Susu whey protein sangat terkenal di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang rutin berolahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi, atau yang rajin nge-gym. Produk ini dipercaya mampu membantu pemulihan otot, menjaga stamina, dan bahkan menambah massa otot. Tapi, apakah whey protein benar-benar diperlukan? Apakah aman dikonsumsi jangka panjang? Yuk, kita kupas tuntas!
Apa sih Whey Protein Itu?
Whey protein mungkin sudah nggak asing lagi buat kamu yang suka olahraga atau sering main ke gym. Tapi, tahukah kamu kenapa whey protein disebut-sebut sebagai suplemen terbaik untuk membentuk otot?
Whey protein berasal dari bagian cair susu yang dipisahkan saat proses pembuatan keju. Uniknya, protein ini mengandung asam amino lengkap, terutama BCAA (branched-chain amino acids) yang penting banget buat mempercepat pemulihan dan pembentukan otot.
Nggak cuma itu, whey juga punya pola asam amino yang mirip dengan otot manusia dan cepat banget diserap tubuh—makanya sering dijuluki “gold standard” dalam dunia suplemen protein. Nggak heran deh, whey protein jadi favorit banyak orang yang ingin meningkatkan performa latihan dan membentuk tubuh ideal!
Keunggulan Whey Protein
1. Bantu Turunkan Lemak Tubuh
Whey protein efektif untuk menurunkan berat badan saat diet rendah kalori. Selain itu, whey juga mengontrol hormon lapar, bikin kenyang lebih lama, dan lebih efektif daripada daging merah dalam menurunkan lemak tubuh.
2. Menjaga Gula Darah
Konsumsi whey protein membantu meningkatkan sensitivitas insulin (hormon pengatur gula darah), yang penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, terutama saat diet atau olahraga intens.
3. Dukung Sistem Imun Tubuh
Kandungan bioaktif seperti alfa-laktalbumin (a-LA), beta-laktoglobulin (ß-LG), dan laktoferin (LF) dalam whey membantu meningkatkan produksi glutathione—antioksidan penting dalam tubuh—yang memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari infeksi serta virus.
4. Potensi Lindungi dari Kanker
Beberapa komponen dalam whey protein terbukti memiliki sifat antikanker, membantu mencegah perkembangan sel-sel prakanker dan mendukung terapi gizi bagi pasien kanker karena mudah dicerna.
5. Baik untuk Kesehatan Jantung
Whey protein membantu menurunkan kadar trigliserida dalam darah, memperbaiki tekanan darah, dan meningkatkan fungsi pembuluh darah, terutama pada individu yang kelebihan berat badan.
6. Juara dalam Pembentukan Otot
Whey mengandung BCAA (Branched Chain Amino Acids) tertinggi di antara semua sumber makanan alami. BCAA penting banget buat atlet karena langsung dimetabolisme di otot untuk membantu pemulihan dan pembentukan otot.
7. Bantu Jaga Massa Otot Lansia
Whey protein dan asam amino esensial terbukti sama efektifnya dalam merangsang sintesis protein otot pada lansia, sehingga sangat berguna untuk menjaga massa otot seiring bertambahnya usia.
Adakah Efek Sampingnya?
1. Beban pada Hati (Liver)
Whey protein dimetabolisme di hati, dan apabila dikonsumsi berlebih—terutama pada individu yang tidak aktif—dapat meningkatkan enzim hati (ALT dan AST), serta menimbulkan stres oksidatif, peradangan, bahkan potensi toksisitas hati. Aktivitas fisik diketahui dapat mengurangi efek samping ini.
2. Risiko Gangguan Ginjal
Kelebihan protein menghasilkan limbah metabolik berupa urea yang harus disaring oleh ginjal. Pada individu dengan gangguan ginjal atau yang menjalani terapi obat kronis, konsumsi whey protein dapat meningkatkan kadar kreatinin dan memperburuk fungsi ginjal.
3. Gangguan pada Mikrobiota Usus
Beberapa studi menunjukkan whey protein dapat mengubah komposisi bakteri usus (misalnya peningkatan bakteri phylum Bacteroidetes), yang berpotensi meningkatkan peradangan dan risiko obesitas. Namun, efek ini masih bersifat individual.
4. Efek Campuran pada Saluran Cerna
Sementara beberapa studi menunjukkan whey protein dapat menurunkan bakteri jahat seperti Helicobacter dan E. coli, serta meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA), efeknya bisa bervariasi tergantung jenis protein, durasi konsumsi, dan kondisi kesehatan masing-masing orang.
5. Interaksi dengan Obat
Pengguna whey protein yang juga mengonsumsi obat kronis (seperti terapi HIV) menunjukkan peningkatan signifikan pada enzim hati dan kreatinin darah. Ini menandakan perlunya pengawasan ketat saat mengonsumsi suplemen bersamaan dengan obat.
Lalu, Seberapa Porsi Maksimal Per Hari?
Konsumsi whey protein terbukti dapat meningkatkan massa otot, kekuatan, dan daya tahan tubuh, terutama jika dikombinasikan dengan latihan beban—dan ini bisa terjadi tanpa tergantung pada pola makan secara keseluruhan.
Dalam jumlah moderat, whey protein umumnya aman dikonsumsi, bahkan punya manfaat tambahan bagi kesehatan usus dan tulang, khususnya pada individu yang sehat. Tapi ingat, kebutuhan tiap orang berbeda-beda tergantung tujuan, aktivitas fisik, dan komposisi tubuh. Penelitian menyarankan dosis idealnya ada di kisaran 20–25 gram per hari. Kalau lebih dari 40 gram per hari, justru bisa memicu efek samping bagi tubuh.
Baca Juga: Olahraga Tanpa Asupan Protein Cukup, Apa Bisa?
Referensi
- Proteins and Minerals in Whey Protein Supplements (2023), Foods
- Health Benefits of Whey Protein: A Review (2012), Journal of Food Science and Engineering
- Investigating the Health Implications of Whey Protein Consumption: A Narrative Review of Risks, Adverse Effects, and Associated Health Issues (2024), Healthcare
- Effects of Whey Protein Supplement on 4-Week Resistance Exercise-Induced Improvements in Muscle Mass and Isokinetic Muscular Function under Dietary Control (2023), Nutrients
- Protein supplementation: the double-edged sword (2023), Baylor University Medical Center Proceedings
Editor: Rheinhard, S.Gz., RD