Banyak orang mulai mengganti mie instan dengan bihun karena dianggap lebih sehat. Tapi, apakah bihun benar-benar lebih baik? Atau anggapan ini sekadar kepercayaan yang belum terbukti kebenarannya?
Pertanyaan ini penting, terutama buat kamu yang sedang berusaha menerapkan pola makan sehat. Yuk, kita kupas fakta ilmiahnya agar kamu tidak salah pilih saat mencari alternatif karbohidrat praktis.
Kandungan Gizi Mie vs Bihun: Apa Bedanya?

Mie dan bihun sama-sama termasuk sumber karbohidrat, namun bahan dasarnya berbeda. Bahan dasar mie biasanya adalah tepung terigu, sedangkan bihun dibuat dari tepung beras atau pati jagung. Bihun memang bebas gluten, sehingga bisa menjadi alternatif bagi penderita intoleransi gluten. Makanan bebas gluten juga cenderung lebih mudah dicerna oleh tubuh. Namun, dari segi kandungan kalori dan indeks glikemik, bihun memiliki nilai yang hampir sama dengan mie pada umumnya.
Menurut artikel yang dipublikasikan oleh Healthline, bihun mengandung karbohidrat tinggi dan indeks glikemiknya bisa mencapai 61–92. Oleh karena itu, porsi bihun tetap perlu dibatasi, khususnya bagi orang dengan diabetes atau yang sedang memantau kadar gula darah. Meski bihun rendah lemak dan natrium, kandungan serat dan proteinnya juga rendah, sehingga bisa membuat kita lebih cepat lapar jika tidak diimbangi dengan lauk lain.
Hal serupa pun ditegaskan dalam publikasi Verywell Fit. Dalam satu porsi bihun matang (sekitar 175 gram), terkandung sekitar 187 kalori dan 41,8 gram karbohidrat, namun hanya 3,1 gram protein dan 1,75 gram serat. Dengan kata lain, bihun memang ringan, tetapi bukan berarti lebih sehat secara keseluruhan jika dikonsumsi sendiri.
Di sisi lain, mie khususnya mie instan, sering kali tinggi natrium dan lemak jenuh, terutama yang berasal dari bumbu dan minyak tambahannya. Namun, jika dimasak tanpa bumbu instan dan ditambah dengan bahan sehat seperti sayur dan sumber protein, kandungan gizinya masih bisa dikendalikan. Maka dari itu, baik mie maupun bihun perlu diolah dengan cara yang bijak agar tetap menjadi pilihan yang sehat dan seimbang.
Apakah Bihun Lebih Rendah Kalori?
Faktanya, jumlah kalori pada bihun hampir setara dengan yang terdapat dalam mie. Dari data Fat Secret Indonesia, satu porsi bihun kering (sekitar 100 gram) mengandung 364 kkal. Sedangkan mie kering dengan porsi yang sama mengandung sekitar 384 kkal.
Perbandingan kalori lebih lanjut dapat berbeda lagi tergantung dari proses pengolahannya. Mie instan biasanya digoreng sebelum dikemas, sehingga lebih tinggi lemak. Sementara bihun umumnya dikeringkan tanpa digoreng, sehingga kandungan lemaknya lebih rendah. Tapi ingat, jika bihun digoreng kembali saat proses pengolahan, maka lemaknya pun bisa meningkat drastis.
Nilai Serat dan Protein, Mana yang Lebih Baik?

Sayangnya, mie dan bihun sama-sama memiliki kandungan serat dan protein yang cukup rendah. Jika ingin menjadikannya bagian dari menu gizi seimbang, kamu bisa menambahkan sayuran sebagai sumber serat, dan telur, tahu, tempe, atau dada ayam sebagai sumber protein.
Bihun bukan makanan superfood yang kaya zat gizi. Namun, ia bisa menjadi sumber energi cepat bila dikombinasikan dengan bahan lain yang bergizi. Menariknya, sebuah studi dari Food Technology Research Journal menunjukkan bahwa bihun bisa dibuat lebih sehat jika bahan dasarnya dimodifikasi.
Penggantian sebagian bahan tepung dengan tepung labu kuning dan kacang arab berkecambah dapat secara signifikan meningkatkan kadar protein, serat, mineral, dan antioksidan dalam bihun.
Meski demikian, bihun yang dijual di pasaran umumnya masih dibuat dari tepung beras biasa tanpa tambahan gizi tersebut. Jadi, mengolah dan mengombinasikan bihun dengan lauk bergizi tetap penting agar gizinya lebih lengkap.
Jadi, Apakah Bihun Lebih Sehat dari Mie?
Jawabannya, tergantung konteksnya. Bila dibandingkan dengan mie instan yang lengkap dengan bumbu dan cara masak yang tidak sehat, bihun bisa jadi alternatif lebih baik. Namun, jika kamu membandingkannya dengan mie telur yang dimasak tanpa minyak dan ditambah sayur, keduanya bisa sama-sama sehat.
Hal terpenting adalah bagaimana kamu mengolah dan mengombinasikannya dalam satu piring makan. Jangan hanya fokus pada jenis karbohidrat, tapi juga perhatikan porsi, proses masak, dan lauk pendampingnya.
Bijak dalam Memilih, Sehat Lebih Tercapai
Mengganti mie dengan bihun bisa jadi pilihan, asalkan kamu tahu cara mengolahnya. Jangan hanya ikut tren tanpa tahu kandungannya. Pilih bahan makanan secara sadar, bukan karena mitos atau anggapan umum.
Gizi seimbang tetaplah menjadi kunci utama untuk pola makan yang sehat. Kombinasikan karbohidrat dengan serat, protein, dan lemak sehat agar tubuh tetap bertenaga dan tidak gampang lapar.
Ingat, bukan bihun atau mie yang membuat kamu sehat. Tapi, keputusanmu dalam mengatur pola makan secara keseluruhan yang paling berperan.
Baca Juga: 5 Hidangan Vegan dan Bebas Gluten yang Lezat untuk Keluarga: Tips, resep, dan Keuntungan Tak Terduga
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi
- Are Rice Noodles Healthy? Benefits and Downsides (2021), Healthline
- Rice Noodles Calories and Nutrition Facts (2024), Verywell Fit
- Evaluation of Vermicelli with High Nutritional Value (2024), Food Technology Research Journal
- Sosialisasi Makanan Bebas Gluten sebagai Pengganti Tepung Terigu untuk Pencegahan Diabetes dan Overweight di Kampung Bulak Cumpat Srono, Surabaya (2022), Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia (JPMII)