Mengenal Apa itu Penyakit Gagal Ginjal Kronik
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap akibat adanya kerusakan ginjal dalam jangka waktu yang lama atau persisten. Gangguan fungsi pada ginjal dapat dilihat dari penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR). Normalnya, GFR sebesar 90 ml per menit sedangkan pada penderita gagal ginjal kronis nilainya akan terus menurun bahkan pada stage terakhir dapat mencapai <15 ml per menitnya. Hingga saat ini, prevalensi penderita gagal ginjal kronis terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi GGK kronis secara global diperkirakan mencapai 13,4% (11,7 – 15,1%), dan prevalensi pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) yang membutuhkan terapi penggantian ginjal diperkirakan antara 4,902 dan 7,083 juta.
Gangguan fungsi pada ginjal yang diderita pasien GGK menyebabkan tidak optimalnya fungsi ginjal dalam menyaring limbah dan kelebihan cairan di dalam tubuh, serta menjaga keseimbangan elektrolit. Kondisi ini membuat pasien GGK perlu mengonsumsi diet rendah protein untuk mencegah semakin memburuknya fungsi ginjal. Setidaknya, 50% protein yang dikonsumsi harus memiliki bioavailabilitas tinggi seperti protein hewani. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan menemukan fakta baru bahwa protein dengan bioavailabilitas tinggi tidak hanya ditemukan pada bahan makanan hewani namun juga nabati. Oleh karena itu, muncul alternatif diet PLADO untuk pasien gagal ginjal kronis. Ingin tau lebih dalam terkait diet PLADO dan bagaimana penerapannya? Yuk simak penjelasannya!
Mempelajari Lebih Dalam Pengertian Diet PLADO
Plant-Dominant Low Protein Diet atau dikenal dengan diet PLADO merupakan pola makan rendah protein dengan komposisi protein nabati lebih dari 50% dari total kebutuhan protein harian. Protein nabati tersebut berasal dari bahan makanan utuh tanpa diproses dan kaya akan serat. Terkait dengan jumlah protein dikonsumsi dalam sehari tetap mengacu pada diet rendah protein yakni sebesar 0,6-0,8 g/kgBB/hari. Perbedaan PLADO diet dan diet rendah protein yang biasa dilakukan oleh pasien gagal ginjal kronik hanya terdapat pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi saja. Selain itu, dianjurkan pula untuk membatasi asupan natrium < 3 gram/hari dan meningkatkan asupan serat setidaknya 25-30 gram/hari.
Dampak Positif Penerapan Diet PLADO pada Pasien GGK
PLADO diet ini berkembang setelah peneliti menemukan bahwa konsumsi daging merah selama bertahun-tahun dan jenis protein hewani lainnya dapat berbahaya bagi kesehatan ginjal sedangkan konsumsi protein yang berasal dari buah dan sayur dapat melindungi ginjal dan memperlambat progresivitas penurunan fungsi ginjal. Tak hanya itu, PLADO diet juga terbukti dapat menurunkan hiperfiltrasi glomerulus, mengendalikan uremia, menurunkan risiko cardiovascular disease, meningkatkan motilitas pada saluran cerna, dan meningkatkan mikrobioma pada usus. Oleh karena itu, diet ini efektif untuk menurunkan laju progresivitas pada pasien gagal ginjal kronis.
Protein Nabati yang Aman untuk Dikonsumsi

Sumber bahan protein nabati yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah yang tidak melalui proses maupun pemurnian seperti kedelai dan edamame. Bahan makanan ini direkomendasikan karena kandungan protein dan nilai biologis yang tinggi. Selain itu kadar kaliumnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan sumber protein nabati lainnya. Bahan makanan lain dari golongan kacang-kacangan seperti lentils, buncis, dan kacang tanah. Namun untuk bahan makanan ini perlu diperhatikan untuk kadar kalium dan fosfornya sesuai kondisi pasien. Pasien GGK yang ingin menerapkan PLADO diet juga dapat mengonsumsi sayuran tinggi protein seperti bayam dan brokoli. Untuk mengurangi kadar kalium pada bahan ini dapat dengan cara direbus atau dikukus.
Walaupun PLADO diet telah terbukti efektif untuk menurunkan laju progresivitas pada pasien gagal ginjal kronis. Dalam penerapannya, perlu dilakukan konsultasi lebih lanjut kepada tenaga kesehatan profesional seperti dokter dan ahli gizi. Hal ini dikarenakan, kebutuhan protein dan zat gizi akan berbeda setiap orangnya tergantung pada banyak faktor seperti umur, berat dan tinggi badan, aktivitas fisik, faktor stress, dan tingkat keparahan penyakit ginjal. Konsumsi bahan makanan nabati yang kurang tepat justru akan memperburuk fungsi ginjal dan menyebabkan hiperkalemia. Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter maupun ahli gizi untuk mendapatkan panduan dan perencanaan makanan yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Baca Juga: Kenapa Tempe Bisa Jadi Sahabat Diet Kamu? Ini Jawabannya!
Referensi
- Plant-Dominant Low-Protein Diet for Conservative Management of Chronic Kidney Disease (2020). Nutrients
- Chronic Kidney Disease : is plant-based diet effective ? (2023). Journal of Biomedika and Health
- Analisis Faktor Determinan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis (2024). Jurnal Keperawatan Florence Nightingale (JKFN)
- Prevalence and Disease Burden of Chronic Kidney Disease (2019). Advance in Experimental Medicine Biology
Editor: Eka Putra Sedana