Konsumsi Bawang Setiap Hari Berbahaya Bagi Tubuh, Benarkah?

Bawang, baik merah, putih, maupun bombai, telah menjadi bumbu wajib di dapur hampir setiap rumah tangga. Rasanya yang khas tidak hanya menyempurnakan masakan, tetapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan. Bawang mengandung senyawa aktif seperti allicin, sulfur organik, dan quercetin, yang terbukti mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Studi menunjukkan bahwa konsumsi bawang secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung, mengontrol kadar gula darah, dan bahkan memiliki potensi melawan sel kanker. Namun, seperti makanan lain, konsumsi yang berlebihan dapat membawa risiko tertentu.

Mendalami Keajaiban Bawang untuk Tubuh

Bawang mengandung senyawa sulfur yang berkontribusi pada berbagai manfaat kesehatan. Salah satu yang paling terkenal adalah allicin, yang dilepaskan saat bawang dipotong atau dihancurkan. Allicin diketahui memiliki efek melawan mikroorganisme patogen, termasuk bakteri dan virus, menjadikannya tambahan yang berguna dalam pola makan untuk mendukung daya tahan tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Antimicrobial Agents and Chemotherapy menemukan bahwa allicin efektif melawan bakteri patogen, seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Selain itu, quercetin, flavonoid yang banyak ditemukan dalam bawang, memiliki kemampuan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Penelitian dalam Diabetes Research and Clinical Practice Journal menunjukkan bahwa konsumsi quercetin dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Bahaya di Balik Mengonsumsi Bawang secara Berlebih

Sumber: Unsplash

Meski kaya manfaat, konsumsi bawang secara berlebihan atau lebih dari 150 g per hari untuk orang dewasa dapat menimbulkan efek samping. Menurut Gastroenterology Research and Practice, berikut beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

1. Gangguan Pencernaan

Kandungan sulfur dalam bawang dapat menyebabkan perut kembung, nyeri ulu hati, atau gangguan lambung pada beberapa orang. Individu dengan kondisi seperti irritable bowel syndrome (IBS) perlu membatasi konsumsi bawang, terutama dalam bentuk mentah.

2. Memicu Reaksi Alergi

Meskipun jarang, bawang dapat memicu alergi pada sebagian kecil orang. Gejalanya meliputi gatal, ruam, dan dalam kasus yang lebih parah, kesulitan bernapas.

3. Mengganggu Bau Mulut dan Keringat

Senyawa sulfur dalam bawang juga dapat menyebabkan bau mulut yang kuat dan keringat berbau tajam, yang mungkin mengganggu kenyamanan sosial.

Kenali Berapa Porsi Ideal dan Cara Konsumsi Bawang yang Tepat!

Menurut pedoman dari World Health Organization (WHO), konsumsi bawang yang aman berkisar antara 100–150 gram per hari untuk orang dewasa. Porsi ini cukup untuk mendapatkan manfaat kesehatan tanpa risiko efek samping yang berlebihan.

Beberapa cara konsumsi bawang yang disarankan:

  1. Mentah dalam Salad: Mengonsumsi bawang mentah dapat memberikan manfaat allicin yang lebih optimal, karena senyawa ini sensitif terhadap panas.
  2. Tumis Ringan: Memasak bawang dengan sedikit minyak membantu melepaskan senyawa quercetin, namun pastikan tidak terlalu matang.
  3. Sup atau Rebusan: Cocok untuk hidangan yang memerlukan rasa gurih tanpa kehilangan nutrisi bawang.

Kombinasikan bawang dengan makanan lain seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, atau protein sehat untuk manfaat yang lebih maksimal.

Bawang adalah salah satu bahan makanan yang kaya manfaat kesehatan. Dengan senyawa aktif seperti allicin dan quercetin, bawang dapat membantu melawan peradangan, menjaga kesehatan jantung, dan mendukung sistem imun. Namun, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan atau bau mulut yang mengganggu.

Untuk mendapatkan manfaat optimal, konsumsilah bawang dalam porsi yang sesuai dan variasikan cara penyajiannya. Sebagai tambahan, individu dengan kondisi kesehatan tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum meningkatkan konsumsi bawang secara signifikan.

Baca juga: Olahraga di Malam Hari Baik untuk Kesehatan Tubuh, Apa Kata Studi?

Referensi

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *