Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini secara tidak langsung juga mendorong pengembangan berbagai produk pangan. Tidak hanya menonjolkan punya rasa yang lezat, produsen pangan masa kini juga mempertimbangkan bagaimana produknya bergizi tinggi hingga mencegah timbulnya penyakit. Salah satu keunggulan produk yang belakangan ini banyak dipromosikan adalah gluten-free atau bebas gluten.
Apa itu Gluten?
Gluten sendiri adalah protein utama dalam gandum yang berperan penting dalam menentukan tekstur dan kekenyalan roti serta berbagai makanan seperti pasta, kue, dan biskuit. Gluten terbentuk dari dua jenis protein, yaitu gliadin dan glutenin, yang bekerja sama untuk memberikan elastisitas pada adonan.
Produk Gluten-Free
Saat ini banyak produk pangan yang mengandung bebas gluten, baik secara alami tidak mengandung gluten seperti buah segar, sayuran, makanan laut, daging, unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sebagian besar produk susu, maupun makanan yang diproduksi, disiapkan, dan/atau diproses untuk mengurangi kandungan glutennya.
Kenapa Gluten Berbahaya?
Sebenarnya, gluten tidak bisa juga dibilang sebagai zat yang berbahaya. Hanya saya, gliadin yang ada dalam gluten mengandung bagian kecil protein (disebut epitop) yang sulit dicerna oleh enzim pencernaan di lambung dan usus. Akibatnya, gliadin tidak terurai sepenuhnya di dalam saluran pencernaan manusia dan bisa tetap utuh saat mencapai usus. Sehingga, gluten ini dihindari bagi orang yang memiliki gangguan pencernaan terutama penyakit seliak.
Lalu, apakah anak-anak juga perlu produk gluten-free atau justru berbahaya?
Pentingkah Produk Gluten-Free Untuk Anak?
Faktanya, anak-anak masih belum perlu diet atau produk makanan bebas gluten loh ApleFriends!
Hilangnya Zat Gizi Penting
Biji-bijian yang mengandung gluten, seperti gandum, memiliki banyak zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin B, zat besi, dan serat. Serat ini sangat baik untuk pencernaan, membantu menjaga kesehatan usus, dan mencegah sembelit. Sebenarnya, kita masih bisa mendapatkan zat gizi ini tanpa makan gluten, tetapi perlu usaha yang lebih banyak dan lebih berhati-hati dalam memilih makanan agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi.
Terlalu Rendah Kalori
Anak-anak membutuhkan makanan yang tinggi kalori dan tinggi zat gizi untuk mendukung tumbuh kembangnya. Ketika orang tua membatasi makanan yang terbuat dari gandum atau mengandung gluten, bisa jadi lebih sulit untuk mendapatkan asupan kalori yang cukup.
Bisa Menimbulkan Penyakit Lain!
Diet bebas gluten populer karena dianggap lebih sehat. Namun nyatanya banyak anak yang menjalani diet ini justru lebih banyak mengonsumsi makanan olahan dan kemasan bebas gluten yang bisa berdampak buruk pada pola makan mereka.
Sebagian besar makanan olahan bebas gluten mengandung lebih banyak lemak, gula tambahan, dan memiliki indeks glikemik tinggi. Akibatnya, anak-anak yang mengikuti diet ini cenderung mengonsumsi lebih banyak lemak dan gula dibandingkan yang seharusnya.
Konsumsi makanan tinggi lemak dan gula tentu berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak mulai dari gula darah tinggi, kelebihan berat badan, karies gigi, ketidakcukupan zat gizi, kegemukan, hingga tekanan darah dan kadar lemak abnormal pada anak.
Jadi, makanan atau diet bebas gluten ini memang belum perlu untuk anak-anak ya ApleFriends! Kecuali jika anak tersebut memang memiliki penyakit seliak atau alergi maka disarankan oleh dokter atau ahli gizi untuk konsumsi makanan bebas gluten. Bijak dalam memilih makanan untuk anak sangat menentukan tumbuh kembangnya kelak!
Baca Juga: 5 Hidangan Vegan dan Bebas Gluten yang Lezat untuk Keluarga: Tips, resep, dan Keuntungan Tak Terduga
Referensi
- What is gluten? (2017), Journal of Gastroenterology and Hepatology
- A Review on the Gluten-Free Diet: Technological and Nutritional Challenges (2018), Nutrients
- 3 reasons your child should not go gluten-free (unless your doctor says so) I Harvard Health Publishing
- Nutritional considerations of a paediatric gluten-free food guide for coeliac disease (2021), British Journal of Nutrition
- Dietary sugar intake among preschool-aged children: a cross-sectional study (2021), CMAJ Open
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien