Piridoksin atau vitamin B6 merupakan vitamin yang bagus untuk kesehatan tubuhmu. Kabar baiknya, kebutuhan vitamin B6 bisa dengan mudah dipenuhi dari konsumsi makanan.
Bersama dengan vitamin B kompleks lainnya, vitamin B6 juga terlibat dalam metabolisme zat gizi makro di dalam tubuh. Tak hanya itu, vitamin B6 juga bermanfaat bagi otakmu.
Kalau kamu ingin punya otak yang encer dan cepat belajar, kebutuhan vitamin B6 harian harus kamu perhatikan.
Berapa banyak kebutuhan vitamin B6 dalam sehari?
Berapa Banyak Kebutuhan Vitamin B6?
Angka kecukupan vitamin B6 dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan kondisi khusus seperti hamil dan menyusui pada wanita.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, kebutuhan vitamin B6 adalah sebagai berikut
Bayi/Anak | |
0-5 bulan | 0,1 mg |
6-11 bulan | 0,3 mg |
1-3 tahun | 0,5 mg |
4-6 tahun | 0,6 mg |
7-9 tahun | 1 mg |
Remaja hingga Dewasa | ||
Usia | Pria | Wanita |
10-18 tahun | 1,3 mg | 1,2 mg |
19-49 tahun | 1,3 mg | 1,3 mg |
50 tahun atau lebih | 1,7 mg | 1,5 mg |
Kondisi Khusus | |
Hamil (trimester 1-3) | +0,6 mg |
Menyusui | +0,6 mg |
Manfaat Vitamin B6
Meskipun vitamin B6 bagus untuk otak, bukan berarti hanya itu saja manfaat satu-satunya. Ada beragam manfaat lain dari vitamin B6, di antaranya:
1. Meningkatkan Kesehatan Otak
Salah satu peran vitamin B6 di dalam tubuh adalah membantu pembentukan neurotransmitter.
Neurotransmitter adalah senyawa yang mengirimkan sinyal/pesan di dalam saraf. Senyawa inilah yang membuat saraf bekerja dengan baik.
Otak adalah organ yang dipenuhi dengan saraf-saraf. Sehingga, pembentukan neurotransmitter dapat meningkatkan aktivitas saraf di dalam otak. Hal inilah yang membuat otak makin aktif.
Selain itu, vitamin B6 diduga memiliki potensi untuk mencegah penyakit seperti Alzheimer. Tapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
2. Memperbaiki Mood
Selain kemampuan otak dalam mengolah informasi, neurotransmitter juga berperan dalam kondisi mood seseorang. Sehingga, vitamin B6 secara tidak langsung juga dapat memperbaiki mood.
Hal ini terjadi karena neurotransmitter yang terbentuk berkat vitamin B6 berperan dalam produksi beberapa hormon.
Hormon-hormon tersebut adalah serotonin dan dopamin. Kedua hormon tersebut dapat mempengaruhi emosi, mengurangi rasa cemas, dan memberikan rasa senang.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Vitamin B6 berperan menjaga kesehatan jantung dengan cara menjaga kadar homosistein agar tetap normal. Apa itu homosistein?
Homosistein adalah asam amino yang memberikan dampak negatif bagi tubuh jika kadarnya berlebihan. Salah satu dampak negatif itu adalah meningkatkan peluang terbentuknya plak pada pembuhuh darah.
Menurut sebuah studi, orang-orang yang punya kadar vitamin B6 di dalam darah yang rendah memiliki risiko terserang penyakit jantung hingga 2x lipat.
4. Mencegah Anemia
Salah satu peran vitamin B6 adalah terlibat dalam produksi sel darah merah. Sehingga, vitamin B6 juga turut andil dalam mencegah anemia.
5. Mengurangi Mual Selama Kehamilan
Salah satu hal yang bisa dirasakan selama kehamilan adalah gejala mual hingga muntah, atau yang sering disebut morning sickness.
Morning sickness sering membuat wanita merasa tidak nyaman. Namun, hal itu bisa dikurangi dengan asupan vitamin B6 yang cukup.
Sebuah studi yang melibatkan 342 wanita hamil dengan usia kehamilan 17 minggu menunjukkan bahwa, suplementasi vitamin B6 sebanyak 30 mg bisa mengurangi gejala morning sickness secara signifikan.
Namun, jika kamu sedang hamil dan mengalami morning sickness, tetap disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk mengurangi gejala.
6. Mencegah Penyakit Mata
Vitamin B6 juga berperan dalam menjaga kesehatan mata. Terutama, dalam mencegah degenerasi makula.
Degenerasi makula adalah gangguan penglihatan karena adanya penurunan fungsi mata. Biasanya, terjadi pada orang lanjut usia.
Menurut sebuah studi, degenerasi makula juga berkaitan dengan tingginya kadar homosistein di dalam darah.
Vitamin B6 dapat menjaga kesehatan mata dengan cara menjaga kadar homosistein agar tetap normal.
Penulis: I Putu Febrian Andira Putra, S.Gz., Editor: Ulfa Ratriana, S.Gz.,