Stevia semakin populer sebagai alternatif gula berbasis nabati dan bebas kalori. Banyak orang lebih suka pemanis buatan seperti sukralosa dan aspartam, karena diekstraksi dari tanaman daripada dibuat di laboratorium. Kandungannya yang sedikit atau tanpa karbohidrat dan tidak meningkatkan gula darah dengan cepat, membuatnya populer di antara mereka yang menderita diabetes atau kontrol gula darah yang buruk. Apakah itu berarti stevia sangat baik untuk kesehatan?
Apa itu stevia?
Stevia merupakan pengganti gula yang diekstraksi dari daun tanaman Stevia rebaudiana. Daun ini dinikmati karena manisnya dan digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati gula darah tinggi selama ratusan tahun. Rasa manisnya berasal dari molekul glikosida steviol, yang 250–300 kali lebih manis dari gula biasa.
Fakta Gizi Stevia
Stevia pada dasarnya bebas kalori dan karbohidrat. Karena jauh lebih manis daripada gula, jumlah kecil yang digunakan tidak menambahkan kalori atau karbohidrat yang ke dalam makanan.
Selain itu, karena beberapa produk stevia mengandung bahan tambahan, kandungan nutrisinya mungkin berbeda.
Manfaat Stevia
Meskipun merupakan pemanis yang relatif baru, stevia telah dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan. Karena bebas kalori, hal ini dapat membantu menurunkan berat badan jika digunakan sebagai pengganti gula biasa, yang menyediakan sekitar 45 kalori per sendok makan (12 gram). Stevia juga dapat membantu tetap kenyang dengan lebih sedikit kalori. Dalam sebuah penelitian pada 31 orang dewasa, mereka yang makan camilan 290 kalori yang dibuat dengan stevia memakan jumlah makanan yang sama pada waktu makan berikutnya dengan mereka yang mengkonsumsi camilan 500 kalori yang dibuat dengan gula.
Kemungkinan Kerugian Stevia
Meskipun stevia mungkin menawarkan manfaat, stevia juga memiliki kelemahan. Meskipun berbahan dasar nabati dan mungkin tampak lebih alami daripada pemanis nol kalori lainnya, campuran Stevia sering kali mengandung bahan pengisi tambahan seperti maltodekstrin, yang dikaitkan dengan disregulasi bakteri usus yang sehat.
Stevia sendiri juga dapat membahayakan bakteri usus Anda. Dalam studi tabung reaksi, rebaudioside A, salah satu glikosida steviol yang paling umum dalam pemanis stevia, menghambat pertumbuhan strain bakteri usus yang bermanfaat sebesar 83%.
Selain itu, karena jauh lebih manis daripada gula, stevia dianggap sebagai pemanis yang kuat. Beberapa peneliti percaya bahwa pemanis yang intens dapat meningkatkan keinginan akan makanan manis.
Apakah lebih sehat daripada gula?
Stevia memiliki lebih sedikit kalori daripada gula dan mungkin berperan dalam manajemen berat badan dengan membantu makan lebih sedikit kalori. Karena bebas kalori dan karbohidrat, ini adalah alternatif gula yang bagus untuk orang yang sedang diet rendah kalori atau rendah karbohidrat.
Mengganti gula dengan stevia juga mengurangi Indeks glikemik/glycemic index (GI) makanan, artinya makanan tersebut mempengaruhi kadar gula darah pada tingkat yang lebih rendah. Sedangkan gula memiliki GI tinggi, menyebabkan kenaikan gula darah paling cepat – stevia tidak mengandung apa pun yang meningkatkan gula darah dan karenanya memiliki GI 0. Karena gula telah dikaitkan dengan banyak efek kesehatan negatif, mengganti gula dengan stevia mungkin disarankan. Namun, efek jangka panjang dari sering mengkonsumsi stevia belum diketahui.
Dari penjabaran tersebut, dapat kita ketahui bahwa sejauh ini stevia dapat menjadi opsi pengganti gula yang baik. Namun efek jangka panjang belum diketahui. Alangkah baiknya kita juga melatih lidah kita untuk membiasakan konsumsi yang tidak terlalu manis, bukan serta merta menuruti keinginan lidah dengan mencari alternatif lain.
Penulis : Laily N. Aliyah, S.Gz | Editor : Lisa Rosyida, S.Gz, RD | Sumber gambar : freepik