Masih banyak mitos-mitos beredar di masyarakat karena keberagaman budaya Indonesia. Salah satu mitos yang paling sering dibahas adalah mengenai pola makan ibu hamil yang sering kali menimbulkan kebingungan. Mitos-mitos itu dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berisiko bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting untuk memahami fakta ilmiah di balik berbagai mitos yang berkembang agar ibu hamil dapat menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang selama kehamilan.
Mitos Seputar Pola Makan Ibu Hamil dan Fakta Sebenarnya
Mitos 1: Ibu Hamil Harus Makan untuk Dua Orang
Walaupun kebutuhan kalori ibu hamil meningkat karena adanya janin, ibu hamil tidak perlu makan sejumlah dua kali lipat. Nyatanya penambahan kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil selama trimester pertama hanya sekitar 100-200 kalori per hari. Untuk trimester kedua dan ketiga, kebutuhan kalori meningkat hingga 340 dan 450 kalori per hari dibandingkan sebelum kehamilan.
Jadi, mengonsumsi makanan dua kali lipat pada ibu hamil tidak disarankan karena menyebabkan konsumsi kalori yang terlalu tinggi. Hal ini dapat mengarah kepada peningkatan berat badan berlebihan. Peningkatan berat badan yang sehat pada kehamilan dilakukan dengan meningkatkan asupan kalori secara bertahap selama kehamilan. Ibu hamil harus fokus pada kualitas makanan, bukan kuantitas, untuk memastikan ibu dan bayi mendapatkan gizi yang optimal.
Mitos 2: Makan Pedas Bisa Memicu Persalinan Lebih Cepat
Makanan pedas sering dikaitkan dengan pemicu kontraksi pada ibu hamil, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa itu dapat memicu persalinan lebih cepat karena kerja otot rahim tidak dipengaruhi oleh makanan dalam lambung. Sebaliknya, berlebihan dalam mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan penumpukan gas, refluks asam lambung, diare, bahkan heartburn. Untuk mengurangi risiko ini, sebaiknya hindari makan pedas saat perut kosong, serta batasi porsi makanan pedas. Jadi, meskipun tidak ada larangan makan pedas selama kehamilan, menghindari makanan pedas tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Mitos 3: Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Telur
Telur mentah atau setengah matang berisiko mengandung bakteri Salmonella, yang dapat menyebabkan komplikasi serius selama kehamilan. Selain itu, kandungan avidin dalam telur mentah dapat mengganggu penyerapan biotin. Oleh karena itu, ibu hamil harus memastikan makanan yang dikonsumsi matang dengan sempurna demi menjaga kesehatan diri dan janin. Telur yang dimasak dengan baik, seperti telur rebus atau telur orak-arik, aman untuk dikonsumsi. Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan dalam penyimpanan dan pengolahan telur, seperti menyimpannya di dalam kulkas dan mencuci tangan sebelum makan.
Mitos 4: Mengonsumsi Makanan Asin Bisa Menyebabkan Pembengkakan
Makanan asin dapat menyebabkan retensi cairan dan pembengkakan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan garam yang tinggi dalam makanan tersebut berpotensi meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, jantung berdebar, osteoporosis, serta gangguan pada ginjal. Untuk meminimalkan risiko, ibu hamil disarankan merendam makanan asin, seperti ikan asin, dalam air hangat sebelum dimasak. Namun, nyatanya pembengkakan selama kehamilan (edema) lebih sering dipicu oleh perubahan hormon daripada sekadar konsumsi makanan asin. Oleh karena itu, ibu hamil tetap boleh mengonsumsi makanan asin, tetapi harus memperhatikan kondisi kesehatan, terutama jika memiliki tekanan darah tinggi.
Mitos 5: Ibu Hamil Tidak Bisa Makan Ikan
Ibu hamil memang perlu berhati-hati dalam mengonsumsi seafood karena berisiko mengandung mikroorganisme patogen jika dikonsumsi mentah, yang dapat menyebabkan infeksi seperti listeriosis dan toksoplasmosis. Ada beberapa jenis ikan dengan kadar merkuri tinggi, seperti ikan hiu, mackerel, dan tuna. Jenis-jenis ikan tersebut sebaiknya dihindari karena dapat berdampak negatif pada perkembangan otak janin. Namun, di lain sisi, ikan merupakan sumber penting asam lemak omega-3, protein, dan berbagai vitamin serta mineral yang bermanfaat bagi perkembangan janin. Oleh karena itu, makanan laut sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan bersih, terpasteurisasi, dan matang atau dimasak sempurna. Ibu hamil dapat mengonsumsi jenis ikan yang rendah merkuri seperti salmon dan sarden.
Banyak mitos seputar pola makan ibu hamil yang belum terbukti secara ilmiah. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memastikan mana informasi yang benar dari sumber yang terpercaya agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Dengan pola makan yang seimbang, ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan gizi yang optimal dan menjaga kesehatan selama kehamilan.
Baca juga: Murah Tapi Kaya Gizi: 4 Manfaat Ikan Lele untuk Ibu Hamil
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan | Alomedika
- Bolehkan Ibu Hamil Makan Telur Setengah Matang? | HelloSehat
- Bolehkah Ibu Makan Ikan Asin Saat Hamil? | HelloSehat
- Benarkan Makanan Pedas Bisa Bikin Kontraksi? Ini Faktanya | Hello Sehat