Scan Retina untuk Uang, Bahaya atau Aman? Simak Faktanya, ApleFriends!
Baru-baru ini, ramai fenomena masyarakat yang berbondong-bondong melakukan scan retina di sebuah perusahaan dengan iming-iming hadiah uang ratusan ribu rupiah. Caranya pun terlihat mudah: cukup datang ke lokasi, melakukan scan retina, dan langsung mendapatkan insentif—tanpa perlu memasukkan data pribadi apa pun.
Namun, banyak yang bertanya-tanya: Apa sebenarnya tujuan dari scan retina ini? Apakah aman, atau justru berbahaya?
Apa Sebenarnya Tujuan Scan Retina?
Scan retina atau lebih tepatnya scan iris sebenarnya memiliki berbagai manfaat, terutama dalam dunia kesehatan dan teknologi identifikasi. Dalam praktik medis, pemindaian retina atau iris digunakan untuk:
- Mendeteksi penyakit mata atau kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau hipertensi yang bisa memengaruhi pembuluh darah di retina.
- Autentikasi biometrik, yaitu sistem identifikasi yang memanfaatkan ciri fisik unik manusia—dalam hal ini pola iris mata.
Kenapa Scan Iris atau Retina Cocok Untuk Identifikasi?
Iris mata adalah bagian yang sangat cocok digunakan sebagai verifikasi identitas karena:
- Memiliki pola yang sangat unik dan kompleks, terbentuk secara acak sejak dalam kandungan.
- Tidak berubah seumur hidup dan tetap stabil seiring waktu, berbeda dengan sidik jari yang masih bisa berubah di masa kanak-kanak.
- Bisa dibaca tanpa sentuhan fisik, sehingga lebih higienis dan mengurangi risiko penularan penyakit.
- Bahkan pada kembar identik, pola iris tetap berbeda. Sehingga, pemindaian iris lebih akurat dan lebih kecil risiko salah identifikasi.
Apa Keunggulannya Dibanding Metode Lain?
Dibandingkan metode identifikasi lainnya seperti:
- Sidik jari (yang bisa berubah atau rusak karena luka),
- Kartu identitas (yang bisa hilang atau dipinjamkan),
- Password (yang bisa dilupakan atau dicuri),
Pemindaian iris atau retina memiliki tingkat akurasi tinggi, bisa dilakukan dari jarak jauh, dan hasilnya bisa keluar dalam waktu kurang dari 30 detik. Inilah mengapa iris scan semakin banyak digunakan di bandara, perbankan, hingga dalam uji klinis untuk memastikan peserta yang sama hadir di tiap tahap pengobatan.
Ternyata Ada Bahaya Tersembunyi?
Di balik kemudahan dan iming-iming hadiah dari praktik pemindaian iris atau retina yang belakangan ini viral, muncul sejumlah kekhawatiran serius. Beberapa penelitian menunjukkan adanya beberapa keluhan pada peserta penelitian seperti masalah pada penglihatan yang mereka rasakan setelah melakukan pemindaian, meskipun kaitan langsungnya masih perlu diteliti lebih lanjut. Kekhawatiran lain yang tak kalah penting adalah pengumpulan data pribadi tambahan dan bagaimana data tersebut akan digunakan atau disimpan.
Risiko Privasi dan Keamanan Data
Saat ini, belum ada solusi yang benar-benar aman untuk menyamarkan identitas dari hasil scan retina sambil tetap memungkinkan data tersebut digunakan untuk penelitian klinis secara terbuka. Hal ini membuat risiko kebocoran data pribadi menjadi sangat tinggi, terutama jika tidak ada sistem perlindungan yang kuat.
Selain itu, penting disadari bahwa semua jenis data kesehatan berdimensi tinggi—baik itu gambar retina, data genomik, atau kombinasi data medis dan demografis—memiliki risiko reidentifikasi, yakni data anonim yang bisa dikaitkan kembali dengan identitas asli seseorang.
Oleh karena itu, praktik berbagi data seperti ini sebaiknya hanya dilakukan dalam lingkungan penelitian yang terpercaya, dengan pengawasan ketat, perjanjian penggunaan data yang jelas, dan pelatihan etika bagi para penelitinya.
Bagaimana Menyikapi Fenomena Scan Retina Viral Ini?
Sebagai masyarakat yang semakin melek teknologi, kita harus bersikap kritis dan waspada. Bila suatu perusahaan atau pihak menawarkan imbalan uang untuk melakukan scan retina tanpa kejelasan tentang tujuan, keamanan, dan perlindungan data, maka penting untuk menolak atau minimal mencari tahu lebih dalam.
Jangan sampai hanya karena tergiur hadiah uang yang nilainya tidak seberapa, kita justru mengorbankan kesehatan mata dan data pribadi yang sangat bernilai dan rawan disalahgunakan. Maka dari itu, kita harus tetap waspada ya ApleFriends!
Baca Juga: Bukan Wortel, Justru Hati Sapi yang Kaya Vitamin A dan Bagus Untuk Kesehatan Mata Anak
Referensi
- Use of Iris Scanning for Biometric Recognition of Healthy Adults Participating in an Ebola Vaccine Trial in the Democratic Republic of the Congo: Mixed Methods Study (2021), Journal of Medical Internet Research
- Long-Term Experiences of Health Care Providers Using Iris Scanning as an Identification Tool in a Vaccine Trial in the Democratic Republic of the Congo: Qualitative Study (2025), JMIR Formative Research
- Retinal Scans and Data Sharing: The Privacy and Scientific Development Equilibrium (2023), Mayo Clinic Proceedings: Digital Health