Intermittent Fasting (IF) semakin populer di berbagai kalangan, terutama bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badannya. Bagaimana jika seseorang yang ingin melakukan diet IF ini ternyata menderita penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease/CKD)? Apakah diet IF tersebut aman untuk pasien dengan kondisi tertentu, seperti CKD ini?
Ini yang Terjadi pada Ginjal Saat Diet IF!
Selama diet IF berlangsung (seperti metode 16:8 atau 5:2), terdapat beberapa perubahan metabolisme, seperti:
1. Kadar Insulin Menurun
Mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi pankreas, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan kadar gula darah yang bermanfaat untuk pasien CKD dengan diabetes atau sindrom metabolik (nefropati diabetik).
2. Autophagy Diaktifkan
Proses alami yang membersihkan sel-sel yang rusak – berpotensi memperlambat perkembangan PGK.
3. Tekanan Darah Menurun
Puasa dapat membantu mengontrol hipertensi, salah satu kunci dalam perawatan CKD. Individu dengan CKD memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Diet IF ini dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar glukosa darah dan insulin, dan mengurangi resistensi insulin.
4. Metabolisme Meningkat
Obesitas adalah faktor risiko yang signifikan untuk perkembangan CKD. Diet IF ini meningkatkan metabolisme yang membakar lemak sambil mempertahankan massa otot tanpa lemak sehingga dapat membantu menurunkan berat badan. Hal ini bagus untuk mengurangi risiko perkembangan CKD.
Tapi, Ini Masalahnya!
Diet IF yang terlalu lama juga tidak bagus bagi pasien CKD karena dapat memicu:
1. Dehidrasi dan Ketidakseimbangan Elektrolit
Puasa dapat menyebabkan penurunan asupan cairan, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, seperti pergeseran kalium dan natrium, yang sangat mengkhawatirkan bagi pasien CKD.
2. Kerusakan Otot dan Memburuknya Fungsi Ginjal
Pada CKD stadium lanjut, puasa dapat mempercepat pemecahan protein yang dapat meningkatkan beban nitrogen ginjal. Hal ini dapat memperburuk kondisi ginjal.
3. Risiko Asidosis
Puasa dapat meningkatkan kadar keton. Hal ini bermasalah bagi mereka yang mengalami asidosis metabolik.
Jadi, diet IF ini aman gak sih untuk pasien CKD?
Apakah Diet IF Aman untuk Pasien CKD?
Keamanan diet IF dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkatan CKD, adanya kondisi kesehatan lain, dan faktor individu pasien.
1. CKD Tingkat Awal (1-3)
Pada pasien CKD tingkat awal, yaitu tingkat 1-3, diet IF dapat memberikan manfaat metabolik, seperti menurunkan kadar gula darah dan mengurangi peradangan. Pada tahap ini difokuskan pada hidrasi yang tepat, keseimbangan elektrolit, dan pengaturan waktu makan protein yang sesuai. Jangan lupa, untuk tetap diawasi oleh ahli gizi ya, ApleFriends!
2. CKD Tingkat Lanjut (4-5 atau Sedang Menjalani Dialisis)
Pada pasien CKD tingkat lanjut, puasa yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan, kehilangan otot, dan asidosis yang dapat memperburuk kondisi ginjal. Oleh karena itu, tidak dianjurkan melakukan diet IF ini tanpa panduan medis ya, ApleFriends!
Untuk pasien CKD yang ingin melakukan diet IF, perhatikan beberapa hal ini saat melakukannya.
Praktik Diet IF Terbaik untuk Pasien CKD!
1. Pendekatan Individual
Sebelum memulai diet IF, selalu konsultasikan dengan ahli diet atau nefrologi atau penyedia layanan kesehatan untuk menyesuaikan diet IF berdasarkan tahap dan tingkat keparahan CKD.
2. Fokus pada Keseimbangan Elektrolit
Pastikan kadar kalium, natrium, dan magnesium memadai, terutama jika pasien CKD mengonsumsi obat diuretik yang memicu dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Pengaturan Waktu Protein
Distribusikan asupan protein secara merata untuk mencegah penyusutan otot.
4. Pemantauan Hasil Laboratorium
Pemantauan fungsi ginjal, status hidrasi, dan kadar elektrolit (kreatinin, kalium, dan bikarbonat) secara teratur sangat penting bagi pasien CKD yang menjalankan diet IF untuk mencegah potensi komplikasi.
ApleFriends, meskipun diet IF dapat mendukung kesehatan metabolik, khususnya pada pasien CKD tingkat awal, tetapi ini bukanlah solusi yang cocok untuk semua kondisi. Untuk CKD stadium lanjut, penerapan diet IF ini harus lebih hati-hati lagi dan tidak dianjurkan tanpa pengawasan medis. Tetap perhatikan kondisi kesehatan masing-masing, ya!
Baca Juga: Intermittent Fasting Bagus untuk Kesehatan Otak?
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi
- Intermittent Fasting Protects Against the Progression from Acute Kidney Injury to Chronic Kidney Disease (2025), Antioxidants
- The Effect of Intermittent Fasting Diet on Kidney Function (2020), International Journal of Islamic and Complementary Medicine
- What Are The Benefits Of Intermittent Fasting & Kidney Disease? | Kidney Coach
- Fasting and Chronic Kidney Disease: Helpful or Not? | Healthy Kidney Inc