4 Tren ‘Sehat’ yang Justru Harus Dihentikan, Menurut Ahli Gizi

tren-hidup-sehat

Dalam beberapa tahun terakhir, tren hidup sehat makin menjamur di media sosial. Mulai dari pola makan ekstrem hingga gaya hidup “clean eating” yang ketat, banyak orang berlomba-lomba menerapkan kebiasaan yang dianggap sehat. Namun menurut para ahli gizi, tidak semua tren ini terbukti bermanfaat—bahkan beberapa di antaranya justru berbahaya jika dilakukan tanpa pemahaman yang benar.Berikut 4 tren “sehat” yang sebaiknya kamu hentikan segera menurut pandangan ilmiah.

1. Diet Keto Jangka Panjang Tanpa Pengawasan

Banyak yang tergiur dengan hasil cepat dari diet keto, yaitu penurunan berat badan drastis. Namun, diet tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat ini bisa berdampak negatif jika dilakukan terus-menerus.

Menurut jurnal Nutrients, diet keto dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida jika tidak dikontrol dengan benar. Kekurangan serat akibat minimnya konsumsi buah dan biji-bijian juga bisa memicu gangguan pencernaan.

Penggunaan diet keto sebaiknya dibatasi dan dikawal profesional, terutama pada orang dengan risiko penyakit jantung atau ginjal.

2. Menghindari Semua Jenis Lemak

Beberapa tren “clean eating” mendorong penghindaran total terhadap makanan berlemak. Padahal, tidak semua lemak itu jahat. Padahal tubuh tetap membutuhkan lemak sehat untuk menyerap vitamin A, D, E, dan K. Kekurangan lemak juga bisa mengganggu hormon dan kesehatan kulit.

Sebuah studi dari Clinical Nutrition (Edinburgh, Scotland) menunjukkan bahwa lemak tak jenuh tunggal dari alpukat, kacang, dan ikan justru mendukung kesehatan jantung dan fungsi otak.

3. Minum Air Lemon atau Detox Setiap Hari

Minuman detox dengan lemon atau cuka apel masih jadi tren, dipercaya bisa “membersihkan” racun tubuh. Padahal, tubuh sebenarnya sudah memiliki organ detoksifikasi alami yaitu, hati dan ginjal. 

Konsumsi lemon berlebihan bisa merusak enamel gigi, sementara cuka apel dapat mengganggu lambung dan kadar kalium jika diminum rutin tanpa makan.

Dilansir dari Jurnal Monographs In Oral Science, konsumsi berlebihan minuman asam dapat menyebabkan sensitivitas gigi dan masalah lambung jangka panjang.

4. Olahraga Berlebihan Setiap Hari Tanpa Istirahat

Motivasi untuk hidup aktif memang penting, tapi berolahraga tanpa jeda pemulihan juga bisa menjadi bumerang. Overtraining bisa menyebabkan cedera, kelelahan kronis, dan bahkan gangguan hormonal. Tubuh butuh waktu untuk memulihkan otot dan jaringan setelah beraktivitas intens.

Penelitian dari Medicine and Science in Sport and Exercise menegaskan bahwa latihan tanpa jeda istirahat memicu peningkatan hormon kortisol, yang berhubungan dengan stres dan inflamasi.

Jangan Asal Ikut Tren, Pahami Dulu, Baru Terapkan!

Tidak semua tren “sehat” layak diikuti. Terkadang, yang dibutuhkan bukanlah perubahan ekstrim, tetapi keseimbangan, kesadaran, dan edukasi yang benar. Jika ingin hidup lebih sehat, jangan hanya ikut-ikutan, tanyakan pada ahlinya.

Daripada hanya ikut-ikutan, yuk mulai pola hidup sehat yang benar! Konsultasi dengan ahli gizi bisa membantumu membedakan mana tren yang layak diikuti, mana yang perlu dihindari.

Baca Juga : Tren Diet Juice Cleanse: Apa yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Mencoba?

Referensi

  1. The Ketogenic Diet and Cardiovascular Diseases (2023), Nutrients 
  2. Association between dietary fat intake and mortality from all-causes, cardiovascular disease, and cancer: A systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies (2021), Clinical Nutrition (Edinburgh, Scotland)
  3. Chapter 9: Acidic Beverages and Foods Associated with Dental Erosion and Erosive Tooth Wear (2020), Monographs In Oral Science
  4. Prevention, diagnosis, and treatment of the overtraining syndrome: joint consensus statement of the European College of Sport Science and the American College of Sports Medicine (2013), Medicine and Science in Sport and Exercise

Editor: Eka Putra Sedana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *