Keseimbangan asam-basa memainkan peran penting dalam pengaturan fungsi tubuh. Untuk menjaganya tetap seimbang, tubuh memiliki tiga pengatur utama keseimbangan asam-basa, yaitu pengeluaran karbondioksida melalui paru-paru, sistem penyangga intraseluler dan ekstraseluler, dan pengeluaran asam non-volatil dan pembentukan basa pada ginjal.
Tahukah kamu bahwa apa yang kamu makan dapat berdampak secara langsung pada keseimbangan asam-basa tubuh, yang memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD)?
Kenapa Bisa Begitu? Ini Alasannya!
Ginjal mempertahankan homeostasis pH dengan cara mengeluarkan ion hidrogen (H+) dan menyerap kembali bikarbonat (HCO3-). Pada penderita CKD, gangguan fungsi ginjal mengurangi kemampuan tubuh untuk membersihkan asam yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik. Hal ini memperburuk kerusakan ginjal dan mempercepat penyusutan otot, pengeroposan tulang, dan peradangan.
Asidosis metabolik terjadi akibat menurunnya fungsi ginjal dan menurunnya laju filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration Rate/GFR). Selain itu, penderita CKD umumnya disertai dengan anemia, yang dapat berkontribusi terhadap kejadian asidosis metabolik karena hemoglobin berfungsi sebagai penyangga dalam darah.
Pola makan juga dapat berkontribusi dalam perkembangan CKD dengan memengaruhi keseimbangan asam-basa. Bagaimana kaitannya?
Pola Makan Memengaruhi Beban Asam
Makanan yang dikonsumsi bisa berkontribusi terhadap keseimbangan asam-basa karena ada jenis makanan tertentu yang dapat menghasilkan asam atau basa (alkali). Apa saja jenis makanannya?
1. Makanan Penghasil Asam (PRAL+):
Makanan tertentu dapat meningkatkan Potensi Beban Asam Ginjal (Potential Renal Acid Load/PRAL), yaitu menambahkan lebih banyak asam ke dalam tubuh. Yang termasuk ke dalam PRAL+, yaitu:
- Protein Hewani: Daging merah, unggas, ikan, telur
- Biji-bijian: Nasi putih, gandum, pasta
- Produk susu: Keju, susu
- Makanan olahan: Makanan ringan bergula, minuman ringan (asam fosfat)
2. Makanan Penghasil Alkali (PRAL-)
Berbeda dengan PRAL+ yang menambah asam ke dalam tubuh, PRAL- ini menetralkan asam dan mendukung kesehatan ginjal, seperti:
- Buah-buahan: Apel, pisang, buah jeruk
- Sayuran: Bayam, kangkung, brokoli, wortel
- Kacang-kacangan: Lentil, buncis
- Kacang-kacangan & Biji-bijian: Almond, biji chia
Agar keseimbangan asam-basa tetap terjaga dan tidak memperburuk CKD, bagaimana strategi diet yang tepat untuk mengatasinya?
Lakukan Strategi Ini!
1. Mengonsumsi Makanan yang Lebih Banyak Sumber Nabati
Protein nabati menghasilkan lebih sedikit asam dibandingkan dengan protein hewani. Salah satu contoh penerapannya adalah dengan mengganti daging merah dengan tahu, kacang-kacangan, atau quinoa.
2. Meningkatkan Konsumsi Sumber Alkali
Fokuslah pada makanan yang mengandung alkali tinggi, seperti sayuran berdaun hijau gelap, buah jeruk, dan sayuran akar. Pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen bikarbonat (sesuai saran ahli gizi) untuk mengatasi asidosis metabolik.
3. Memantau Asupan Protein
Targetkan mengonsumsi protein 0,6-0,8 g/kg berat badan/hari untuk penderita CKD yang tidak menjalani dialisis untuk mengurangi beban asam sekaligus mencegah kehilangan otot. Bagi penderita CKD yang menjalani dialisis, asupan protein disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
4. Pembatasan Natrium
Natrium yang tinggi meningkatkan retensi/penahanan ion hidrogen yang dapat memperberat asidosis metabolik. Rekomendasikan asupan natrium <2.300 mg/hari. Penerapan pembatasan asupan natrium dapat dilakukan, seperti mengganti camilan asin dengan hidangan berbumbu herbal.
5. Hidrasi untuk Pembersihan Asam
Konsumsi asupan cairan yang cukup (sesuai kebutuhan) untuk mengeluarkan asam agar mencegah pembentukan batu dan mengurangi beban asam.
Untuk memanajemen perkembangan CKD, menyeimbangkan makanan yang menghasilkan asam dan makanan yang menghasilkan alkali sangatlah penting. Diet nabati yang bersifat alkali dapat membantu memperlambat penurunan fungsi ginjal dan mengurangi asidosis metabolik.
Baca Juga: Diet Rendah Protein vs Plant-Based Diet: Mana yang Lebih Baik untuk Penderita Gagal Ginjal?
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi
- Acid Base Balance and Progression of Kidney Disease (2019), Semin Nephrol
- Kidney Metabolism and Acid–Base Control: Back to the Basics (2022), European Journal of Physiology
- Food, Drink & pH Balance: The Acid-Alkaline Diet Explained – Metabolic Dictionary