Tak ada yang menyangka, olahraga yang selama ini dikenal menyehatkan justru bisa berakhir tragis bagi sebagian orang. Kematian mendadak saat olahraga memang jarang terjadi, tetapi dampaknya begitu mengejutkan, terutama karena sering menimpa orang yang terlihat sehat dan bugar.
Kasus kematian mendadak saat berolahraga kini mulai sering terdengar. Beberapa waktu lalu, dilansir dari The Times of India, seorang pria berusia 26 tahun meninggal setelah pingsan saat bermain bulu tangkis di Uppal Bhagayath, Hyderabad, India. Serangan jantung dipastikan menjadi penyebab kematiannya. Kejadian serupa juga dialami oleh mantan atlet sepak bola Surabaya, Bejo Sugiantoro, serta atlet badminton muda asal China, Zhang Zhi Jie, seperti dilansir dari Kompas.com
Fenomena ini memunculkan pertanyaan: apakah olahraga bisa membahayakan nyawa?
Kenali Batasan, Dengarkan Tubuh

Tidak sedikit orang memaksakan tubuh yang sudah kelelahan akibat pekerjaan atau aktivitas seharian untuk tetap berolahraga, seolah-olah olahraga adalah bentuk istirahat dan cara melepas penat. Seringkali, tubuh yang sudah lelah tetap dipaksa bergerak hanya demi mengejar target dan menyesuaikan ritme dengan teman. Padahal tanpa disadari, kebiasaan ini bisa menjadi awal dari masalah yang serius.
Dr. Brown, dokter spesialis penyakit dalam di Houston Methodist, mengingatkan bahwa olahraga bukan soal memaksa diri hingga jatuh kelelahan. Justru, tubuh perlu diajak bergerak dengan cara yang terasa nyaman dan penuh kesadaran. Ketika energi sudah mulai menurut, kepala terasa ringan, atau nafas mulai terengah-engah, itu bukan tanda untuk bertahan, melainkan sinyal untuk berhenti. Mengabaikan peringatan tubuh demi ambisi hanya akan membuka peluang bagi risiko yang jauh lebih besar.
Risiko Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung

Saat tubuh terus dipaksa bergerak tanpa jeda, jantunglah yang pertama kali menanggung beban terbesarnya. Organ ini bekerja lebih keras, terutama saat tubuh sudah lelah namun tetap dipaksa berolahraga. Jika terus diabaikan, kelelahan fisik bisa berubah menjadi risiko serius bagi kesehatan jantung.
Jurnal Revista Española de Cardiología menyebutkan bahwa dari 288 kasus kematian mendadak saat berolahraga di Spanyol pada tahun 2010-2017, sebanyak 98% penyebabnya dari penyakit jantung. Terdapat beberapa penyebab utama kematian jantung mendadak saat berolahraga, yaitu :
1. Penyakit Jantung Tersembunyi
Banyak korban yang tidak menyadari memiliki penyakit jantung tertentu, seperti penyakit jantung koroner (penyempitan pembuluh darah jantung), kardiomiopati hipertrofik (penebalan otot jantung), gangguan irama jantung (aritmia), hingga kelainan bawaan jantung. Penyakit ini dapat memicu komplikasi fatal saat jantung bekerja keras selama olahraga.
2. Tekanan Berlebihan Pada Jantung
Olahraga berat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang dapat memperberat kerja jantung, terutama jika ada penyakit jantung sebelumnya. Lonjakan tekanan ini juga dapat menyebabkan pecahnya plak aterosklerotik di arteri jantung, sehingga memicu serangan jantung.
3. Gangguan Irama Jantung (Aritmia)
Gangguan irama jantung atau fibrilasi ventrikel dapat menyebabkan henti jantung secara mendadak. Kekurangan elektrolit akibat keringat berlebihan dan dehidrasi juga meningkatkan risiko aritmia
4. Kondisi Khusus
Pada orang muda, penyakit seperti kardiomiopati hipertrofik, sindrom long QT, sindrom Brugada, dan kelainan pada arteri koroner sering menjadi penyebab kematian. Pernah mengalami serangan jantung sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung lanjutan. Selain itu, cedera langsung pada area jantung (commotio cordis) juga dapat menyebabkan kematian mendadak meski tanpa kelainan jantung sebelumnya.
5. Pemicu Eksternal
Dehidrasi, kelelahan ekstrim akibat tingginya intensitas latihan, penggunaan doping atau suplemen yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kematian mendadak. gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan yang buruk, dan konsumsi alkohol berlebihan juga menjadi faktor pemicu yang perlu diwaspadai.
Langkah Pertama yang Menyelamatkan Nyawa

