Berkembangnya bisnis Food and Beverages membuat perusahaan terus mengembangkan inovasi-inovasi yang menarik untuk masyarakat. Salah satu inovasinya adalah susu berperisa dengan berbagai varian rasa seperti vanila, stroberi, dan cokelat. Produk ini lebih populer di kalangan konsumen karena menawarkan cita rasa yang lebih menarik dibandingkan susu plain. Namun, penting untuk memahami perbedaan kandungan gizi dan pertimbangan kesehatan dari masing-masing varian ini.
Kandungan Gizi Susu Berperisa
Secara umum, susu berperisa memiliki kandungan gizi dasar yang mirip dengan susu plain, seperti protein, kalsium, dan vitamin. Namun, penambahan perisa dan pemanis dapat memengaruhi kandungan gizi secara keseluruhan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition College menunjukkan bahwa susu cair berperisa mengandung gula tambahan lebih tinggi dibandingkan susu cair plain. Kandungan gula tambahan per 100 ml pada susu cair plain berkisar antara 0,0 – 1,5 g. Sementara kandungan gula pada susu cair berperisa berkisar antara 2,1 – 10,4 g. Jadi, energi dari gula tambahan pada susu cair berperisa dapat mencapai 7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan susu cair plain.
Mendukung pernyataan dalam penelitian tersebut, penelitian lain menemukan bahwa kandungan gula total pada susu cair plain adalah sekitar 4,14 g per 100 ml. Sementara kandungan gula pada susu berperisa mencapai sekitar 8,85 g per 100 ml. Kandungan sukrosa pada susu cair plain adalah 0 g per 100 ml, sedangkan pada susu berperisa mencapai 5,1 g per 100 ml.
Perlu diperhatikan bahwa penambahan perisa dan pemanis dapat meningkatkan asupan kalori dan gula harian. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit terkait lainnya.
Dampak Kesehatan dari Konsumsi Gula Berlebih
Kenapa perbandingan gula tambahan dari jenis-jenis susu tersebut perlu diperbandingkan? Nyatanya, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan karbohidrat dan energi harian. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko obesitas dan penyakit terkait lainnya. Batasan asupan gula tambahan per hari telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu dengan maksimal 50 gram per hari. Jumlah ini setara dengan 4 sendok makan per orang per hari. Bahkan beberapa organisasi kesehatan internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merekomendasikan batas yang lebih rendah, yaitu tidak lebih dari 25 gram per hari untuk manfaat kesehatan tambahan
Batasan ini ditentukan karena dampak akan penyakit metabolik tersebut. Hal ini harus diperhatikan sedari dini karena paparan gula tinggi pada anak-anak dapat mengganggu metabolisme tubuh dan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan mereka secara keseluruhan. Selain itu, kebiasaan konsumsi gula tinggi dapat menyebabkan masalah seperti kecanduan makanan dan minuman manis, yang berpotensi meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Mendukung hal tersebut, data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa ada peningkatan prevalensi diabetes pada anak-anak. Peningkatan diabetes pada anak disebabkan oleh asupan gula berlebih.
Rekomendasi untuk Konsumsi Susu Berperisa
Meskipun susu berperisa aman untuk dikonsumsi, penting untuk memperhatikan asupan gula tambahan yang mungkin terkandung di dalamnya. Bagi individu yang memantau asupan kalori atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, disarankan untuk memilih susu dengan kandungan gula yang lebih rendah atau tanpa tambahan gula.
Selain itu, selalu periksa label gizi pada kemasan untuk memahami kandungan gizi dan menyesuaikannya dengan kebutuhan harian. Memilih susu dengan kandungan gizi yang sesuai dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi tanpa menambahkan asupan kalori atau gula yang tidak diperlukan.
Secara keseluruhan, memilih varian rasa susu sebaiknya disesuaikan dengan preferensi rasa dan kebutuhan gizi masing-masing individu, dengan tetap memperhatikan asupan gula dan kalori harian. Penambahan perisa dan pemanis pada susu berperisa dapat meningkatkan asupan kalori dan gula harian. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit terkait lainnya.
Baca juga: Susu Kacang Mete: Minuman Sehat dengan Rasa yang Unik
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- Penting, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Konsumsi Gula, Garam dan Lemak | Kemenkes RI
- Kajian Kandungan Gula dan Dampak Kesehatannya pada Produk Susu Cair, Minuman Susu, dan Minuman Mengandung Susu yang Terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (2023), Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar
- Profil Kandungan Makronutrien dan Gula Tambahan pada Produk Susu Cair dan Kontribusinya Terhadap Kecukupan Harian Batita (2023), Journal of Nutrition Collage
- Risiko diabetes anak dalam sekotak susu berperisa | Alinea
- Memahami Kandungan Gula Alami dan Tambahan pada Produk Susu | Parapuan