Mie Instan: Lezat dan Praktis, tapi Apa Sehat untuk Anak?

mie instan

Mie instan adalah salah satu makanan yang sangat populer di kalangan anak-anak dan orang dewasa. Bagi anak-anak, rasanya yang lezat, cara penyajiannya yang praktis, serta berbagai pilihan rasa membuat mie instan menjadi favorit. Namun, apakah mie instan merupakan pilihan yang sehat untuk mereka?

Apa Manfaat dan Risiko Konsumsi Mie Instan?

Mie instan memiliki beberapa manfaat, seperti praktis dan cepat disajikan, sehingga cocok untuk kondisi darurat atau saat terburu-buru. Selain itu, harganya yang terjangkau menjadikannya pilihan ekonomis bagi banyak keluarga. Beragam rasa yang tersedia juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak, terutama bagi mereka yang sulit makan. 

Namun, di sisi lain, konsumsi mie instan juga memiliki risiko. Tingginya kadar garam dan MSG dalam mie instan dapat berdampak pada kesehatan ginjal dan tekanan darah jika dikonsumsi berlebihan. Dimana menurut NASEM (National Academy of Sciences, Engineering and Medicine), kebutuhan natrium harian anak umur 4-8 tahun adalah 1000 mg (2500 mg garam dapur) tetapi 1 bungkus mie instan rata-rata sudah mengandung 1000 mg. Selain itu, mie instan cenderung kurang bernutrisi dibandingkan dengan makanan alami karena rendah serat dan protein. Kandungan lemak jenuh serta pengawet dalam mie instan juga bisa berdampak negatif jika dikonsumsi terlalu sering.

Yuk, Kita Bedah Kandungan Gizi dalam Mie Instan!

Mie instan mengandung beberapa zat gizi utama, di antaranya:

  • Karbohidrat: Sumber utama energi yang berasal dari tepung terigu, dengan rata-rata sekitar 50-60 gram per kemasan.
  • Lemak: Biasanya berasal dari minyak yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan, dengan kandungan sekitar 10-18 gram per kemasan.
  • Protein: Kandungan protein dalam mie instan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan sumber protein hewani atau nabati lainnya, sekitar 6-10 gram per kemasan.
  • Garam dan MSG: Sering kali dalam jumlah yang cukup tinggi untuk meningkatkan rasa, dengan natrium mencapai 1.000-1.200 mg per kemasan.

Namun, mie instan juga memiliki beberapa bahan tambahan yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Pengawet dan Pewarna: Digunakan untuk memperpanjang masa simpan dan memberikan tampilan menarik.
  • Lemak Trans: Dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.

Apa Ada Cara Masak Mie Instan yang Lebih Sehat?

Sumber: Freepik

Agar lebih sehat, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut pada makanan anak:

  • Menambahkan sayuran seperti wortel, brokoli, atau bayam ke dalam mie instan.
  • Menyajikan mie instan dengan tambahan sumber protein seperti telur, tahu, atau ayam.
  • Mengurangi penggunaan bumbu instan dan menggantinya dengan bumbu alami seperti bawang putih dan merica.
  • Memilih mie instan dengan kandungan natrium yang lebih rendah atau varian yang lebih sehat seperti mie gandum.

Mie instan bisa dikonsumsi anak-anak dalam jumlah yang wajar, tetapi sebaiknya tidak menjadi makanan utama. Dengan menambahkan bahan-bahan yang bergizi dan mengontrol frekuensi konsumsi, Anda dapat memastikan anak tetap mendapatkan gizi yang seimbang. Mengajarkan anak untuk lebih mengenal makanan sehat sejak dini adalah langkah penting untuk masa depan mereka.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik untuk Penderita Diabetes, Mie atau Nasi?

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dieitisen

Referensi: 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *