Nutrisi selama kehamilan itu super penting! Layaknya sebuah fondasi dari rumah yang kokoh, seperti itulah dengan durasi 9 bulan tubuh ibu membutuhkan nutrisi untuk dirinya dan untuk kehidupan baru yang tumbuh didalamnya.
Di masa kehamilan,nutrisi yang tepat dapat memastikan bayi berkembang sehat, dan ibu tetap kuat menjalani kehamilan, bahkan sampai saat lahiran.
Jadi selama masa kehamilan, nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin karena bayi mendapatkan semua nutrisinya dari ibu. Baik asupan seperti asam folat, zat besi, kalsium, dan protein vital untuk pembentukan organ, tulang, otak, dan darah.
Pengenalan Jeroan dalam Kuliner
Jeroan, atau organ dalam hewan seperti ayam, sapi, kambing, dan lainnya, adalah bagian yang kaya akan sejarah dan budaya dalam dunia kuliner. Meskipun sering dianggap kurang bernilai bila dibandingkan dengan daging otot, jeroan sebenarnya menyimpan kekayaan dari segi rasa, tekstur, dan nutrisi yang unik loh.
Biasanya jeroan itu bisa mencakup bagian seperti hati, gijnal, paru-paru, usus, limpah, jantung, otak, lidah, dan juga kaki. Pastinya setiap jenis jeroan punya karakteristik rasa dan tekstur yang berbeda, menawarkan sensasis yang menarik pula dari segi masakannya.
Pentingnya Nutrisi Selama Kehamilan
Nutrisi selama kehamilan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mejnaga kesehatan ibu juga. Kekurangan nutrisi bisa berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin.
Karena nutrisi merupakan hal penting untuk kesehatan ibu dan bayi, pertanyaan mengenai konsumsi jeroan juga sering muncul dalam konteks ini. Perlu dicatat, jeroan juga mengandung nutrisi yang penting, namun berisiko bila dikonsumsi secara berlebihan, terutama pada ibu hamil.
Jadi lantas apa yang seharusnya diketahui oleh ibu hamil apabila ingin mengonsumsi jeroan?
Manfaat dan Risiko Konsumsi Jeroan Bagi Ibu Hamil
Kandungan Gizi Jeroan yang Potensial Menguntungkan
Jeroan sebagai sumber bahan pangan juga kaya akan berbagi zat gizi yang penting bagi ibu hamil, seperti kandungan zat besi. Jeroan berupa hati adalah sumber zat besi yang sangat kaya. Hati ayam mengandung sekitar 9 mg zat besi per 100 gram. Sementara itu, hati sapi mengandung sekitar 6,5 mg zat besi per 100 gram. Karena zat gizi berperan untuk membantu mencegah anemia yang dapat menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lainnya. Perlu kamu tau, bahwa selama kehamilan, volume darah ibu meningkat hingga 50%, sehingga kebutuhan zat besi pun meningkat. Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami gangguan selama masalah kehamilan, kekurangan zat besi anemia menjadi salah satu penyebab tertingginya.
Selain zat besi, kandungan protein pada jeroan juga tergolong tinggi. Karena selama masa kehamilan, dilansir dari hellosehat, protein dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan baru, baik untuk ibu maupun janin. Selain itu, pembentukan enzim dan hormon untuk mendukung fungsi tubuh yang optimal juga membutuhkan protein yang cukup. Pada umumnya, jeroan mengandung protein sekitar 20-25 tram protein per 100 gram. Studi literasi juga menunjukkan bahwa asupan protein yang berkualitas juga penting untuk luaran bayinya bisa lahir normal tanpa gangguan seperti berat bayi lahir rendah, stunting, dan underweight.
Potensi Zat Gizi Mikro pada Jeroan
Tak hanya mengandung zat gizi makro seperti protein, jeroan juga mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin B12 dan folat yang penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf janin. Dalam 100 gram hati sapi terkandung 83 nanogram vitamin B12 (itu sudah lebih tinggi jika dibandingkan nilai AKG – Angka Kebutuhan Gizi) dan sekitar 290 nanogram asam folat. Dengan jumlah yang cukup dari vitamin B kompleks dari jeroan, termasuk asam folat, bisa membantu mencegah kejadian cacat tabung saraf pada janin loh. Jadi gak hanya untuk anemia saja. Penelitian menunjukkan vitamin B kompleks penting selama kehamilan untuk menjaga metabolisme, mendukung pertumbuhan janin tercukupi tanpa menganggu kebutuhan zat gizi untuk ibu, dan mencegah gangguan hipertensi.
Bahkan nih, sebagai tambahan, kalau misalkan ada ibu hamil yang doyan dengan otak sapi, rupanya terdapat kandungan asam lemak omega-3 juga loh. Jika dilansir dari hellosehat, zat tersebut juga bagus untuk perkembangan otak dan retina mata bayi. Gak hanya itu, zat gizini ini juga bisa membantu mencegah depresi setelah melahirkan, atau depresi pospartum. Di studi juga dijelaskan bahwa suplementasi asam lemak omega-3 dengan EPA selama masa kehamilan bisa membantu gejala yang berkaitan dengan depresi seusai kehamilan.
Risiko Potensial dari Konsumsi Jeroan
Nah, meskipun memang dari segi kandungan gizi, terdapat potensi yang baik dari sumber jeroan terutama bagi ibu hamil. Tapi jeroan, terutama hati dan otak, mengandung kolesterol dalam jumlah tinggi. Contohnya, 100 gram hati sapi bisa mengadung sekitar 564 mg kolesterol. Ketika konsumsi sumber kolesterol ibu berlebih, maka risiko hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi, yang mana bisa berpotensi menyebabkan preeklampsia. Preeklampsia dapat membahayakan pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko kelahiran prematur loh.
Perlu diperhatikan juga cara pengolahan dari jeroan loh ya. Karena jeroan juga pada dasarnya mengandung berbagai lendir, sisa darah, dan kotoran lainnya, yang mana bisa menjadi sumber bakteri apabila tidak diolah dengan baik. Apalagi saat masa kehamilan, ibu berada pada fase paling rentan terhadap kesehatan, karena sistem imun ibu berperan untuk menjaga kesehatan bagi dan ibu sekaligus. Jadi penting juga untuk menurunkan risiko infeksi melalui makanan bagi ibu hamil.
Pengolahan yang tepat juga tidak hanya berkaitan soal kuman dan bakteri, serta sensai yang enak ketika di makan, tetapi juga biar zat gizi vital yang dibutuhkan dari jeroan tidak hilang semasa pengolahan. Makanya diperlukan pengolahan yang tepat untuk membantu mempertahankan zat gizinya. Penelitian menunjukkan, proses pengolahan yang tidak tepat pada sumber bahan pangan protein bisa berisiko menghancurkan zat gizi didalamnya.
Jadi Apakah sebenarnya Jeroan Boleh Konsumsi Jeroan?
Sebenarnya boleh-boleh saja, tapi tetap sebagai ibu yang peduli akan kesehatan janin dan masa depan anak, perlu bisa mawas diri akan kebutuhan berserta riwayat kesehatan yang dimiliki.
Konsumsi jeroan itu boleh tapi tidak boleh terlalu sering, terlalu banyak, dan berlebihan. Pastikan untuk bisa menakar porsi, frekuensi, dan juga kebiasaan metode pemasakannya. Asupannya juga dalam batas yang wajar ya.
Apabila ibu hamil merasa sudah terlalu banyak mengonsumsi yang berkuah santan dan berminyak tapi masih ingin mengonsumsi jeroan, maka dianjurkan untuk mengonsumsinya dengan cara pemasakan yang menggunakan metode minim minyak dan garam, seperti dikukus ataupun direbus.
Tetapi, apabila ibu hamil memiliki riwayat kesehatan lainnya atau muncul komplikasi kesehatan selama fase kehamilan seperti preeklampsia dan lain-lain, maka konsultasi kepada tenaga profesional seperti dokter sangat dianjurkan. Tetap jaga kesehatan untuk masa depan bayi juga ya ibu!
Baca juga: Masih Muda Tapi Kena Asam Urat Cuma Karena Kurang Minum? Inilah Alasannya!
Author: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Source:
- Ibu Hamil Makan Jeroan, Adakah Efeknya pada Kandungan? – Hellosehat
- The Effect of Iron Deficiency and Anaemia on Women’s Health (2021), Anaesthesia
- Protein Intakes of Pregnant Women and Children in India – Protein Quality Implications (2020), Maternal & Child Nutrition
- B-Vitamins and One-Carbon Metabolism during Pregnancy: Health Impacts and Challenges (2024), Proceedings of the Nutrition Society
- Omega-3 Polyunsaturated Fatty Acid (n-3 PUFA) Supplementation for Prevention and Treatment of Perinatal Depression: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized-Controlled Trials (2021), Nordic Journal of Psychiatry
- Edukasi Pengolahan Hasil Perikanan Dalam Upaya Penguatan Pangan Berbasis Protein di Negeri Tengah Tengah, Maluku Tengah (2024), Jurnal Abdi Insani