Amankah konsumsi mie setiap hari?

Siapa yang tidak kenal mi instan? Salah satu menu makanan yang populer karena pengolahannya praktis dan harganya yang murah. Namun, apakah mi instan aman untuk dikonsumsi setiap hari? Apa saja zat gizi yang terkandung di dalamnya, dan apa dampaknya bagi tubuh?

Secara umum mi instan merupakan produk olahan pangan dengan bahan baku tepung terigu atau jenis tepung lainnya, garam, bumbu, dan minyak. Mi instan hanya perlu direbus atau diseduh menggunakan air panas, lalu diberi bumbu untuk kemudian dapat disantap.

Berbagai jenis brand dan variasi rasa mi instan yang ada di pasaran memiliki komposisi dan kandungan nilai gizi yang berbeda-beda. Namun secara umum, mi instan mengandung tinggi karbohidrat, lemak, dan natrium, serta rendah protein dan serat. Sebagian besar produk menggunakan zat aditif seperti penguat rasa (mononatrium glutamat), perisa sintetik, penstabil, pengatur keasaman, pewarna sintetik, dan pengawet antioksidan TBHQ (batas aman 0-0,7 mg/kg BB) yang aman dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan.

Memberikan Rasa Kenyang Sesaat

Karena kandungan protein dan seratnya yang rendah, mengonsumsi mi instan tidak memberikan rasa kenyang yang bisa bertahan lama. Hal ini dikarenakan protein terbukti mampu meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi rasa lapar. Sedangkan serat dicerna secara perlahan oleh tubuh, sehingga membantu mempertahankan rasa kenyang lebih lama.

Memicu Tekanan Darah Tinggi

Pedoman Gizi Seimbang menganjurkan pembatasan konsumsi garam harian, yaitu 1 sendok teh atau setara dengan 2000 mg natrium. 700-1200 mg (hampir separuh dari rekomendasi) bisa didapatkan dengan hanya mengkonsumsi satu porsi mi instan. Padahal masih ada tambahan natrium dari menu makanan lain yang dikonsumsi. Hal ini berisiko seseorang mengkonsumsi natrium yang berlebih. Asupan natrium perlu dibatasi karena memiliki efek yang kurang baik bagi tubuh, terutama dapat memicu kenaikan tekanan darah.

Meningkatkan Risiko Sindrom Metabolik

Berbagai penelitian membuktikan bahwa terlalu sering mengkonsumsi mi instan dapat meningkatkan kadar trigliserida, tekanan darah, dan gula darah. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang berkaitan dengan sindrom metabolik, suatu kondisi yang dapat memicu terjadinya stroke, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

Konsumsi mi instan yang terlalu sering dapat menimbulkan masalah kesehatan yang tidak diinginkan. Namun, bukan berarti seseorang tidak boleh mengkonsumsi mi instan sama sekali. Beberapa rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam konsumsi mi instan supaya tetap sehat:

  1. Konsumsi dalam frekuensi yang terkontrol dan tidak terlalu sering.
  2. Jika memungkinkan, pilih mi instan yang terbuat dari gandum utuh, tujuannya untuk meningkatkan kandungan serat di dalamnya.
  3. Pilih mi instan yang memiliki kandungan natrium yang paling rendah, atau dengan mengurangi penggunaan bumbu yang tersedia, supaya asupan harian tidak melebihi anjuran.
  4. Perkaya zat gizi dalam satu sajian dengan menambahkan protein seperti ayam, telur, atau tahu, serta sayuran seperti sawi dan jamur.

Sumber gambar : freepik.com

Penulis : Ninda Ferranggita Pradani, S.Gz., R.D | Editor : Lilik Laras Shinta, S.Gz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *