Seringkali ibu hamil dan melahirkan mengkhawatirkan berat badannya yang tidak kembali seperti semula sebelum kehamilan. Disamping itu, mereka juga memerlukan energi lebih banyak daripada wanita pada umumnya. Hal ini karena energi tersebut diperlukan untuk proses mengandung dan menyusui.
Kedua hal yang bertentangan tersebut menimbulkan pertanyaan baru mengenai diet yang aman dan sehat bagi ibu hamil. Kemudian, muncul juga pernyataan bahwa menyusui dapat menjadi cara alami ibu menurunkan berat badannya.
Lantas, benarkah hal tersebut? Cek faktanya di sini!
Menyusui dapat Membantu Menurunkan Berat Badan
Pada beberapa penelitian, menyusui terbukti menjadi cara efektif untuk menurunkan berat badan. Ibu menyusui eksklusif dapat lebih banyak menurunkan berat badan, bahkan hingga kembali ke berat semula.
Berdasarkan penelitian dari Japan Environment and Children’s Study (JECS), ibu hamil yang menyusui secara eksklusif 6 bulan dapat mengembalikkan berat badannya seperti sebelum kehamilan, dengan rata-rata ibu memiliki retensi berat badan sebesar 0,2 kg. Sementara itu, pada ibu menyusui tidak eksklusif hingga 6 bulan meninggalkan retensi berat badan sekitar 0,8 kg.
Selama kehamilan, ibu dapat memiliki kenaikan berat badan hingga 11 kg. Pada enam bulan setelah menyusui, berat badan ibu dapat turun hingga kembali ke berat badan semua (dengan retensi berat badan kurang dari 1 kg). Sementara itu, pada ibu obesitas justru dapat menurunkan lebih banyak berat badan. Pada penelitian tersebut, ibu dengan obesitas dapat menurunkan berat badan hingga 4,8 kg dari berat badan sebelum hamil.
Penelitian lain dengan sampel besar dan waktu pengamatan hingga 6 bulan juga menunjukkan bahwa ibu menyusui, terutama ASI eksklusif dapat menurunkan berat badan lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui eksklusif atau bahkan tidak menyusui.
Hal tersebut menunjukkan bahwa menyusui memang dapat mengembalikkan berat badan ibu. Bagaimana menyusui dapat berpengaruh terhadap penurunan berat badan?
Alasan Menyusui dapat Menjadi Diet Alami bagi Ibu
Pengertian ibu menyusui secara eksklusif adalah ibu menyusui anaknya hingga berumur 6 bulan tanpa memberikan tambahan makanan dari selain ASI. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan ibu menyusui eksklusif dapat membantu menurunkan berat badan:
- Ketika menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak dan menyebabkan timbunan lemak selama hamil akan terpakai. Apabila timbunan lemak dipakai untuk mneyusui, maka berat badan ibu akan lebih cepat kembali ke sebelum hamil.
- Ibu yang menyusui eksklusif membakar rata-rata 500 kalori setiap hari.
- Menyusui seringkali membuat ibu mengantuk dan banyak tidur. Ketika ibu tertidur, menyusui dapat tetap berjalan dan kalori tetap terbakar. Selain itu, tidur yang cukup juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan.
- Menyusui membantu rahim berkontraksi agar kembali ke ukuran semula. Hal ini dapat membantu penurunan berat badan.
Selain menyusui, ibu juga dapat memperhatikan pola makan yang sehat untuk kecukupan energi sekaligus menjaga kualitas ASI. Meskipun ingin menurunkan berat badan dengan cepat, ibu menyusui tidak diperbolehkan melewatkan makan apalagi melakukan pembatasan makan ketat. Hal ini karena ibu menyusui membutuhkan kalori lebih banyak untuk menyusui.
Ibu menyusui dapat membatasi gorengan, soda, makanan cepat saji, dan makanan olahan lainnya agar dapat mencapai penurunan berat badan yang lebih cepat dan sehat. Sementara itu, untuk makanan utama dan selingan tetap harus tercukupi dan seimbang. Ibu menyusui tidak perlu terburu-buru melakukan diet penurunan berat badan karena menyusui sendiri merupakan cara alami untuk menurunkan berat badan.
Baca Lebih Lengkap: Tips Diet Sehat dan Aman untuk Ibu Menyusui
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- 5 Tips Menurunkan Berat Badan Pasca Melahirkan – Halodoc
- 5 Alasan Menyusui dapat Menurunkan Berat Badan Tanpa Perlu Diet – HaiBunda
- Pemberian ASI Eksklusif dan Penurunan Berat Badan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru (2012), STIKES Payung Negeri Pekanbaru
- Effects of Breastfeeding on Postpartum Weight Change in Japanese Women: The Japan Environment and Children’s Study (JECS) (2022), PloS ONE