Saat merayakan idul adha atau hari raya kurban, tentu olahan daging sapi dan kambing menjadi sering dimasak selama beberapa minggu setelah mendapatkan daging kurban. Namun, marak beredar di masyarakat pernyataan bahwa konsumsi daging kambing dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Apa benar?
Pada kenyataannya, daging kambing memang memiliki lemak jenuh yang tinggi namun lemak yang bersifat tak jenuh lebih banyak daripada lemak jenuh. Selama dikonsumsi dengan jumlah yang wajar, maka tidak akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Menurut jurnal PubMed Central, daging kambing memiliki komposisi gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging-daging yang lain. Namun, daging kambing bukanlah penyebab penyakit hipertensi. Dari kandungan natriumnya pun daging kambing memiliki kadar natrium yang rendah.
Cara pengolahan
Penyebab hipertensi justru bisa datang dari cara pengolahan daging kambing yang tidak tepat. Apabila diolah dengan cara digoreng atau santan maka tentu daging mendapat lemak tambahan. Selain itu penambahan natrium juga sering sekali dilakukan, misalnya saja dengan menambahkan garam yang banyak, kecap dan bumbu penyedap.
Bukan bagian daging
Bisa juga karena bagian kambing yang dikonsumsi justru bukan bagian daging, namun bagian jeroan seperti lemak dan usus. Bagian tersebut bukanlah bagian daging dan mengandung lemak jenuh yang sangat tinggi. Ada pula bagian daging yang mengandung tinggi lemak. Hal ini memicu hipertensi. Saat mengonsumsi daging kambing, pilihlah bagian daging yang tidak banyak mengandung lemak.
Jumlah berlebih
Belum lagi daging dikonsumsi secara terus menerus dalam jumlah yang banyak. Meski kadar lemak dan natrium tidak tinggi, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih tetap saja menjadi tinggi. Vitamin yang notabenenya sehat namun berlebih saja bahaya, apalagi lemak jahat dan natrium.
Mengabaikan serat
Tidak jarang pula menu-menu olahan daging kambing jarang berdampingan dengan sayur sebagai sumber serat. Misalnya saja sate, jarang sekali yang menambahkan sate kambing dengan sayur yang cukup. Pun ada, biasanya hanya menambahkan sangat sedikit sayur. Padahal serat sangat dibutuhkan untuk menghalau dampak buruk lemak jenuh.
Kenali Gejala Hipertensi Setelah Makan Daging Kambing
Jika setelah menyantap suatu hidangan, termasuk daging kambing jika anda merasakan sakit kepala, gelisah, pusing, atau leher kaku, bisa jadi anda terkena hipertensi. Mungkin saja pengolahan yang tidak tepat, bagian kambing yang tinggi lemak jenuh atau jumlah yang berlebih.
Gejala lain yang Anda rasakan jika mengalami kondisi tersebut, biasanya jantung berdebar, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada.
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Kondisi naiknya tekanan darah ini sering tanpa gejala. Namun, hipertensi sebenarnya bisa dikontrol dengan mengubah gaya hidup. Anda bisa mulai mengatur gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan tak meminum minuman alkohol. Akan tetapi, jika Anda sudah terlanjur menderita penyakit hipertensi, cobalah minum obat antihipertensi yang tentu saja diresepkan oleh dokter Anda.
Kini kita tidak perlu mengkambing hitamkan daging kambing sebagai penyebab hipertensi. Evaluasi kembali cara pengolahan daging kambing, jumlah porsi dikonsumsi serta ketersediaan sayur/buah saat mengkonsumsinya.
Sumber gambar : freepik.com
Penulis : Laily N. Aliyah, S. Gz
Editor : Lisa Rosyida, S.Gz, RD