Pada debat kelima tanggal 4 Februari 2024, Paslon 03 Ganjar Pranowo menyatakan bahwa ia tidak setuju dengan program makan siang gratis yang diusung oleh paslon 02. Program tersebut dianggap sudah terlambat untuk mencegah stunting. Ganjar juga mengatakan bahwa stunting terjadi pada balita. Sedangkan, jika lebih dari itu sudah dikatakan gizi buruk.
Dari pernyataan Ganjar tersebut, mari kita bahas lebih lengkapnya mengenai stunting dan gizi buruk. Simak artikel ini sampai habis ya!
Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat atau tidak optimal sebagai akibat dari kekurangan gizi, terutama selama periode penting pertumbuhan, yaitu sejak anak berada dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari rata-rata anak seumurannya, mengindikasikan bahwa pertumbuhan mereka terhambat. Stunting biasanya diukur dengan menggunakan indeks tinggi badan untuk usia (TB/U) dari standar WHO.
Apa itu Gizi Buruk?
Gizi buruk adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup atau seimbang untuk menjaga kesehatan optimal. Gizi buruk disebabkan oleh asupan makanan yang tidak memadai, kurangnya variasi makanan, atau faktor lain seperti penyakit dan keterbatasan ekonomi.
Siapa pun bisa mengalami gizi buruk, termasuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Gejalanya ini meliputi kekurangan berat badan, keterlambatan pertumbuhan, kelemahan fisik, gangguan kognitif, dan risiko tinggi terserang penyakit.
Apa Kaitan Keduanya?
Keduanya berkaitan dengan kekurangan gizi, namun stunting fokus pada pertumbuhan yang terhambat, sedangkan gizi buruk mencakup kekurangan gizi secara umum dengan gejala yang lebih luas. Jadi, stunting adalah salah satu dampak dari gizi buruk yang terjadi terutama selama periode pertumbuhan 1000 HPK.
Oleh karena itu, benar, apabila stunting terjadi pada anak dibawah 5 tahun. Hal ini karena umumnya stunting dapat diketahui saat anak berusia di bawah 5 tahun. Sedangkan diagnosis stunting pada anak yang lebih tua akan lebih kompleks dan perlu melibatkan pertimbangan lebih lanjut. Alhasil, dalam beberapa kasus, gejala yang muncul akan lebih terkait dengan penyakit atau kondisi medis lainnya daripada stunting, seperti gangguan hormonal, gangguan hormonal pubertas, atau masalah kesehatan lain.
Pencegahan anak stunting dapat dilakukan sejak dini, mulai dari mengonsumsi gizi seimbang dan suplemen zat besi saat masih remaja, memeriksakan kesehatan secara menyeluruh, memenuhi gizi yang dibutuhkan pada masa kehamilan dan menyusui. Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan dapat mengurangi angka kejadian stunting dan meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup generasi masa depan.
Penulis : Farah Al Mahdiyyah Hendardi, S.Gz.
Sumber gambar : Freepik