Masalah Gizi Anak Sekolah?

Perkembangan dan pertumbuhan pada anak harus selalu diawasi. Salah satu aspek yang perlu diawasi adalah dari status gizi pada anak. Untuk mengawasi aspek status gizi itu juga perlunya memperhatikan asupan makanan pada anak. 

Ketika anak mulai memasuki masa sekolahnya, kebiasaan makan itu mulailah berkembang. Yang awalnya hanya makan makanan di rumah, pada masa sekolah anak mulai mengeksplore makanan di luar rumah. Disini peran orang tua penting untuk terus memantau. 

Memangnya, permasalahan apa saja yang timbul ketika tidak mengawasi asupan makan pada anak? Berikut penjelasannya

Secara garis besar permasalahan gizi pada anak masa sekolah antara lain kekurangan zat gizi makro, zat gizi mikro, malnutrisi. Permasalahan itu timbul dari asupan makanan yang memiliki gizi yang rendah, serta asupan camilan tidak sehat yang terlalu banyak. 

  1. Kekurangan zat gizi makro

Kekurangan gizi makro dapat saja terjadi karena faktor anak sering melewatkan waktu sarapan sebelum berangkat sekolah. 

Hal itu mengakibatkan perut kosong dan mengurangi performa selama di sekolah. Anak akan merasa lemas, mengantuk dan bahkan susah untuk berkonsentrasi karena perut kosong. 

  1. Kekurangan zat gizi mikro

Masalah kekurangan zat gizi mikro yang paling sering anak sekolah alami adalah zat besi. 

Anak yang jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan protein hewani tinggi zat besi beresiko besar kekurangan zat gizi mikro. Dampak dari kekurangan zat gizi mikro sntara lsnmij rasa lemas, letih, lesu ketika sedang belajar di sekolahan.

  1. Asupan camilan tidak sehat berlebih

Pada masa anak sekolah, anak seringnya mengeksplore jajanan yang ada di sekolah. Kebanyakan pada anak tidak mengetahui apakah jajan itu baik untuk dirinya atau tidak. Yang dilihat hanyalah ketertarikannya terhadap visual serta rasa makanan.

Contoh ketika anak sekolah membeli jajanan di luar kantin sekolah sebut saja nama jajannya yaitu “cilung” atau aci digulung. Cilung memang memiliki rasa yang enak, namun tidak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Jajanan tersebut cenderung tinggi kalori dan lemak jenuh karena terbuat dari tepung yang digoreng. 

Penulis : Laily N. Aliyah, S.Gz | Editor : Lisa Rosyida, S.Gz, RD | Sumber gambar : freepik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *