Alkohol adalah zat yang banyak dikonsumsi di berbagai budaya, baik dalam perayaan maupun kebiasaan sehari-hari. Namun, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan, terutama fungsi hati dan metabolisme tubuh. Hati adalah organ utama yang bertugas memproses alkohol, dan jika terus-menerus terpapar, dapat mengalami kerusakan yang sulit diperbaiki.
Bagaimana Hati Memetabolisme Alkohol?
Setelah dikonsumsi, alkohol diserap oleh saluran pencernaan dan masuk ke dalam aliran darah. Dari sana, hati bekerja untuk mengurai alkohol menggunakan enzim alcohol dehydrogenase (ADH) dan aldehyde dehydrogenase (ALDH).
Dalam proses ini, etanol diubah menjadi asetaldehida, zat yang bersifat toksik dan dapat merusak sel-sel hati. Selanjutnya, asetaldehida dipecah menjadi asam asetat, yang kemudian diubah menjadi karbon dioksida dan air agar dapat dikeluarkan dari tubuh. Namun, hati hanya dapat mengolah alkohol dalam jumlah terbatas per jam. Jika seseorang mengonsumsi lebih banyak daripada yang bisa diproses oleh hati, kadar alkohol dalam darah akan meningkat, menyebabkan efek negatif pada tubuh.
Gangguan Hati Akibat Alkohol
1. Perlemakan Hati (Fatty Liver Disease)
Kondisi ini terjadi ketika lemak menumpuk di dalam sel-sel hati sebagai dampak konsumsi alkohol berlebihan. Perlemakan hati biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas, tetapi jika dibiarkan, bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti hepatitis alkoholik.
2. Hepatitis Alkoholik
Hepatitis alkoholik adalah peradangan pada hati sebagai dampak konsumsi alkohol dalam jangka panjang. Gejalanya meliputi nyeri perut, kelelahan, mual, muntah, dan penyakit kuning (jaundice). Jika tidak segera ditangani, hepatitis alkoholik dapat menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah.
3. Sirosis Hati
Sirosis terjadi ketika jaringan hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut akibat peradangan kronis. Akibatnya, fungsi hati terganggu, dan tubuh kesulitan mengeluarkan racun serta memproduksi protein penting. Sirosis hati akibat alkohol biasanya bersifat permanen dan bisa berkembang menjadi gagal hati atau kanker hati.
Pengaruh Alkohol terhadap Metabolisme
Selain berdampak langsung pada hati, alkohol juga mengganggu metabolisme tubuh secara keseluruhan.
1. Gangguan Metabolisme Lemak dan Gula
Alkohol menghambat pemecahan lemak, menyebabkan penumpukan lemak di berbagai bagian tubuh, termasuk hati dan perut. Selain itu, konsumsi alkohol yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
2. Peningkatan Berat Badan
Minuman beralkohol umumnya tinggi kalori, tetapi tidak mengandung nutrisi penting bagi tubuh. Selain itu, konsumsi alkohol sering kali dikaitkan dengan kebiasaan makan berlebih, yang dapat menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
3. Kekurangan Nutrisi
Orang yang sering mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar berisiko mengalami defisiensi vitamin dan mineral, terutama vitamin B1 (tiamin), vitamin B12, asam folat, serta magnesium. Alkohol mengganggu penyerapan nutrisi di usus, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan saraf dan anemia.
4. Dehidrasi dan Gangguan Elektrolit
Alkohol bersifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan produksi urine dan menyebabkan dehidrasi. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan gangguan fungsi organ lainnya.
Baca juga: 5 Minuman Khas Bali yang Sehat dan Menyegarkan serta Tanpa Alkohol
Referensi
- Alcohol related liver disease – National Health Service
- Alcohol Metabolism – National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism
- Alcohol Intolerance – Cleveland Clinic
- Alcohol consumption and metabolic syndrome: Clinical and epidemiological impact on liver disease (2023), Journal of Hepatology
- Global status report on alcohol and health – World Health Organization
- Alcohol use: Weighing risks and benefits – Mayo Clinic
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien