Sadarkah kamu, bahwa kita semua telah berkontribusi terhadap perubahan bumi yang semakin tua ini. Hal ini tidak luput karena sistem pangan kita dan pola makan kita sehari-hari. Oleh karena itu, sebaiknya mulai dari sekarang kita membantu dalam menjaga keberlanjutan lingkungan salah satunya dengan melakukan sustainable healthy diet.
Apa itu Sustainable Healthy Diet?
Menurut Food and Agricultural Organization (FAO) dalam Journal Appetite, Sustainable Healthy Diet atau diet berkelanjutan merupakan sistem pola makan berkelanjutan yang memiliki dampak rendah serta membawa kontribusi positif pada ketahanan pangan, gizi, dan kesehatan untuk lingkungan.
Dengan pola makan berkelanjutan ini secara tidak langsung kita telah membawa dampak positif terhadap kesehatan sekaligus kelestarian lingkungan.
Apa saja prinsip diet berkelanjutan?
Dalam jurnal Food Science and Technology International terdapat 3 prinsip pada diet berkelanjutan, yaitu :
1). Mengurangi konsumsi makanan yang tidak baik untuk tubuh
Contohnya yaitu makanan-makanan kemasan yang tidak mengandung nutrisi yang baik dan justru beberapa mengandung zat berbahaya. Dengan mengurangi makanan atau minuman kemasan, artinya kita juga mengurangi dampak kemasan yang merusak keseimbangan lingkungan.
2). Mengurangi konsumsi makanan hewani dan meningkatkan konsumsi nabati
Memperbanyak konsumsi nabati berdampak baik pada ekologis. Konsumsi makanan hewani tetap diperlukan, tetapi kebanyakan dari kita terkadang berlebihan dalam mengkonsumsinya.
Mengonsumsi makanan seperti daging yang berasal dari hewani dapat meningkatkan lemak jenuh, kolesterol bahkan dapat memicu risiko kanker, stroke, penyakit jantung, bahkan kematian.
Sedangkan, makanan nabati seperti sayuran dan buah mengandung banyak nutrisi baik bagi tubuh, seperti vitamin, karbohidrat, serat, dan banyak juga sayur serta buah yang mengandung antioksidan untuk menangkal racun dalam tubuh. Mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan sangat baik untuk orang yang sedang melakukan diet.
3). Mengurangi konsumsi makanan yang dapat menyebabkan emisi.
Dilansir dari savethechildren.or.id, sekitar sepertiga dari total makanan yang diproduksi di dunia setiap tahun berakhir di tempat sampah. Jumlah ini setara dengan sekitar 1,3 miliar ton bahan pangan – buah, sayur, daging, produk susu, seafood dan serealia.
Bahkan kerugian ekonomi akibat lenyapnya bahan pangan dapat mencapai Rp551 triliun per tahun. Jumlah ini setara 4-5% PDB Indonesia. Bagi lingkungan, emisi gas rumah kaca sampah makanan di negeri ini telah mencapai 1.702,9 megaton ekuivalen karbon dioksida (CO2eq).
Bagaimana cara menerapkan diet berkelanjutan ini?
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan agar makan menjadi lebih sehat dan berkelanjutan :
- Makan lebih banyak sayur dan buah
- Membatasi konsumsi sumber pangan hewani, berasal dari hewan
- Menanam sendiri sayuran untuk dikonsumsi
- Mengurangi sampah sisa makanan atau dapat digunakan untuk pakan ternak
- Meminimalisir penggunaan plastik kemasan
- Mengonsumsi makanan lokal
- Hindari memilih makanan olahan
- Makan dengan penuh kesadaran (mindful eating)
Dari beberapa uraian di atas, diet berkelanjutan menjadi salah satu jenis diet yang sangat memperhatikan tingkat nutrisi dalam tubuh sekaligus melindungi lingkungan.
Dalam jurnal Jurnal Flourishing, berbagai manfaat yang ada harus terus kita upayakan, maka sebagai generasi yang peduli terhadap lingkungan, kita perlu galakkan terkait diet berkelanjutan yang masih belum banyak diketahui masyarakat.
Baca juga: Food Estate: Solusi Ketahanan Pangan atau Ancaman Lingkungan?
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD
Referensi:
- Sustainable Diet sebagai Intervensi Pengurangan Konsumsi Fast Food Berlebihan (2023),Jurnal Flourishing 3(2): 48–55.
- Sustainable diets: The interaction between food industry, nutrition, health and the environment (2016), Food science and technology international
- Diet Ramah Lingkungan Cegah Perubahan Iklim – CNN Indonesia
- Krisis Iklim, Sisa Makanan Pengaruhi pemanasan Global – Save the Children