harus dihindari.

Fakta: Makan ikan tidak akan membuat ASI menjadi amis. Rasa atau aroma ASI dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu, tetapi makan ikan, khususnya ikan yang segar, justru sangat bermanfaat untuk ibu menyusui. Ikan kaya akan protein, omega-3, dan DHA yang membantu perkembangan otak bayi.
Pilih ikan yang segar dan rendah merkuri, seperti salmon, kembung, atau tuna untuk mendapatkan manfaat omega-3 dan DHA tanpa risiko. Makan ikan adalah langkah yang sangat baik untuk mendukung gizi ibu menyusui dan kesehatan bayi, jadi tidak perlu takut dengan mitos ini.
Mitos #4: Ibu Menyusui Jangan Makan Pedas, Nanti Bayinya “Kepedesan”
Banyak orang percaya bahwa apa yang dimakan oleh ibu menyusui akan langsung mempengaruhi rasa ASI yang diminum oleh bayi.

Fakta: Bayi tidak bisa merasakan rasa pedas dari makanan yang dikonsumsi ibu. Namun, rasa makanan seperti bawang, rempah, atau cabai memang dapat sedikit mempengaruhi rasa ASI. Ini sebenarnya membantu bayi mengenal berbagai rasa sejak dini, yang bermanfaat saat ia mulai makan makanan padat. Hanya sedikit bayi yang sensitif terhadap makanan pedas, jadi tidak perlu langsung menghindarinya.
Konsumsi makanan pedas secara bertahap dan amati reaksi bayi. Tidak semua bayi sensitif terhadap makanan pedas, jadi eksperimenkan pola makan ibu secara bertahap.
Mitos #5: ASI Encer Kualitasnya Buruk, Gizinya Kurang Untuk Bayi
Warna dan kekentalan ASI sering disalahartikan sebagai indikator kualitas. ASI encer mungkin terlihat kurang bernutrisi, padahal keduanya saling melengkapi.
Fakta: ASI encer adalah hal yang normal dan bukan berarti kualitasnya buruk. Faktanya, ASI terdiri dari Foremilk (ASI awal), memiliki sifat lebih encer, menghidrasi bayi, dan kaya laktosa. Hindmilk (ASI akhir) lebih kental, berwarna putih kekuningan, dan kaya lemak untuk membantu pertumbuhan bayi.
Bayi membutuhkan keduanya untuk memenuhi kebutuhan gizinya, dan tubuh ibu secara alami memproduksi ASI sesuai kebutuhan bayi.
Mitos seputar ibu menyusui sering kali beredar luas. Jangan biarkan informasi yang salah mengganggu perjalanan menyusui ibu yang penuh kebahagiaan ini. Maka dari itu, pastikan ibu mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan konsultasi dengan ahli gizi atau tenaga medis untuk mendapatkan dukungan yang ibu butuhkan.
Author: Fatin Alifah, S.Gz
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
References:
- 7 Myths about breastfeeding – WebMD
- Cek mitos dan fakta seputar ibu menyusui – Universitas Gajah Mada
- What is colostrum? Nutrition, benefits, and downsides – Healthline
- Colostrum: benefits, functions, and more – WebMD
- Breastfeeding and a mother’s diet: myths and facts – La Leche Leaugue