Menopause merupakan salah satu tahapan kehidupan dialami wanita. Menurut World Health Organization (WHO), seorang wanita sudah memasuki menopause apabila selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami menstruasi. Perubahan hormonal pada masa menopause dapat memengaruhi kondisi fisik, emosi, dan mental.
Biasanya wanita mengalami menopause pada usia 45 hingga 55 tahun. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) menyatakan rata-rata wanita Indonesia mengalami menopause pada usia 47 tahun pada tahun 2015 dan meningkat menjadi 51 tahun pada tahun 2019.
Usia Harapan Hidup (UHH) yang meningkat memengaruhi durasi masa tua. Kemenkes RI menunjukkan bahwa rata-rata UHH penduduk Indonesia per tahun 2015 adalah 70,78 tahun dan meningkat pada tahun 2024 menjadi 72,39 tahun (sekitar 72 tahun 4 bulan 20 hari).
Semakin tinggi UHH, maka semakin panjang seorang wanita melalui masa postmenopause. Bahkan hampir sepertiga masa hidup perempuan berada pada masa postmenopause. Hal ini memerlukan perhatian khusus untuk menghadapi perubahan fisiologis agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Tahapan Menopause pada Wanita
National Institute on Aging menjelaskan bahwa menopause bukan sebuah penyakit. Menopause adalah sesuatu yang normal dalam penuaan bagi wanita. Sebagian wanita tidak mengalami gejala atau gejala tidak parah ketika mengalami menopause. Gejala-gejala tersebut mulai muncul ketika masa transisi menopause.
Mayo Clinic menjelaskan beberapa tahap menopause yang terjadi pada wanita sebagai berikut.
Perimenopause
Perimenopause dimulai ketika usia pertengahan 40 tahunan hingga awal 50 tahunan. Perubahan yang paling mencolok adalah perubahan siklus menstruasi yang lebih panjang atau masa menstruasi lebih panjang dari biasanya.
Menopause
Menopause terjadi ketika menstruasi tidak terjadi selama 12 bulan berturut-turut. Masa menopause dimulai ketika usia pertengahan 40 tahunan hingga awal 50 tahunan. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk menemui masa menopause.
Postmenopause
Postmenopause dimulai ketika menstruasi sudah tidak terjadi selama 12 bulan berturut-turut hingga tutup usia. Masa ini bisa terjadi sekitar sepertiga usia hidup wanita.
Gejala Menopause pada Wanita
National Institute on Aging menjelaskan masa perimenopause ditandai dengan sejumlah gejala seperti:
- perubahan masa menstruasi;
- tubuh terasa panas (hot flashes) dan keringat di malam hari;
- kesulitan menahan untuk buang air kecil;
- gangguan tidur; dan
- perubahan perasaan.
Perubahan yang paling mencolok ketika masa perimenopause adalah perubahan hormon. Hormon progesteron dan estrogen yang diproduksi oleh ovarium menurun drastis. Gejala yang terjadi saat masa perimenopause dapat berlanjut hingga masa postmenopause.
Ketika masa perimenopause, tubuh akan mulai mengalami perubahan energi. Perubahan berkaitan dengan distribusi lemak di tubuh, kepadatan tulang, kesehatan jantung, bentuk dan komposisi tubuh, dan fungsi fisik tubuh.
Perubahan fisiologis pada tubuh karena menopause menyebabkan wanita lebih rentan terhadap berbagai kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, dan osteoporosis.
Kenaikan Berat Badan dan Menopause
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause mengalami kenaikan berat badan. Studi literatur di Best Practice and Research Clinical Obstetrics & Gynaecology menunjukkan bahwa wanita dengan status gizi overweight kemungkinan mengalami gejala hot flashes dan keringat di malam hari lebih tinggi dibandingkan wanita dengan status gizi normal.
Menopause diduga berhubungan dengan peningkatan lemak yang ditunjukkan dengan peningkatan lingkar perut. Hal ini terjadi karena perubahan hormon estrogen yang berperan pada pada metabolisme lemak. Peningkatan lingkar perut juga tetap terjadi pada wanita yang mengontrol berat badan.
Artikel penelitian di Adi Husada Nursing Journal menunjukkan bahwa rata-rata rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul wanita menopause sebesar 0,904. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden mengalami obesitas sentral (rasio >0,9). Kejadian obesitas sentral didukung dengan adanya keluhan desopositas (kegemukan dan gangguan metabolisme karbohidrat).
Belum ada penyebab pasti mengenai hubungan menopause dengan kenaikan berat badan. Penelitian menunjukkan bahwa usia tua dan kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama kenaikan berat badan pada wanita menopause. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah perubahan hormon secara signifikan menjadi penyebab kenaikan berat badan pada wanita menopause.
5 Tips Mempersiapkan Tubuh Menghadapi Menopause
Perubahan hormonal berdampak pada kondisi fisik, emosional, dan mental. Masa menopause merupakan fase reproduksi yang akan dilewati hingga tutup usia. Beberapa cara dapat dilakukan sebelum memasuki masa menopause agar tubuh bisa lebih siap.
1. Mengonsumsi Makanan Kaya Kalsium dan Vitamin D
Healthline menjelaskan bahwa estrogen berperan untuk menjaga kekuatan tulang. Menopause menyebabkan kadar estrogen tubuh turun sehingga dapat meningkatkan resiko osteoporosis. Kalsium dan vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang.
Kalsium terdapat pada produk susu (yogurt, keju), sayuran daun hijau, tahu, kacang-kacangan, dan ikan yang tulangnya dapat dimakan (misalnya ikan presto). Vitamin D terdapat pada ikan yang berlemak dan telur.
2. Menjaga Berat Badan Agar Tetap Normal
Healthline menjelaskan bahwa kenaikan lingkar perut mungkin terjadi karena faktor penambahan usia dan perubahan hormon. Kenaikan lingkar perut menunjukkan peningkatan massa lemak di tubuh. Artikel di Women’s Midlife Health menjelaskan bahwa semakin rendah massa lemak pada tubuh maka kemungkinan gejala hot flashes dan keringat di malam hari semakin rendah.
3. Hindari Makanan Pemicu
Healthline menjelaskan makanan atau minuman yang mengandung kafein, alkohol, pedas, dan tinggi gula dapat menyebabkan rasa panas di tubuh. Hal ini dapat memperburuk gejala hot flashes dan keringat di malam hari yang sering dialami wanita saat menopause. Setidaknya waktu makan diakhiri 2 jam sebelum tidur untuk mengurangi rasa panas tubuh.
4. Berolahraga dengan Rutin
Artikel di Menopouse menjelaskan bahwa latihan kekuatan dan aerobik dapat mengurangi gejala rasa panas tubuh karena menopause. Intensitas perlu diperhatikan agar tidak terjadi cedera. Olahraga secara rutin juga menurunkan resiko penyakit jantung.
5. Minum Cukup Air
Healthline menjelaskan bahwa turunnya estrogen dapat menyebabkan kulit terasa kering. Minum air sekitar 7-8 gelas per hari (1,5 – 2 liter) untuk mengurangi rasa kembung karena perubahan hormon.
Gejala menopause dapat dihadapi dengan makan dengan gizi seimbang dan latihan rutin. Mari jadikan gaya hidup sehat untuk menghadapi menopause.
Baca Juga: Penyakit yang Bisa Muncul Setelah Menopause
Referensi
- Menopause – World Health Organization
- Profil Kesehatan Indonesia 2019 (2019), Kementerian Kesehatan RI
- Usia Harapan Hidup Penduduk di Indonesia Meningkat: Bagaimana Cara Hidup Panjang dengan Sehat dan Sejahtera? – Kementerian Kesehatan RI
- What is Menopause – National Institute on Aging
- Explaining the Stages of Menopause – Mayo Clinic
- Obesity and Menopause (2015), Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology
- Durasi Menopause dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Usia Lanjut (2019), Adi Husada Nursing Journal
- 11 Natural Menopause Tips – Healthline
- Association of Lean Body Mass to Menopausal Symptoms: The Study of Women’s Health Across the Nation (2020), Women’s Midlife Health
- Physical Activity and Exercise for Hot Flashes: Trigger or Treatment? (2023), Menopause
Editor: Eka Putra Sedana