Di masa sekarang ini, banyak orang yang memulai untuk mencoba gaya hidup sehat. Berbagai jenis diet menjadi sorotan utama ketika mencari cara efektif untuk mengurangi berat badan dan mempercantik bentuk tubuh.
Beberapa diet yang menjadi populer di antaranya, diet keto, veganisme, diet paleo, hingga diet pescatarian. Masing – masing dari diet tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing, termasuk diet yang satu ini.
Pescatarian: Vegetarian yang Mengonsumsi Hewan Perairan
Diet Pescatarian adalah sebuah tren diet vegetarian di negara barat, di mana penganut diet ini tidak hanya memakan sumber pangan berbasis nabati, tapi juga memakan protein hewani dari udang dan seafood.
Para pelaku diet pescatarian tidak memakan daging ayam, daging merah, dan daging binatang lainnya selain yang berasal dari air.
Makanan yang bisa dimakan jika kamu berminat untuk melakukan diet ini antara lain :
- Ikan dan seafood
- Sayur dan buah
- Biji-bijian
- Kacang-kacangan
- Telur
- Produk olahan susu
Diet Pescatarian dan Manfaatnya Terhadap Kesehatan
Salah satu manfaat kesehatan dari diet pescatarian adalah terhindar dari resiko penyakit jantung.
Pada metode diet ini, daging yang tinggi kolesterol digantikan dengan ikan dan seafood yang cenderung kaya akan zat bermanfaat bagi kesehatan jantung, seperti omega-3, EPA, dan DHA.
Buah dan sayur juga kaya akan antioksidan yang dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung, serta berbagai macam jenis kanker seperti kanker esophagus, paru-paru, pancreas, prostat, perut, dan lainnya. Tak hanya itu, buah dan sayur juga dinilai dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.
Diet pescatarian dinilai dapat mengontrol nafsu makan karena makanan-makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi serat dan protein, sehingga memerlukan proses pencernaan lebih lama jika dibandingkan dengan mengonsumsi ultra processed food.
Pada akhirnya, hal itu akan membuat individu yang melakukan diet pescatarian mengonsumsi makanan yang sedikit kalorinya serta menghambat rasa lapar.
Sebuah penelitian yang mengkaji hubungan metode diet pescatarian dengan tingkat keparahan COVID-19 menemukan bahwa peluang lebih rendah untuk terkena COVID-19 dan penyakit parah lainnya.
Orang yang melakukan diet berbasis tumbuhan atau diet pescatarian memiliki asupan sayuran dan kacang-kacangan yang lebih tinggi, dan asupan daging unggas, daging olahan yang lebih rendah.
Maka orang- orang yang melakukan diet ini cenderung mengkonsumsi makanan yang padat gizi sehingga lebih terhindar dari terkena COVID-19.
Bagaimana Cara Memaksimalkan Manfaat Diet Pescatarian?
Diet pescatarian merupakan versi upgrade dari vegetarian. Jika vegetarian benar-benar hanya memakan sumber pangan nabati, maka pelaku diet pescatarian juga mengonsumsi sumber pangan hewani yang berasal dari perairan.
Protein dari ikan, telur, seafood, dan protein nabati dinilai lebih sehat dibandingkan protein dari daging. Nah, agar dapat merasakan manfaat dari diet pescatarian dengan lebih maksumal, ada beberapa hal yang bisa dihindari, antara lain:
- Terlalu banyak mengonsumsi processed-food
- Ikan dengan kandungan merkuri tinggi
- Kemungkinan kekurangan zat gizi tertentu
Baca juga: Diet Sirtfood, Makanan Sehat tapi Bukan Diet Sehat
Pada akhirnya, semua metode diet bertujuan untuk mencapai pola hidup yang lebih sehat. Tidak ada paksaan untuk melakukan diet dengan metode tertentu, termasuk metode diet pescatarian ini.
Pilihlah metode diet yang paling cocok untuk anda, dan jangan lupa selalu rutin berkonsultasi dengan ahli gizi dan dokter jika terjadi komplikasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. (2022). 4 Ways Protein Can Help You Shed Pounds. [online] Available at: https://health.clevelandclinic.org/how-much-protein-to-eat-to-lose-weight/.
- Cleveland Clinic. (2023). Curious if the pescatarian diet might be right for you? [online] Available at: https://health.clevelandclinic.org/pescatarian-diet.
- Kim, H., Rebholz, C.M., Hegde, S., LaFiura, C., Raghavan, M., Lloyd, J.F., Cheng, S. and Seidelmann, S.B. (2021). Plant-based diets, pescatarian diets and COVID-19 severity: a population-based case–control study in six countries. BMJ Nutrition, Prevention & Health, [online] p.bmjnph. doi:https://doi.org/10.1136/bmjnph-2021-000272.
Penulis : Nabila Ayu Mumtazah, S.K.M | Editor : Ulfi Rahma Yunita, M.Gizi & Ulfa Ratriana, S.Gz | Sumber Foto : Freepik.com