Bahaya Tersembunyi Diet Soda dan Zero Sugar Drinks

Kepopuleran diet soda serta minuman rendah atau tanpa gula sudah merajalela. Diet-soda atau versi Zero-sugar memang bukan lah produk baru dipasaran minuman siap minum. Pandangan masyarakat terhadap kandungan gula yang tinggi pada minuman soda membuat orang beralih dan lebih memilih minuman soda diet yang diklaim nol gula. 

Namun apakah benar diet soda (diet coke) dan coke zero adalah pilihan lebih sehat dari soda? Tahukah kamu bahwa banyak ancaman tersembunyi di balik produk-produk berlabel kan “sugar-free”, “light”, “zero sugar”, dan “diet-version”

Ancaman yang dimaksud adalah pada rendahnya kebiasaan literasi label pangan yang tertera di kemasan sehingga membuat tubuh menjadi sakit. Tanpa mengetahui bahan-bahan apa saja yang terkandung, bisa saja ada kondisi tubuh yang memang alergi atau sensitif terhadap paparan bahan tersebut. Maka, mulai dari sensasi tidak nyaman pada pencernaan sampai pada reaksi alergi dapat terjadi jika kita tidak mawas terhadap bahan-bahan yang kita konsumsi, termasuk tipe pemanis yang digunakan. 

Kecenderungan Masyarakat dalam Konsumsi Makanan Minuman Manis

Gula pada minuman tak hanya menyumbang rasa manis dan penyimbang rasa namun juga berperan dalam kekentalan minuman dan keseimbangan sistem pengawetan produk minuman. Dewasa ini, kesadaran masyarakat tentang jumlah gula yang tergolong besar dalam asupan takaran saji produk sugar sweetened beverages (SSBs) seperti soda, teh dan kopi membuat masyarakat semakin terpicu untuk mengurangi konsumsi produk tersebut. 

Memang, kesadaran masyarakat akan gaya hidup lebih sehat meningkat seiring dengan giatnya kampanye hidup sehat. Namun, tak dipungkiri produk-produk makanan dan minuman yang diformulasikan rendah tingkat kemanisan tidak sepenuhnya mendapat penerimaan yang baik dari masyarakat. Konsumen akan lebih memilih membeli produk dengan rasa yang enak, termasuk rasa manis yang dicari pada minuman kemasan.  

Source: Sugar Asia Magazine

Hal ini juga disampaikan oleh Profesor Nuri Andarwulan pada sebuah seminar FoodReview Indonesia Nourishing Sweetness: Navigating Sugar Reduction in Beverage pada 25 Februari 2025 yang lalu. 88% konsumen masih memilih rasa sebagai hal utama dalam memilih produk makanan dan minuman, termasuk memuaskan keinginan rasa manis. Gambar berikut mengilustrasikan sisi psikologi perilaku konsumen dalam pembelian produk makanan dan minuman. 

Seluk Beluk Pemanis Buatan pada Minuman Siap Saji Berlabel “Zero” atau “Diet”

Nah, profil manis yang didapat dari minuman diet atau zero bukan lagi dari gula, tetapi akan memakai bahan tambahan pangan yang dapat berfungsi sebagai pemanis. Pemanis yang biasa digunakan dalam minuman bersoda biasanya terbagi menjadi dua tipe alami seperti stevia dan gula alkohol, serta pemanis buatan seperti aspartam, kalium asesulfam, dan sukralosa. 

Pemanis buatan adalah pemanis bebas kalori yang dapat dikonsumsi tubuh tanpa ada efek peningkatan kadar gula darah. Biasanya pemanis buatan punya tingkat kemanisan sampai ratusan kali lipat dari kemanisan sukrosa. Maka, sudah lazim bagi industri minuman untuk menggunakan pemanis yang tak hanya memberikan rasa yang manis namun penggunaannya di dosis kecil menjadikannya efektif biaya. 

Cara Kerja Pemanis Buatan pada Lidah 

Sama halnya seperti gula, pemanis buatan akan memberikan stimulus pada reseptor lidah yang mendeteksi rasa manis. Senyawa pemanis akan mengikatkan diri pada reseptor sehingga mengaktivasi reseptor tertentu dan mengirimkan sinyal ke otak. Diringkas dari Journal of Nutrition yang berjudul Mechanisms for Sweetness, berbeda tipe pemanis buatan akan mengikat dan mengaktivasi reseptor yang berbeda sehingga kecepatan (onset) dan tipe rasa manis yang dideteksi lidah akan berbeda. 

Sumber: Journal of Nutrition 

Dampak Negatif Pemanis Buatan dalam Konsumsi Berkepanjangan

Pemanis buatan yang tidak berefek terhadap tingkat gula darah dan penambahan berat badan ini digadangkan dapat menjadi solusi perawatan terhadap pasien diabetes melitus tipe 2 dan obesitas. Namun, dalam penelitian terbaru dalam Journal of Nutrients (2022) menyatakan bahwa konsumsi pemanis buatan dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Meskipun termasuk dalam pemanis non-nutritif, ternyata pemanis buatan mempengaruhi penyerapan glukosa pada pencernaan dengan mempengaruhi sensitivitas hormon insulin. Selain itu, dikabarkan bahwa pemanis buatan juga mengubah komposisi mikrobiota pada saluran pencernaan yang dalam jangka waktu panjang mempengaruhi jalannya pencernaan. Potensi penyakit kardiovaskular, arteri koroner, serebrovaskular sampai pada kanker dan kaitannya dengan pemanis buatan juga banyak disorot lewat penelitian baru-baru ini. 

Bijaksana dalam Konsumsi: Baca Label Pangan!

Saat ini memang belum banyak penelitian yang dapat membuktikan efek negatif pemanis buatan terhadap tubuh manusia secara langsung. Tetapi, ada baiknya kita sebagai konsumen mawas terhadap informasi yang beredar serta bertindak bijak dalam konsumsi makanan dan minuman siap saji. Salah satu kebiasaan yang dapat diterapkan adalah dengan membaca label pangan pada kemasan mulai dari logo yang tertera, komposisi bahan, serta tabel informasi nilai gizi (nutrition fact). Setelah membaca dan memahami komposisi bahan pada minuman “Zero” atau “Diet”, ada baiknya membatasi konsumsi bahan-bahan seperti pemanis buatan dalam jumlah yang banyak dan berkepanjangan. 

Mari menjadi konsumen yang pintar dan mulai gaya hidup lebih sehat bersama MinDip!

Baca Juga: Benarkah Soda Membantu Turun Berat Badan?

Referensi: 

  1. Diet Coke: Terobosan Manis dalam Sejarah Minuman Ringan – Wisata 
  2. Mechanisms for Sweetness. 2023: The Journal of Nutrition 
  3. Is the Use of Artificial Sweeteners Beneficial for Patients with Diabetes Mellitus? The Advantages and Disadvantages of Artificial Sweeteners. 2022:Nutrients.
  4. Sugar reduction in beverages: Current trends and new perspectives from sensory and health viewpoints. 2022: Food Research International 
  5. Sugar Reduction Trend Strong in Southeast Asian- Sugar Asia Magazine
  6. The Extraordinary Story of How Diet Coke Came to Be – Coca Cola Company 

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *