American Society of Hematology menjelaskan bahwa darah adalah cairan tubuh yang sudah memiliki fungsi khusus di tubuh. Darah berperan penting untuk membawa molekul yang diperlukan tubuh. Kehilangan darah dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sehingga transfusi darah diperlukan untuk mengganti kehilangan darah.
Zat gizi berperan penting bagi pendonor sebelum dan sesudah melakukan donor darah. Asupan zat gizi yang baik sebelum dan sesudah donor darah dapat mempercepat pemulihan pada pendonor. Kira-kira, bagaimana peran zat gizi untuk menjaga kesehatan pendonor darah?
Manfaat Donor Darah untuk Tubuh
Artikel di Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan menjelaskan bahwa donor darah adalah proses pengambilan darah seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah. Darah tersebut dapat digunakan untuk transfusi darah di masa yang akan datang.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, syarat umum bagi pendonor darah sebagai berikut.
- berusia minimal 17 tahun;
- berat badan minimal 45 kg;
- jarak waktu dengan donor darah sebelumnya 2 bulan; dan
- dalam keadaan sehat (tidak demam atau infeksi lainnya) sebelum melakukan donor darah.
Skrining awal dilakukan oleh petugas kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh calon pendonor yang meliputi pemeriksaan Hb, tekanan darah, denyut nadi, dan riwayat kesehatan.
Donor darah dapat memberikan berbagai manfaat bagi tubuh. Menurut artikel di Global Journal of Transfusion Medicine, donor darah dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan untuk tubuh, seperti:
- menurunkan resiko penyakit kardiovaskular;
- dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan serangan jantung; dan
- menurunkan akumulasi zat besi.
Artikel di Cellular Physiology and Biochemistry menjelaskan bahwa banyaknya orang yang ditolak untuk melakukan donor darah seiring dengan tingginya permintaan transfusi darah memberikan dampak negatif terhadap persediaan darah. Beberapa penyebab penolakan donor darah terdiri dari status kesehatan menurun, meningkatnya penyakit infeksi, dan rendahnya promosi mengenai donor darah.
4 Zat Gizi Penting untuk Pendonor
Artikel di Cellular Physiology and Biochemistry menjelaskan bahwa memastikan kesehatan sebelum dan sesudah donor darah penting untuk memastikan suplai darah yang sehat. Pengaturan makan, hidrasi, dan kesehatan secara umum memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas darah yang didonorkan dan pemulihan setelah melakukan donor darah.
Tujuan utama pada pengaturan makan (diet) pendonor darah adalah mengembalikan kondisi tubuh menjadi optimal setelah kehilangan cairan akibat melakukan donor darah. Berikut zat gizi yang perlu diperhatikan untuk pendonor darah.
1. Zat Besi
Healthline menjelaskan bahwa zat besi berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Simpanan zat besi digunakan untuk mengganti zat besi yang hilang karena donor darah. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia defisiensi zat besi.
Sumber zat besi terbagi menjadi dua; heme dan nonheme. Zat besi heme berasal dari sumber hewani seperti daging sapi, ayam, ikan, boga bahari, dan telur. Jenis Zat besi ini dapat diserap tubuh hingga 30 persen. Zat besi nonheme berasal dari sumber nabati seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan, dan serealia yang difortifikasi zat besi. Zat besi nonheme dapat diserap tubuh 2 hingga 10 persen.
2. Vitamin C
Penelitian dari Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa asupan vitamin C berbanding lurus dengan kadar hemoglobin. Vitamin C berperan dalam absorpsi dan metabolisme zat besi. Healthline menjelaskan bahwa vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi nonheme.
Healthline menjelaskan bahwa buah pepaya, semangka, melon, jeruk, kiwi, nanas, dan stroberi merupakan sumber vitamin C yang baik.
3. Asam Folat dan Vitamin B12
Artikel di Cellular Physiology and Biochemistry menjelaskan bahwa asam folat dan vitamin B12 berperan penting untuk menjaga jumlah sel darah merah di tubuh. Kekurangan asam folat dan vitamin B12 dapat menyebabkan sel darah merah tidak terbentuk dengan baik sehingga terjadi anemia megaloblastik.
Asam folat bersumber dari pangan banyak terdapat di sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, boga bahari, telur, daging sapi, daging ayam, dan serealia. Sumber pangan yang memiliki asam folat tertinggi adalah bayam hijau dan hati.
Sumber pangan vitamin B12 ditemukan di pangan hewani seperti boga bahari, daging sapi, daging ayam, telur, dan produk susu.
4. Air
Hidrasi sangat penting untuk menjaga jumlah cairan dalam tubuh. Cairan tubuh ikut hilang bersama dengan darah yang didonorkan. Penelitian dari Universitas Pomerania Polandia menunjukkan bahwa hidrasi sebelum donor darah sangat penting untuk menjaga volume dan tekanan darah, mempermudah proses donor darah, dan mengurangi resiko pusing dan pingsan setelah melakukan donor darah.
Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa minum air 8 hingga 12 gelas (2-3 liter per hari) dapat menjaga keseimbangan cairan tubuh setelah melakukan donor darah.
Pemulihan kondisi tubuh setelah donor darah akan lebih cepat apabila sudah menjalani gaya hidup dan diet yang sehat. Mari jalani gaya hidup dan diet yang sehat untuk kondisi tubuh yang lebih baik.
Baca Juga: Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Menerima Donor ASI!
Referensi
- Blood Basics – American Society of Hematology
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah (2015), Republik Indonesia
- The Inconspicuous Health Benefit of Blood Donation (2020), Global Journal of Transfusion Medicine
- Optimisation of Blood Donor Nutrition: Blood Donor Health Improvement Studies (2024), Cellular Physiology and Biochemistry
- The Best Foods to Eat Before Donating Blood – Healthline
- Hubungan Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C, Fitat, dan Tanin terhadap Kadar Hemoglobin Calon Pendonor Darah Laki-Laki (Studi di Unit Donor Darah PMI Kota Semarang) (2018), Jurnal Kesehatan Masyarakat
- Pedoman Gizi Seimbang (2014), Kementerian Kesehatan RI
Editor: Eka Putra Sedana

