Puasa Ramadhan, Rahasia Dapat Manfaat ala Intermittent Fasting! 

puasa ramadhan vs intermittent fasting

Akhir-akhir ini, dunia per-diet-an sedang populer dengan intermittent fasting (IF) sebagai salah satu metode untuk menurunkan berat badan. IF dinilai cara yang cukup efektif dalam diet karena membatasi waktu makan sehingga kalori yang dikonsumsi bisa lebih sedikit.

Selain untuk menurunkan berat badan, IF juga punya manfaat kesehatan lainnya seperti mencegah diabetes, penyakit jantung, dan beberapa komplikasi yang berkaitan dengan obesitas. 

IF sering dikaitkan dengan puasa Ramadhan karena metodenya yang cukup mirip yaitu membatasi makan selama beberapa jam dan sama-sama membantu program penurunan berat badan. Lalu, dari kedua jenis puasa ini, manakah yang lebih sehat dan bermanfaat untuk kesehatan? Jangan lewatkan info berikut ya ApleFriends!

IF v.s. Puasa Ramadhan

1. Mengurangi Perlemakan Hati

Dari salah satu penelitian yang meneliti perbedaan efek IF dan puasa Ramadhan, pada peserta penelitian dengan perlemakan hati, puasa Ramadhan secara signifikan menurunkan lemak subkutan (lemak di bawah kulit) dan lemak visceral, yaitu lemak berbahaya yang mengelilingi organ dalam seperti hati dan usus. Lemak visceral ini berisiko menyebabkan penyakit metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung.

Sebaliknya, pada kelompok yang menjalani IF 16 jam, kedua jenis lemak ini tidak mengalami perubahan yang signifikan. Artinya, meskipun kedua metode puasa bisa menurunkan berat badan, hanya puasa Ramadhan yang terbukti lebih efektif dalam mengurangi lemak berbahaya dan memperbaiki kesehatan organ dalam, terutama hati.

2. Meningkatkan Kesehatan Usus

Di dalam usus kita terdapat banyak bakteri baik yang berperan dalam menjaga kesehatan tubuh. Saat puasa Ramadhan, beberapa bakteri baik seperti A. muciniphila dan B. fragilis jumlahnya meningkat. Bakteri-bakteri ini membantu memperkuat lapisan pelindung usus, mengurangi peradangan, serta meningkatkan pencernaan dan metabolisme. Selain itu, bakteri dari kelompok Lachnospiraceae menghasilkan asam butirat, yang berfungsi sebagai sumber energi bagi sel-sel usus dan membantu menjaga kesehatannya.

Dengan kata lain, puasa Ramadhan dapat membantu meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit khususnya penyakit saluran cerna.

3. Menurunkan Risiko Penyakit Berbahaya

Lemak visceral atau lemak abdominal sering disebut lemak jahat karena letaknya yang mengelilingi organ. Menurut studi epidemiologi, penumpukan lemak visceral berhubungan dengan peningkatan risiko metabolik seperti risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, dan lain sebagainya.

Menurut penelitian, puasa Ramadhan lebih efektif dalam mengurangi lemak subkutan dan lemak visceral dibandingkan dengan IF 16 jam. Selain itu, puasa Ramadhan juga dapat mengurangi lingkar pinggang, lingkar perut, serta jumlah total lemak tubuh, menunjukkan bahwa puasa Ramadhan memberikan manfaat lebih besar dalam mengurangi lemak berbahaya.

4. Lebih Aman dan Bermanfaat Untuk Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadhan dapat memberikan beberapa perubahan yang bermanfaat selama kehamilan, seperti peningkatan HDL-C (kolesterol baik), penurunan HbA1c (indikator kadar gula darah rata-rata), kadar insulin (hormon pengatur gula darah), resistensi insulin, tekanan darah, dan lemak visceral.

Sehingga, jika ibu hamil mampu menjalaninya, puasa Ramadhan bisa menghindarkan ibu hamil dari lemak berbahaya tanpa memengaruhi perkembangan janin dan jumlah cairan ketuban khususnya pada ibu hamil yang sehat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki manfaat untuk kesehatan bahkan bisa menurunkan berat badan. Namun, puasa Ramadhan telah terbukti memiliki manfaat kesehatan yang lebih besar terutama untuk jangka panjang dan mencegah risiko berbagai penyakit.

Baca juga: 7 Tips Mengatasi Kulit Kering Saat Puasa

Referensi

  1. Distinct biophysiological effects of Ramadan fasting and traditional intermittent fasting on markers of body fat storage. A real-life study (2024), European Journal of Internal Medicine
  2. Beneficial effects of intermittent fasting: a narrative review (2022), Journal of Yeungnam Medical Science
  3. Effects of Ramadan and Non-ramadan Intermittent Fasting on Gut Microbiome (2022), Frontiers in Nutrition 
  4. Effect of Ramadan fasting on metabolic markers, dietary intake and abdominal fat distribution in pregnancy (2015), Hippokratia

Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *