Nasi ulam adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari Indonesia, khususnya Betawi. Meskipun begitu makanan khas Betawi ini tidak sepopuler kerak telor, gado-gado, atau keroprak, terutama di kalangan muda-mudi. Namun, ternyata nasi ulam merupakan menu makanan yang unik dan bergizi. Jadi, apa sebenarnya nasi ulam itu dan apa saja kandungan gizi di dalamnya? Yuk, kita pelajari lebih lanjut!
Apakah Anda Pernah Mendengar Apa Itu Nasi Ulam?
Nasi ulam adalah hidangan khas Betawi yang terdiri dari nasi putih dipadukan dengan berbagai lauk-pauk dan bumbu khas, seperti dendeng, telur dadar, tempe, tahu goreng, perkedel, kerupuk, dan sambal. Kuliner ini juga dilengkapi dengan bahan-bahan segar seperti daun kemangi, pegagan, serta serundeng kelapa parut yang memberikan rasa gurih. Hidangan ini memiliki dua versi, yakni versi basah yang menggunakan kuah semur atau sayur, dan versi kering yang lebih ringan tanpa kuah namun tetap kaya bumbu. Hidangan ini sering disajikan dalam acara besar dan menjadi pilihan populer untuk sarapan, karena porsinya yang mengenyangkan dan kaya akan energi.
Kuliner ini mencerminkan pengaruh budaya yang beragam, dengan elemen dari budaya Tionghoa, India, dan Belanda. Beberapa bahan seperti serundeng dan kacang tanah mencerminkan pengaruh India, semur dan perkedel mengacu pada pengaruh Belanda, sementara penggunaan bihun goreng dan dendeng manis menunjukkan pengaruh Tionghoa. Meskipun lebih dikenal di Jakarta, nasi ulam juga ditemukan di daerah lain seperti Tangerang, Sumatra, dan Bali, serta di Malaysia. Di setiap wilayah, nasi ulam disesuaikan dengan bahan lokal, namun tetap mempertahankan ciri khas rasanya yang gurih dan lezat.
Apa yang Membedakan Nasi Ulam Dengan Nasi Uduk?

Seringkali nasi ulam khas Betawi disamakan dengan nasi uduk. Padahal, terdapat beberapa perbedaan dari teknik memasak yang berbeda dan penggunaan santan pada proses pemasakan nasi uduk. Nasi ulam khas Betawi juga menggunakan lauk-pauk yang lebih beragam.
Untuk teknik memasak nasi ulam, beras hanya dikukus dan pengukusannya dilakukan dua kali. Tahapan pertama kukusan beras selama 20 menit, kemudian diberi air panas yang telah dicampur dengan bumbu (serai, lengkuas, daun salam, dan garam). Setelah itu, nasi dikukus kembali hingga matang. Proses ini menyebabkan nasi yang lebih terpisah dan tidak terlalu lembek.
5 Kandungan Gizi dalam Nasi Ulam yang Wajib Diketahui!
Nasi ulam merupakan hidangan yang kaya akan berbagai nutrisi penting, yang berasal dari komponen utama seperti nasi, lauk-pauk, sayuran segar, dan sambal. Berikut adalah beberapa kandungan gizi yang terkandung di dalamnya:
1. Karbohidrat (Nasi)
Nasi putih yang menjadi bahan dasar nasi ulam mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan energi bagi tubuh. Karbohidrat ini penting untuk mendukung aktivitas fisik dan mental sepanjang hari. Meskipun nasi putih memiliki indeks glikemik lebih tinggi dibandingkan dengan nasi merah, mengonsumsinya dengan porsi yang tepat tetap memberikan pasokan energi yang cukup.
2. Protein (Lauk-pauk)
Salah satu nilai gizi utama dari nasi ulam berasal dari lauk-pauk yang menyertainya, seperti ikan asin, telur, dan tempe. Ikan asin adalah sumber protein hewani yang kaya akan asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh. Telur juga memberikan kandungan protein yang tinggi, serta lemak sehat yang mendukung fungsi tubuh. Tempe, sebagai sumber protein nabati, sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan pencernaan, serta mengandung banyak serat yang penting bagi tubuh.
3. Lemak
Meskipun tidak menggunakan minyak atau lemak dalam jumlah besar, lauk seperti ikan asin dan tempe menyediakan lemak sehat yang penting untuk tubuh. Ikan asin mengandung omega-3 yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan otak. Selain itu, tempe mengandung lemak tak jenuh yang mendukung kesehatan sistem saraf.
4. Serat (Sayuran)
Sayuran segar yang digunakan dalam nasi ulam, seperti daun kemangi, timun, dan selada, memberikan kandungan serat yang sangat baik untuk pencernaan. Serat membantu memperlancar proses pencernaan, menjaga kesehatan usus, serta menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Selain itu, daun kemangi juga kaya akan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh.
5. Vitamin dan Mineral
Sayuran yang ada dalam hidangan betawi ini juga merupakan sumber penting dari berbagai vitamin dan mineral. Timun, misalnya, kaya akan vitamin C yang berperan dalam meningkatkan sistem imun tubuh dan memperbaiki jaringan tubuh. Daun kemangi mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, serta mineral seperti kalsium dan magnesium yang mendukung kesehatan tulang dan gigi.
Yuk Cobain Nasi Ulam!
Nasi ulam adalah hidangan tradisional yang tidak hanya lezat, tetapi juga sangat bergizi. Dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, serta berbagai vitamin dan mineral, kuliner ini dapat menjadi pilihan makanan yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, paduan rasa segar dari sayuran dan pedasnya sambal membuat nasi ulam menjadi hidangan yang nikmat dan menyegarkan. Jika Anda mencari makanan yang menyehatkan sekaligus menggugah selera, nasi ulam adalah pilihan yang tepat!
Meski tradisional, kuliner ini tak ketinggalan zaman, loh! Banyak kafe dan restoran di Jakarta yang mulai menyajikannya dengan sentuhan modern. Baik dari segi presentasi maupun pilihan lauk yang lebih variatif, seperti ayam panggang atau tahu goreng.
Bila mencari pilihan makanan sehat, nasi ulam juga cocok karena bahan-bahan seperti daun kemangi, pegagan, dan serundeng memberikan nutrisi yang baik untuk tubuh. Ini menjadikanya sebagai pilihan menarik di tengah tren makan sehat masa kini.
Baca juga: Resep Soto Betawi ala William Gozali dan Review Kandungan Gizi
Referensi:
- Rahasia Nasi Ulam Betawi, Kuliner Legendaris Jakarta | MulaMula
- Memaknai Nilai Tradisi dan Akulturasi Kuliner Betawi | Seni Budaya Betawi
- Cara Membuat Nasi Ulam Komplit Khas Betawi | Resep Nasional
- Asal-Usul Nasi Ulam Khas Betawi Beserta resepnya Komplit! | PT Suparma Tbk
- Nasi Ulam, Makanan Tradisional Asal Betawi, Ini Resepnya | TOPWISATA
Penulis: Debora Karyoko, S. Gz.
Editor: Eka Putra Sedana