Makna & Kandungan Gizi Makanan Khas Imlek: Simbolisme Hidangan Tionghoa

Tahun Baru Imlek adalah momen yang sangat dinantikan oleh etnis Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Umumnya, banyak makna yang terkandung dalam nuansa imlek. Salah satunya adalah warna merah yang merupakan simbol kemakmuran, sebagai doa tahun tersebut dapat berjalan dengan baik.

Tidak hanya warna yang mengandung makna, ternyata hidangan yang sering kali disajikan saat imlek juga memiliki simbolisme dan harapan baik untuk tahun yang akan datang. 

Makna & Kandungan Gizi 6 Makanan Khas Saat Imlek

Berikut adalah beberapa makanan khas yang sering dikonsumsi oleh etnis Tionghoa di Indonesia saat Imlek, lengkap dengan detail tentang asal-usul, makna, dan kandungan gizinya:

1. Kue Keranjang

Kue keranjang adalah makanan ikonik saat Imlek yang terbuat dari tepung ketan dan gula merah. Hidangan khas imlek ini dikenal karena teksturnya yang lengket dan rasanya yang manis. Jadi, kue keranjang disebut juga sebagai dodol khas China. Dalam tradisi, kue keranjang melambangkan keharmonisan keluarga dan peningkatan rezeki dari tahun ke tahun. 

Di Indonesia, kue ini biasanya disusun bertumpuk, yang menggambarkan susunan keluarga dan harapan untuk terus maju dalam kehidupan. Kue keranjang juga sering diolah menjadi hidangan baru, seperti digoreng dengan telur untuk camilan yang lezat. Mengonsumsi kue keranjang sebanyak 100 gram, berarti kita mendapatkan asupan 148 kalori, dengan sekitar 34 gram karbohidrat. Maka, kandungan kalori yang tinggi dari gula dan tepung ketan membuatnya menjadi sumber energi instan sehingga konsumsinya perlu dibatasi.

2. Ikan Kukus Utuh

Ikan adalah simbol kelimpahan dan keberuntungan. Dalam bahasa Mandarin, kata “yu” berarti “kelimpahan” atau “lebih”. Hidangan ini biasanya disajikan utuh, mencerminkan kesatuan dan keberhasilan yang utuh pula. Di Indonesia, ikan bandeng sering dipilih karena ukurannya yang besar dan dagingnya yang lembut. 

Penyajiannya yang sederhana dengan bawang putih dan kecap memberikan cita rasa khas yang disukai banyak keluarga Tionghoa. Ikan kaya akan protein dan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Untuk 1 porsi ikan kukus, mengandung kalori yang bervariasi, yang berkisar antara 120-170 kkal tergantung jenis dan besar ikannya.

3. Buah Jeruk Mandarin

Jeruk mandarin adalah simbol kemakmuran dan keberuntungan karena warna jingga cerah yang menyerupai emas. Dalam budaya Tionghoa, memberikan jeruk saat Imlek melambangkan doa untuk kebahagiaan dan keberhasilan. Di Indonesia, jeruk mandarin yang manis dan segar menjadi buah yang wajib ada di meja perayaan, baik untuk dimakan bersama keluarga maupun diberikan kepada kerabat. 

Jeruk kaya akan vitamin C yang mendukung daya tahan tubuh, meningkatkan saraf otak, mengurangi risiko diabetes, dan baik bagi kesehatan pencernaan. Satu buah jeruk mengandung sekitar 50 mg vitamin c dan sekitar 60 kalori.

4. Ayam Rebus Utuh

Ayam rebus utuh adalah simbol kesatuan keluarga dan kesetiaan. Dalam perayaan Imlek, ayam ini sering disajikan dengan bumbu jahe dan kecap, menciptakan rasa yang kaya namun sederhana. Penyajian ayam secara utuh melambangkan doa untuk keberhasilan dan harmoni dalam keluarga sepanjang tahun yang akan datang. 

Dalam satu porsi ayam rebus, kalori yang terkandung sekitar 100 gram. Ayam merupakan sumber protein tinggi yang membantu pembentukan otot dan jaringan tubuh. Kandungan protein ayam rebus berkisar antara 15-30 gram tergantung kepada bagian ayam yang dikonsumsi. 

5. Manisan Segi Delapan (Tray of Togetherness)

Nampan segi delapan ini berisi berbagai manisan seperti biji melon, jeruk kering, dan permen jahe. Angka delapan dipilih karena melambangkan keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Di Indonesia, nampan ini sering ditemui di rumah-rumah sebagai simbol kebahagiaan dan kemakmuran. Setiap jenis manisan memiliki arti tersendiri, seperti permen jahe untuk kesehatan dan buah kering untuk kelimpahan. 

Karena merupakan manisan, jadi kandungan kalori manisan segi delapan ini cukup tinggi, yaitu 80-100 kalori per buahnya. Kandungan gula dalam manisan ini memberikan energi instan, tetapi perlu dikonsumsi dengan bijak. 

6. Kue Lapis Legit

Kue lapis legit identik dengan proses pembuatannya yang panjang karena harus dimasak selapis demi selapis. Nyatanya lapisan pada kue lapis legit merupakan simbol rezeki yang berlapis-lapis dan menjadi doa bahwa jika kita memakannya, kita akan memiliki kehidupan serta kemakmuran yang manis dan legit. 

Manis dan legitnya kue lapis dapat membuat kita tidak sadar sudah mengonsumsi banyak dari kue ini. Padahal, 1 potong kue lapis legit mengandung sekitar 200 kalori dengan lemak serta karbohidrat dari gula dan tepung yang tinggi. Karena itu, jangan makan terlalu banyak ya!

Makanan khas Imlek bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Setiap makanan mencerminkan harapan untuk rezeki, kebahagiaan, kesehatan, dan hubungan yang harmonis di tahun yang baru. Tradisi kuliner ini menunjukkan bagaimana budaya Tionghoa terus hidup dan beradaptasi dalam keragaman budaya Indonesia, memperkaya kuliner nusantara. 

Selamat Tahun Baru Imlek! Gong Xi Fa Cai!

Baca juga: Awas! Manisnya Kue Imlek Tak Sebanding dengan Potensi Diabetes dan Obesitas

Referensi: 

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *