Pernah nggak sih kamu merasa badan gampang capek, susah fokus, atau perut sering begah padahal makan udah teratur? Bisa jadi, tubuh kamu lagi mengalami peradangan ringan yang sering kita abaikan. Bukan luka luar, tapi peradangan di dalam tubuh yang kalau dibiarkan bisa berdampak jangka panjang, lho.
Sebagai mahasiswa atau mahasiswi yang tinggal di kos dan sering makan di warteg, wajar banget kalau kamu lebih mengutamakan makanan yang praktis dan terjangkau. Tapi, tahu nggak? Pola makan yang kita pilih sehari-hari ternyata bisa jadi pemicu utama inflamasi dalam tubuh—apalagi kalau isinya gorengan, mie instan, atau minuman manis terus.
Nah, disinilah peran diet anti inflamasi jadi penting. Jangan bayangin diet ini ribet atau mahal, karena sebenarnya kamu bisa mulai dari kebiasaan kecil, bahkan sambil tetap makan di warteg. Yuk, simak penjelasannya sampai tuntas supaya kamu bisa lebih paham dan mulai menerapkannya!
Berkenalan dengan Diet Anti Inflamasi
Diet anti inflamasi adalah pola makan yang bertujuan untuk mengurangi peradangan dalam tubuh dengan memilih makanan yang kaya akan nutrisi, antioksidan, dan lemak sehat. Tujuannya bukan cuma untuk jangka pendek, tapi sebagai investasi kesehatan jangka panjang—apalagi kalau kamu masih muda dan aktif.
Peradangan itu sendiri sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh saat melawan infeksi atau cedera. Tapi kalau dibiarkan terus-menerus karena gaya hidup yang kurang sehat, inflamasi bisa berubah jadi pemicu penyakit kronis seperti diabetes, kolesterol tinggi, bahkan gangguan pencernaan. Makanya, penting banget untuk mulai menyusun pola makan yang lebih ramah bagi tubuh sejak dini.
Seperti Apa Manfaat Diet Anti Inflamasi bagi Tubuh?
Salah satu manfaat utama dari diet ini adalah membantu tubuh lebih fit dan segar. Ketika kamu mengurangi asupan makanan yang memicu peradangan seperti gorengan atau makanan manis, tubuh jadi lebih ringan, nggak gampang lemas, dan bahkan bisa tidur lebih nyenyak.
Selain itu, diet anti inflamasi juga bisa memperkuat sistem imun. Buat kamu yang sering begadang atau punya aktivitas padat di kampus, sistem imun yang kuat sangat membantu supaya nggak gampang sakit. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa pola makan ini bisa bantu mengurangi risiko jerawat parah atau nyeri haid, yang sering jadi masalah buat mahasiswi.
Kamu Bisa Mencontoh Menu Diet Anti Inflamasi Ini!
Tenang, kamu nggak harus langsung ganti semua menu makanmu. Mulai dari satu kali makan sehari aja udah bagus. Dan kabar baiknya, kamu tetap bisa menyesuaikan diet ini dengan budget anak kos!
1. Menu Sarapan
Kalau biasanya kamu cuma ngopi atau makan gorengan di pagi hari, coba ganti dengan 3 sdm oatmeal (±30 g) yang bisa dimasak cepat pakai air panas. Tambahkan irisan 1 buah apel kecil (±85 g) atau 4 buah stroberi besar (±215 g) sebagai sumber antioksidan.
Untuk variasi nutrisi, kamu bisa tambahkan 1 sdm chia seed (±10 g) atau 1 sdm madu asli (±20 g). Alternatifnya, kamu bisa bikin 1 iris roti gandum (±30–35 g) isi 1 butir telur rebus (±55 g) dan 1 buah tomat sedang (±75–100 g). Menu ini simpel, bergizi, dan bantu kamu tetap fokus saat kuliah.
2. Makan Siang
Menu warteg ternyata bisa disulap jadi anti inflamasi, lho! Pilih 100 g nasi merah (±¾ gelas), lalu tambahkan 100 g bayam tumis (±1 mangkuk sedang), 1 biji tahu besar (±100 g), dan 1 potong ikan pindang (±40–50 g) yang kaya omega-3 untuk membantu mengurangi inflamasi.
Sebaiknya hindari terlalu banyak gorengan atau sambal instan. Kamu juga bisa bawa 1 gelas air lemon segar (±240 ml) dalam botol minum sendiri untuk bantu menetralisir radikal bebas dan jaga hidrasi tubuh.
3. Makan Malam
Untuk malam hari, pilih 1 mangkuk sup ayam bening (±250 ml) dengan tambahan 1 buah wortel sedang (±100 g) dan 100 g brokoli (±1 mangkuk sedang). Sup ini tidak hanya hangat dan menenangkan, tapi juga bantu pemulihan tubuh setelah beraktivitas seharian.
Kalau lagi pengen nasi, kamu bisa padukan dengan 2 potong tempe rebus (±50 g) atau 1 potong pepes tahu (±100 g), lalu tambahkan lalapan segar seperti 1 buah mentimun kecil (±100 g) atau ±1 mangkuk selada (±50–100 g). Menu ringan tapi bernutrisi ini bisa bantu tidurmu lebih nyenyak.
4. Menyemil
Ngemil tetap boleh, kok! Tapi daripada gorengan atau keripik pedas, coba ganti dengan potongan buah segar seperti pepaya, semangka, atau jeruk. Bisa juga ngemil kacang almond panggang atau yogurt plain tanpa gula.
Kalau kamu suka ngopi, coba kurangi gula tambahan dan imbangi dengan air putih yang cukup. Minum air putih minimal 8 gelas sehari juga termasuk bagian dari pola hidup anti inflamasi, lho!
Menerapkan diet anti inflamasi bukan soal ikut tren, tapi soal peduli sama diri sendiri. Apalagi buat kamu yang hidup mandiri di kos dan sering makan di luar, makin penting untuk memperhatikan apa yang kamu konsumsi setiap hari.
Nggak harus langsung sempurna atau mahal. Mulai dari hal-hal kecil, seperti memilih sayur segar, mengurangi makanan instan, dan rajin minum air putih. Dengan pola makan yang lebih sehat, kamu nggak cuma merasa lebih bugar, tapi juga bisa lebih fokus, semangat, dan produktif sepanjang hari.
Baca Juga: Ini Strategi untuk Melawan Inflamasi dan Penyakit Kronis
Referensi
- Anti-Inflammatory Diets (2023), StatPearls Publishing LLC.
- An Anti-Inflammatory Diet and Its Potential Benefit for Individuals with Mental Disorders and Neurodegenerative Diseases—A Narrative Review (2024), Nutrients
- Diet Anti-Inflamasi: Tren Diet yang Akan Populer di 2025
- Anti Inflammatory Diet | Johns Hopkins Medicine
- The Health Benefits Of An Anti-Inflammatory Diet | Henry Ford Health
Editor: Eka Putra Sedana