Sudah Aman Hasil Uji, Shine Muscat yang Beredar di Indonesia Tidak Berbahaya

Shine Muscat adalah jenis anggur premium asal Jepang yang semakin populer di Asia, termasuk Indonesia, karena rasanya yang manis, teksturnya yang renyah, dan aromanya yang khas. Anggur ini memiliki warna kulit hijau terang dan bisa langsung dimakan tanpa harus dikupas, menjadikannya praktis dan menarik bagi konsumen. 

Karena kualitasnya yang tinggi, Shine Muscat sering dibanderol dengan harga yang lebih mahal dibandingkan jenis anggur lainnya. Popularitasnya terus meningkat berkat kemunculannya di pasar internasional, terutama di kalangan penggemar buah-buahan premium.

Namun, baru-baru ini, muncul kekhawatiran mengenai kandungan residu kimia berbahaya pada anggur Shine Muscat. Hal ini terjadi setelah adanya laporan dari Thailand yang menemukan residu pestisida melebihi batas aman pada produk ini. Dua bahan kimia yang ditemukan melebihi batas aman adalah chlorpyrifos dan endrin aldehyde, yang keduanya dilarang di Thailand karena risiko kesehatan yang ditimbulkan. 

Selain itu, hasil uji oleh Dewan Konsumen Thailand (TCC) juga menunjukkan adanya residu lain, seperti triasulfuron, cyflumetofen, dan tetraconazole, yang kadarnya melebihi batas aman atau tidak diatur oleh standar Thailand. Temuan ini mendorong FDA Thailand untuk mempertimbangkan tindakan hukum terhadap para importir. Selain itu juga melakukan penarikan produk yang terkontaminasi demi keamanan konsumen​

Kabar ini kemudian menarik perhatian otoritas pangan di beberapa negara, termasuk Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Mereka segera melakukan pengujian independen untuk memastikan keamanan Shine Muscat yang beredar di pasar lokal mereka.

Pada Senin, 28 Oktober, Kementerian Kesehatan Malaysia (MoH) mengumumkan hasil pengujian residu kimia pada anggur Shine Muscat. Dalam program Keamanan dan Mutu Pangan yang berlangsung sejak 2020 hingga September 2024, sebanyak 5.561 sampel buah telah diuji, termasuk anggur Shine Muscat. Hasil uji ini menunjukkan tidak adanya residu berbahaya yang dapat mengancam kesehatan konsumen.

Sebanyak 234 sampel anggur turut dianalisis dalam pemeriksaan ini, dan hanya empat sampel (1,71 persen) yang melebihi batas maksimum residu yang diperbolehkan. Namun, anggur Shine Muscat tidak termasuk di antara sampel yang melampaui batas tersebut, seperti disampaikan oleh perwakilan Kemenkes Malaysia.

Setelah Malaysia, Badan Pangan Singapura (SFA) turut mengonfirmasi bahwa anggur Shine Muscat yang beredar di negara tersebut aman dikonsumsi. Pada 30 Oktober, SFA menyatakan hasil investigasi mereka menunjukkan tidak adanya kandungan zat kimia berbahaya dalam anggur jenis ini. Meski demikian, SFA menegaskan bahwa pengawasan terhadap kualitas buah dan sayuran di Singapura akan terus dilakukan guna memastikan keamanan pangan.

Di Indonesia, keamanan anggur Shine Muscat telah dikonfirmasi melalui hasil uji cepat residu pestisida oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Pernyataan disampaikan oleh Yusra Egayanti, Plh Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, yang menyebutkan bahwa hasil rapid test menunjukkan tidak adanya zat berbahaya pada anggur tersebut. 

Yusra, mengatakan bahwa, hasil rapid test yang dilakukan bersama Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) memastikan bahwa anggur Shine Muscat aman untuk dikonsumsi pada tanggal 31 Oktober 2024. Dengan hasil investigasi yang positif dari ketiga negara tersebut, konsumen di Indonesia dapat merasa lebih tenang saat mengonsumsi anggur ini. Selain itu, komitmen pemerintah untuk melakukan pengawasan berkala juga terus diperkuat guna menjamin kualitas dan keamanan produk buah impor.

Baca juga: Minuman Kolagen Noera Raih Top Brand Award untuk Ketiga Kalinya, Kini Hadir Dalam Kemasan Baru!

Editor: Aurellia Ryveka, S.Gz

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *