Dugaan Korupsi Gizi PMT Balita, Apa Dampaknya? 

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan program intervensi atau perbaikan gizi yang melibatkan pembuatan makanan dengan bahan pangan lokal. Makanan tambahan tersebut diberikan dengan fokus utama untuk memperbaiki masalah gizi kurang, terutama pada balita dari keluarga kurang mampu. 

Dengan memberikan makanan tinggi energi, protein, dan vitamin, diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan keadaan gizi balita hingga balita dapat mencapai status gizi ideal. Namun, program ini justru diduga disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk kepentingan pribadi. 

Korupsi Pengurangan Nutrisi PMT, Apa Tujuannya?  

Kementerian Kesehatan diduga melakukan korupsi dalam program makanan tambahan balita dan ibu hamil. Kasus ini diperkirakan terjadi pada kepemimpinan periode 2016-2020 sebelum kepemimpinan Menteri Kesehatan Budi Sadikin. Saat ini, dugaan tersebut sedang diproses ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Modus dugaan korupsi ini dilakukan dengan menurunkan komposisi gizi dalam biskuit makanan tambahan cegah stunting. Nutrisi yang diperbanyak adalah tepung dan gula sehingga zat gizi lainnya seakan sengaja diabaikan. Tujuan modus dugaan korupsi ini tidak lain adalah untuk menekan biaya produksi sehingga dana yang seharusnya dialokasikan dapat masuk kantong pribadi. 

Nutrisi yang Seharusnya Ada pada PMT

Formulasi awal untuk 100 gram biskuit PMT mengandung 540 kalori, 9 gram protein, 14 gram lemak, dan 71 gram karbohidrat. Namun, seiring berjalannya waktu, formulasi tersebut dimodifikasi dengan diperkaya oleh 10 vitamin dan 7 mineral. Oleh sebab itu, kasus dugaan korupsi penurunan nutrisi biskuit PMT tersebut merugikan banyak pihak terutama sasaran program dari makanan tambahan tersebut. 

Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan telah mengganti biskuit yang digunakan sebagai PMT menjadi PMT berbasis bahan pangan lokal agar lebih mudah diakses oleh masyarakat. Dengan petunjuk teknis yang terbaru, nutrisi yang diberikan akan menekankan dari segi energi, protein, dan lemak agar memenuhi kebutuhan rata-rata balita. 

Dampak yang Ditimbulkan

Pengurangan nutrisi gizi dari makanan tambahan tersebut tentunya berdampak pada penurunan harga makanan yang menguntungkan oknum demi keuntungan pribadi. Namun, efeknya pada kelompok sasaran dapat dirasakan sementara maupun berkelanjutan sebagai berikut

1. Jangka Pendek

Penurunan nutrisi dengan mendominasi komposisi makanan dengan hanya gula dan tepung akan menyebabkan gizi anak tidak tercukupi. Dengan manipulasi komposisi ini, asupan makan sehari pada anak terancam tidak terpenuhi. 

2. Jangka Panjang

Goals yang ditetapkan dalam PMT balita adalah peningkatan berat badan adekuat dan perbaikan status gizi. Walaupun PMT bukan merupakan pengganti makan utama, makanan tambahan ini membantu meningkatkan kecukupan makanan anak dalam sehari. Dengan tidak lengkapnya komposisi zat gizi dalam PMT balita, dapat mempengaruhi terhambatnya capaian peningkatan berat badan dan perbaikan status gizi yang diinginkan. 

Prinsip PMT Bahan Pangan Lokal pada Balita 

Sumber: Dokumentasi Kemenkes RI

Makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal diberikan dalam bentuk makanan siap santap yang dapat berupa makanan lengkap atau makanan selingan yang kaya akan protein hewani dengan memperhatikan prinsip gizi seimbang. Protein hewani yang diberikan dapat bersumber dari 2 jenis lauk hewani untuk meningkatkan kandungan protein pada makanan. 

Perlu diingat, bahwa makanan tambahan perlu diberikan setiap hari dan bukan merupakan pengganti makanan utama sehingga asupan makan utama tetap harus memperhatikan prinsip pedoman gizi seimbang. Pilihan makanan dan minuman untuk tambahan PMT perlu mengikuti peringatan yaitu tidak mengandung pemanis buatan, pewarna, dan perasa. Sejumlah bahan yang dimaksud yaitu tambahan gula, perisa buatan, dan susu kental manis. 

Lama durasi pemberian makanan tambahan menyesuaikan dengan status gizi atau kondisi dari balita sebagai berikut: 

  • Balita tidak naik berat badan (T) diberikan makanan tambahan selama 14 hari   
  • Balita berat badan kurang diberikan makanan tambahan selama 28 hari 
  • Balita gizi kurang diberikan makanan tambahan selama 4-8 minggu

Standar Pemberian Makanan Tambahan pada Balita

Seiring dengan pertumbuhan anak, kebutuhan akan zat gizi juga akan semakin meningkat. Makanan tambahan yang diberikan pada anak perlu untuk menyesuaikan kecukupan zat gizi sesuai dengan usia balita sebagai berikut

  • Makanan tambahan anak 6-11 bulan mengandung 175-200 kkal, 3,5-8 gram protein, dan 4,4-13 gram lemak. 
  • Makanan tambahan anak 12-23 bulan mengandung 225-275 kkal, 4,5-11 gram protein, dan 5,6-17,9 gram lemak. 
  • Makanan tambahan anak 24-59 bulan mengandung 300-450 kkal, 6-18 gram protein, dan 7,5-29,3 gram lemak. 

Namun, dalam implementasinya, posyandu memberikan makanan tambahan yang kurang lebih sama untuk anak >6 bulan hingga 59 bulan. Secara umum, makanan tambahan yang diberikan memenuhi setidaknya 30-50% dari kebutuhan kalori harian dan berprinsip kaya akan protein hewani. 

Oleh sebab itu, walau dugaan korupsi di era kepemimpinan yang lalu baru terungkap, hal ini perlu menjadi perhatian berbagai pihak terkait dampak yang ditimbulkan dan menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan pmt di saat ini dan masa mendatang. Mari ikut pantau program-program pemerintah terkait gizi, demi mewujudkan Indonesia bebas dari malnutrisi!

Baca Juga: Tanpa Korupsi, MBG Bisa Berjalan Selama 3 Tahun!

Referensi

  1. Korupsi di Kemenkes: Gizi Makanan Ibu Hamil & Anak Stunting Dikurangi demi Keuntungan | Metro TV News
  2. Makanan Cegah Stunting Diduga Dikorupsi, Kemenkes: Era Sebelum Budi Sadikin | Kompas 
  3. Formula Biskuit PMT Anti Galau | Unair News 
  4. Kemenkes Ganti Biskuit Dengan Bahan Pangan Lokal Pada Program PMT | ANTARA News 
  5. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal bagi Ibu Hamil KEK dan Risiko KEK serta Balita Bermasalah Gizi : Edisi Revisi Tahun 2025 | Kementerian Kesehatan RI 
  6. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita (2025), Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) 
  7. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama 60 Hari terhadap Kenaikan Berat Badan dan Tinggi Badan pada Balita (2024), Jurnal Penelitian Perawat Profesional 

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner TikTok