Serat merupakan salah satu zat gizi penting dalam diet. Namun, konsumsi serat masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. World Health Organization atau WHO di Pedoman Gizi Seimbang oleh Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi serat per hari sebesar 30 gram atau setara dengan 250 gram sayur (2 ½ porsi) dan 150 gram buah (setara dengan 3 buah pisang/ 1 ½ potong ukuran pepaya potong/3 buah jeruk sedang). Menurut indikator Hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 (SKI 2023) penduduk dikategorikan cukup mengonsumsi serat apabila mengonsumsi ≥5 porsi buah dan/atau sayur per hari selama 7 hari dalam satu minggu. Hasil SKI 2023 menunjukkan bahwa baru 3,3% masyarakat Indonesia yang mengonsumsi cukup serat dalam dietnya. Sebenarnya bagaimana peran inulin dalam tubuh? Yuk, mari lebih mengenal inulin!
Pengenalan Inulin
Insulin merupakan salah satu jenis serat larut air yang banyak ditemukan di sumber pangan. Menurut Shoaib peneliti lain dari Universitas Jiangnan, China, inulin merupakan serat larut air dan termasuk pada kelompok karbohidrat yang tidak dapat dicerna atau fruktan. Inulin adalah fruktan yang tersusun dari sukrosa, molekul glukosa yang terdapat pada gula pasir dan madu. Tingkat kemanisan inulin hanya 10% dari sukrosa. Inulin merupakan bahan yang serba bisa. Serat ini lebih sering digunakan sebagai probiotik, pengganti lemak, pengganti gula, pengubah tekstur, dan pangan fungsional untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. Inulin termasuk pada kelompok FODMAP (Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, and Polysaccharides), yaitu kelompok karbohidrat yang sudah bisa langsung dicerna di usus besar untuk mencegah konstipasi.
Manfaat Gizi Inulin
Inulin dikenal memiliki berbagai fungsi dalam tubuh. Inulin berperan sebagai sumber pangan, metabolisme lemak, dan frekuensi defekasi.
1. Sumber serat pangan
Menurut Shoaib peneliti lain dari Universitas Jiangnan, China, inulin merupakan serat yang tidak bisa dicerna namun dapat difermentasi di usus besar. Hampir 90% inulin melewati usus besar dan dicerna oleh bakteri yang ada di usus besar. Menurut Medical News Today, inulin termasuk prebiotik. Prebiotik berperan penting dalam kondisi usus. Bakteri usus akan mengubah inulin menjadi asam lemak rantai pendek yang memelihara sel pada usus besar dan memberikan manfaat lain.
2. Berperan pada metabolisme lemak
Shoaib dkk. menjelaskan bahwa menambahkan inulin dalam diet dapat menurunkan resiko triasilgliserol tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa 10 gram inulin dapat menurunkan lipogenesis dan konsentrasi plasma triasilgliserol sehingga menurunkan resiko aterosklerosis. Suplementasi inulin pada diet hiperkolesterolemia dapat mengubah profil lemak darah menjadi lebih baik.
3. Berperan pada kontrol kadar gula darah
Penelitian yang dilakukan oleh Wang dan peneliti dari Center for Evidence-Based Medicine and Clinical Research, menunjukkan bahwa suplementasi inulin dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan HbA1C secara signifikan. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pada populasi penderita prediabetes dan Diabetes Tipe 2 menunjukkan bahwa penurunan kadar gula darah puasa terlihat lebih signifikan.
4. Berperan pada frekuensi defekasi
Shoaib dkk. menjelaskan bahwa inulin dapat menurunkan pH pada usus halus, membantu konstipasi dan meningkatkan jumlah feses. Berbagai studi yang dijelaskan oleh Barboi dkk., peneliti gastroenterologi dari Rumania, menunjukkan bahwa asupan inulin dapat memberikan efek positif pada konstipasi kronik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya frekuensi feses dan menurunkan konsistensi feses. Penelitian lain juga menunjukkan konsumsi 12 inulin dapat meningkatkan frekuensi defekasi secara signifikan pada penderita konstipasi.
5. Berperan pada kontrol nafsu makan
Megan P. Hume, peneliti dari Universitas Calgary, Kanada, melakukan uji coba klinis pada anak-anak penderita obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok subjek yang diberikan inulin dalam bentuk makanan merasa lebih kenyang dan mengonsumsi makanan lebih sedikit dibandingkan kelompok subjek yang diberikan plasebo selama 16 minggu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Salmean, Departemen Gizi dan Makanan Universitas Kuwait, menunjukkan bahwa inulin dapat menurunkan tingkat kelaparan, keinginan untuk makan, dan keinginan makan di waktu yang akan datang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan inulin mengonsumsi 21% kalori lebih sedikit saat makan siang daripada kelompok plasebo.
Sumber Pangan Inulin
Inulin terdapat pada berbagai sumber pangan. Shoaib dan peneliti lain dari Universitas Jiangnan, China menjelaskan bahwa inulin tersedia pada 36.000 spesies tanaman. Menurut Sciground, pangan yang memiliki nilai inulin tinggi adalah bubuk akar chicory (6 gram inulin/sendok teh), artichoke Yerusalem (2-3 gram/buah), bawang putih (1,5 gram/3 siung), bawang bombay (2 gram/buah), asparagus (2-3 gram/cangkir) dan pisang (mentah 5 gram/buah ukuran sedang, matang 2 gram/buah ukuran sedang). Salah satu kombinasi terbaik untuk mendapatkan inulin secara maksimal dengan mencampurkan pisang dan greek yoghurt. Rasa hidangan yang manis dapat menjadi pilihan untuk makanan penutup sekaligus memenuhi asupan inulin.
Setelah penjelasan mengenai inulin, mari tingkatkan konsumsi inulin dalam bentuk sayuran dan pangan lainnya untuk menjaga kesehatan tubuh.
Baca Juga: Agar-Agar: Camilan Diet Rendah Kalori dan Tinggi Serat
Referensi
- Pedoman Gizi Seimbang (2014), Kementerian Kesehatan RI
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat (2019), Kementerian Kesehatan
- SKI 2023 dalam Angka (2024), Kementerian Kesehatan RI
- Inulin: properties, health benefits and food applications (2016), Carbohydrate Polymer
- What to know about inulin, a healthful prebiotic – Medical Health Today
- Effect of Inulin in the Treatment of Irritable Bowel Syndrome with Constipation (Review) (2020), Exp Ther Med.
- Inulin-Type Fructans Supplementation Improves Glycemic Control for the Prediabetes and Type 2 Diabetes Populations: Results from a Grade-Assessed Systematic Review and Dose-Response Meta-Analysis of 33 Randomized Controlled Trials (2019), Journal of Translational Medicine
- Prebiotic Supplementation Improves Appetite Control in Children with Overweight and Obesity: A Randomized Controlled Trial 1, 2, 3 (2017), The American Journal of Clinical Nutrition
- Acute Fiber Supplementation with Inulin-Type Fructans Curbs Appetite Sensations: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Study (2017), Food and Nutrition Research
- Foods High in Insulin – Scigrounds
Editor: Eka Putra Sedana