Saat melihat seseorang mengalami serangan jantung, penting untuk memberikan pertolongan cepat dan tepat untuk mencegah kematian. Menurut Dr. Andrianto, pakar jantung dari FK Universitas Airlangga, langkah pertama adalah memeriksa keadaan korban dengan memanggil atau memberikan rangsangan nyeri, lalu cek nadi dan pernafasan.
Jika korban tidak merespons dan tidak bernafas, segera hubungi tim medis dan lakukan bantuan hidup dasar (BHD) dengan cara :
- Buka jalan nafas dengan menengadahkan kepala dan mengangkat dagu
- Lakukan CPR atau resusitasi jantung paru dengan segera dan tepat
- Berikan nafas bantuan dari mulut ke mulut
- Gunakan AED (alat kejut listrik) jika tersedia
CPR bukan sekedar tindakan, tapi harapan terakhir. Harus dilakukan hingga bantuan medis tiba, karena nyawa hanya punya waktu beberapa menit untuk diselamatkan. Jika lewat 4-6 menit tanpa pertolongan, harapan itu bisa hilang.
Dr. Andrianto pun mengajak masyarakat untuk belajar melakukan BHD. Karena di saat genting, satu orang terlatih bisa menjadi alasan seseorang tetap hidup.
Berolahraga dengan Bijak untuk Kesehatan Jangka Panjang

Kasus kematian mendadak saat olahraga sering terjadi karena kurangnya persiapan dan ketidaktahuan soal faktor risiko, jelas dr. Muhammad Dedy Pratama, Sp. JP FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
“Kenali risiko seperti hipertensi, obesitas, stres, kelelahan, merokok, atau konsumsi kafein berlebih. Jangan olahraga setelah berat atau kurang tidur, dan hindari begadang setelahnya. Jika mengidap penyakit jantung, maka sebaiknya lakukan olahraga seperti anjuran dokter,” pesannya.
Ia menegaskan, olahraga malam tak berbahaya jika persiapan dilakukan dengan baik. Namun, ia menyarankan sebaiknya olahraga dilakukan di pagi hari untuk meminimalkan risiko akibat kondisi tubuh yang terlalu lelah.
Baca Juga: Minuman Isotonik Saat Olahraga, Perlu atau Tidak?
Referensi
- Atlet Zhang Zhi Jie Meninggal karena Henti Jantung, Apa itu? | Kompas.com
- Ketahui Penyebab Kematian Mendadak Saat Berolahraga | Radio Republik Indonesia
- Legenda Persebaya Bejo Sugiantoro Meninggal Dunia, Sempat Tak Sadar Saat Main Bola | Kompas.com
- Simak Pertolongan Pertama pada Kolaps Saat Olahraga | Unair News
- Sports-Related Sudden Cardiac Death in Spain. A Multicenter, Population-Based, Forensic Study of 288 Cases (2021), Revista Española de Cardiología
- Sudden Cardiac Death During Sports Practice. Is One Man’s Meat Another Man’s Poison? (2021), Revista Española de Cardiología
- Working Out While Sick: Should You Push Through or Rest? | Houston Methodist
Editor: Eka Putra Sedana