Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan kuliner tradisional yang sangat beragam. Salah satu makanan tradisional yang memiliki makna budaya sekaligus nilai gizi yang penting adalah lepet. Makanan ini berasal dari tradisi masyarakat Jawa dan kerap disajikan dalam perayaan Idul Fitri, terutama pada tradisi Syawalan yang berlangsung seminggu setelah Lebaran. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Mengenal Sejarah dan Asal-Usul Lepet
Lepet memiliki sejarah panjang dalam budaya masyarakat Jawa, dan telah dikenal sejak masa kerajaan Hindu-Buddha pada abad ke-8. Pada abad ke-15 hingga ke-16, peran Sunan Kalijaga dalam penyebaran Islam di wilayah Demak, Jawa Tengah, semakin memperkuat makna simbolisnya sebagai lambang kesucian jiwa dalam tradisi Lebaran.
Dengan pendekatan dakwah yang menyatu dengan budaya lokal, termasuk lewat makanan, lepet pun menyebar luas dan menjadi bagian dari tradisi keagamaan serta budaya masyarakat di berbagai daerah. Bentuk dan isinya pun mengalami adaptasi sesuai kearifan lokal di wilayah seperti Banyuwangi, Kudus, Jepara, hingga Bangka.

Sampai saat ini, tradisi masyarakat yang melibatkan kuliner ini masih lestari, seperti dalam Pesta Lomban di Jepara dan Sewu Kupat di Kudus, keduanya di Provinsi Jawa Tengah. Kedua perayaan ini menunjukkan kuatnya nilai kebersamaan dan rasa syukur yang tercermin melalui sajian lepet sebagai bagian dari ritual adat.
Apa Sebenarnya Lepet Itu?

Lepet adalah makanan tradisional yang terbuat dari ketan putih, kelapa muda parut, santan, kacang tolo, dan garam. Semua bahan ini dibungkus dengan daun kelapa muda (janur) dan direbus selama beberapa jam. Proses pembuatan yang cukup panjang menjadi simbol kesabaran, sementara bentuk dan tekstur hidangan ini mencerminkan makna filosofis tentang kesatuan dan ketulusan dalam budaya Jawa.
Kandungan Gizi Lepet yang Perlu Kamu Tahu!
Dalam satu buah lepet seberat 40 gram, terkandung sekitar 95 kalori, dengan komposisi 0,3 gram lemak, 20,66 gram karbohidrat, dan 1,8 gram protein. Tak hanya sebagai sumber energi, makanan ini juga menyimpan berbagai zat gizi penting. Berdasarkan studi dalam Journal of Ethnic Foods, satu porsinya juga mengandung 8,2 mg kalsium, 0,65 mg zat besi, 2 IU vitamin A, dan 0,96 mg vitamin B1, menjadikannya camilan lokal yang kaya manfaat.
Menariknya lagi, lepet bebas gluten, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita intoleransi gluten atau penyakit celiac. Selain itu, hidangan ini juga mengandung antioksidan, vitamin B kompleks (B1, B2, B6), vitamin C dan E, serta mineral penting seperti seng, tembaga, dan magnesium.
Meskipun bergizi, lepet sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar karena memiliki indeks glikemik tinggi sekitar 86 yang dapat memicu lonjakan gula darah, terutama bagi penderita diabetes. Selain itu, kandungan seratnya lebih rendah dibandingkan gandum utuh, sehingga kurang optimal untuk kesehatan pencernaan jika dikonsumsi berlebihan.
Apa Saja Manfaat Kesehatan Lepet?
Kandungan gizinya memberikan beberapa manfaat fungsional bagi kesehatan, antara lain:
- Kesehatan tulang: Kandungan kalsium membantu mencegah osteoporosis.
- Kesehatan kulit: Vitamin dan antioksidan mempercepat produksi kolagen dan meningkatkan elastisitas kulit.
- Sistem pencernaan: Serat dari kelapa dan kacang tolo membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.
- Sistem imun: Mineral seperti seng dan tembaga memperkuat daya tahan tubuh.
- Alternatif bebas gluten: Karena tidak mengandung gluten, lepet cocok dikonsumsi oleh individu dengan sensitivitas gluten atau penderita celiac.
Lepet tidak hanya menjadi simbol budaya dan tradisi dalam masyarakat Jawa, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan yang tidak kalah penting. Meski tergolong camilan tradisional, makanan ini tetap relevan untuk dikonsumsi di era modern sebagai pilihan pangan lokal bergizi, selama dikonsumsi secara bijak dan seimbang.
Baca juga: Bongko Kopyor Khas Gresik: Resep dan Kandungan Gizinya!
Referensi :
- Lepet”: Indonesian traditional food for Eid Al-Fitr celebrations (2023), Journal of Ethnic Foods
- Nili Gizi Lepet – fatsecret.co.id
Author : Adevina Hapsani, S.Gz
Editor : Rheinhard, S.Gz., Dietisien