Siapa sih yang ga suka makan coklat? Makanan yang identik dengan rasa manisnya ini, membuat semua orang menyukainya. Tapi, pernah dengar ga kalau makan coklat bisa membuatmu bahagia? Hhmm, kira-kira benar ga ya? Yuk kita cari tahu!
Coklat terbuat dari biji pohon kakao. Pohon kakao dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang relatif tinggi dengan rata-rata tahunan maksimum 30–32 °C dan rata-rata minimum 18–21 °C serta umumnya kelembaban relatif tinggi. Rasa asli dari coklat sebenarnya pahit lhoh! Rasa pahit ini berasal dari kandungan polifenol pada biji kakao yang sangat melimpah yang bermanfaat sebagai antioksidan fenolik. Rasa pahit ini membuat coklat kurang disukai sehingga dilakukan beberapa perlakuan seperti menambahkan gula atau susu yang dapat meningkatkan cita rasa dari coklat seperti milk chocolate yang cenderung memiliki rasa yang lebih manis karena kandungan susu dan gulanya yang lebih tinggi. Namun, jika kamu ingin mencoba rasa coklat yang hampir mirip dengan sebenarnya, kamu bisa mencoba dark chocolate yang kandungan biji kakaonya lebih tinggi dibandingkan dengan tambahan gulanya.
Selain tinggi polifenol, coklat juga mengandung protein, lemak dan kaya akan mineral seperti potasium, fosfor, tembaga, besi, seng, dan magnesium. Dalam 100 gram biji kakao mengandung 20,4 gram protein dan 25,6 gram lemak. Jumlah protein mengalami penurunan setelah diproses menjadi produk seperti milk chocolate dan dark chocolate. Sedangkan jumlah lemak mengalami kenaikan. Selain itu, coklat juga mengandung theobramin dan phenylthylamine. Kedua zat tersebutlah yang memiliki peran dalam mengatur perasaan senang seseorang setelah mengonsumsi coklat. Hormon serotonin dalam otak akan meningkat akibat adanya kedua zat tersebut. Hormon serotonin adalah hormon yang juga dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Rendahnya kadar hormon serotonin dapat menyebabkan kurang tidur, depresi, dan kecemasan. Saat mengonsumsi coklat, selain hormon serotonin, hormon dopamin, oksitosin dan endorfin juga akan meningkat. Peningkatan ketiga hormon tersebut dapat menimbulkan perasaan bahagia. Kadar hormon endorfin yang tinggi dapat menghilangkan stress, kemudian dopamin yang tinggi dapat menimbulkan perasaan senang, dan oksitosin yang tinggi dapat membangkitkan kepercayaan dan membangun hubungan yang sehat.
Jadi bener ya makan coklat bisa bikin kamu bahagia. Eitss, tapi ga berhenti disitu saja, coklat juga memiliki manfaat buat kesehatan lhoh! Kandungan gizi pada coklat dapat bermanfaat bagi tubuh diantaranya:
- Menurunkan tekanan darah Kandungan polifenol yang tinggi pada coklat khususnya dalam biji kakao dan dark chocolate dapat meningkatkan produksi nitrogen oksida. Peningkatan nitrogen oksida dalam tubuh dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga tekanan darah dapat turun.
- Menurunkan risiko terkena stroke Stroke adalah suatu kondisi dimana pasokan darah menuju otak mengalami gangguan sehingga jumlahnya berkurang. Hal tersebut menyebabkan otak tidak mendapatkan asupan oksigen sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kandungan flavanol yang tinggi pada coklat terbukti dapat meningkatkan aliran darah terutama ke otak.
- Sebagai agen antidiabetes. Kakao dan flavonol yang terkandung dalam coklat dapat meningkatkan homeostasis glukosa dengan memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat di usus. Homeostasis glukosa adalah keadaan tubuh dalam mempertahankan glukosa darah atau mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan glukosa darah dalam tubuh. Kakao dan flavonol juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
- Menjaga kesehatan mikrobiota usus Mikrobiota usus memiliki peran yang penting dalam metabolisme seperti penyimpanan energi dan terjadinya gangguan metabolisme. Ketika mengonsumsi coklat, mikrobiota usus akan memetabolisme polifenol, valerolakton, dan berbagai asam fenolik memiliki potensi sebagai anti-inflamasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh Massot-Cladera et al. (2012) pada tikus yang diberi diet kakao selama 6 minggu memperoleh hasil terjadi penurunan yang signifikan dari persen Bacteroides, Clostridium, dan Staphylococcus. Studi yang lain dengan subjek manusia oleh Tzounis et al. (2011) menunjukkan terjadi perubahan mikrobiota usus setelah diberikan kakao selama 4 minggu.
- Menjaga imunitas tubuh. Kakao memiliki sifat pengatur pada sel imun. Flavonoid pada coklat memiliki efek yang positif pada sistem kekebalan tubuh seperti mengurangi pelepasan mediator, mengembalikan keseimbangan sel T-helper 1 dan T-helper 2, dan menurunkan produksi IgE yang mana IgE merupakan sel imun yang merespon terjadinya alergi. Hal ini menunjukkan bahwa coklat memiliki sifat anti-inflamasi
Namun, untuk mendapatkan manfaat-manfaat dari coklat, konsumsinya perlu ini dibatasi dalam jumlah wajar ya! Terlebih lagi, coklat yang dijual di pasaran memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Kalau kamu bingung tentang diet pada coklat, konsultasikan saja dengan diet partner!
Ditulis Oleh Muhammmad Yudha Rizka Alizar, Ditinjau Oleh Nutrsionis Lilik Laras Shinta, S.Gz
Referensi :
Francis, S. T., Head, K., Morris, P. G., & Macdonald, I. A. (2006). The effect of flavanol-rich cocoa on the fMRI response to a cognitive task in healthy young people. Journal of cardiovascular pharmacology, 47, S215-S220.Massot-Cladera, M., Pérez-Berezo, T., Franch, A., Castell, M., & Pérez-Cano, F. J. (2012). Cocoa modulatory effect on rat faecal microbiota and colonic crosstalk. Archives of biochemistry and biophysics, 527(2), 105–112. https://doi.org/10.1016/j.abb.2012.05.015Montagna, M. T., Diella, G., Triggiano, F., Caponio, G. R., De Giglio, O., Caggiano, G., Di Ciaula, A., & Portincasa, P. (2019). Chocolate, “Food of the Gods”: History, Science, and Human Health. International journal of environmental research and public health, 16(24), 4960. https://doi.org/10.3390/ijerph16244960 Tewari, G., Pande, L., and Pande, K.K. (2022). Mental Health and Nutrition: A Systematic Review of their Relationship. International Journal of Science and Research, 11(5)Tzounis, X., Rodriguez-Mateos, A., Vulevic, J., Gibson, G. R., Kwik-Uribe, C., & Spencer, J. P. (2011). Prebiotic evaluation of cocoa-derived flavanols in healthy humans by using a randomized, controlled, double-blind, crossover intervention study. The American journal of clinical nutrition, 93(1), 62–72. https://doi.org/10.3945/ajcn.110.000075Yankes.kemkes.go.id. (2022, 23 Juni). Anda Chocoholic? Ini Manfaatnya Bagi Kesehatan!. Diakses pada 22 Desember 2022, dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/89/anda-chocoholic-ini-manfaatnya-bagi-kesehatan#:~:text=Saat%20mengonsumsi%20cokelat%2C%20hormon%20kebahagiaan,sebagai%20respons%20atas%20mengonsumsi%20cokelat.