Petis, Si Kental Gurih yang Jadi Bintang Rasa

saos petis rasa

Petis bukan sekadar saus hitam kental; ia adalah penambah rasa yang membentuk identitas banyak makanan khas Jawa Timur. Mulai dari rujak cingur, lontong kupang, hingga tahu petis, semua terasa kurang lengkap tanpa guyuran bumbu ini. Tapi tahukah kamu bahwa petis bukan cuma enak, tapi juga punya nilai gizi yang layak diperhitungkan?

Apa Sebenarnya Petis Itu?

Petis adalah produk sampingan hasil rebusan udang, atau ikan yang dimasak hingga kental seperti saus. Tambahan bumbu dan gula merah membuat warnanya menjadi gelap serta memiliki cita rasa manis gurih yang khas.

Untuk memperbaiki tekstur dan mempercepat proses, produsen sering menambahkan bahan pengisi seperti tepung terigu, tapioka, atau maizena. Tanpa bahan tambahan ini, petis membutuhkan waktu masak yang jauh lebih lama (bisa mencapai 10 jam) dan menghasilkan bau amis yang kuat.

Petis dan Terasi Jangan Sampai Tertukar

Meskipun sama-sama berbahan dasar laut, petis dan terasi berbeda. Berikut adalah perbedaan antara petis dengan terasi:

AspekTerasiPetis
Proses PembuatanTerasi dibuat dengan cara “diperam” atau difermentasi—bisa secara alami atau dengan bantuan mikroba khusus.Petis biasanya dibuat dengan memanaskan hasil sampingan ikan atau udang hingga mengental. 
KarakteristikRasa umami, bau menyengat, warna dan tekstur bervariasiAroma dan rasa kuat, perlu dibumbui ulang
PenggunaanBumbu penyedap dalam masakan, seperti sambal terasiBumbu masakan dalam hidangan Indonesia dan Melayu

Kandungan Gizi dalam Petis

Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh kandungan gizi dalam 100 gram petis udang atau setara dengan 6-7 sendok makan penuh dengan tambahan tepung maizena yaitu sebagai berikut:

  • Energi: 161 kalori
  • Protein: 20 gram
  • Lemak: 0,2 gram
  • Karbohidrat: 24 gram
  • Kalsium: 37 mg
  • Zat Besi: 2,8 mg

Masih Relevankah Petis di Zaman Modern?

Di tengah dunia kuliner yang terus berkembang, petis tetap bertahan dan ikut beradaptasi. Kini kita bisa menemukan petis dalam bentuk kemasan modern, sambal botolan siap saji, hingga menjadi bahan eksperimen di kafe dan dapur kreatif, seperti spageti petis atau burger dengan saus petis.

UMKM lokal kini aktif mengangkat citra petis lewat media sosial dan e-commerce. Di Madura dan Sidoarjo, petis mulai dipasarkan dalam kemasan modern dan dijual daring. Produk petis bahkan laris di ajang INDOVEC 2024, yang dapat menarik minat konsumen muda dan pelaku usaha kuliner.

Kesimpulan

Apple Friends, Petis bukan sekadar pelengkap rasa, tetapi juga bagian penting dari identitas pangan lokal yang kaya gizi dan nilai budaya. Di tengah tren kembali ke makanan alami dan produk rumahan, petis menunjukkan bahwa kearifan dapur tradisional bisa tetap relevan bahkan bersaing di era modern. Yuk, kenali, gunakan, dan dukung petis sebagai bagian dari upaya melestarikan pangan lokal Indonesia—karena menjaga rasa berarti menjaga warisan.

Baca Juga: Bongko Kopyor Khas Gresik: Resep dan Kandungan Gizinya!

Referensi

  1. Pengaruh Konsentrasi dan Kombinasi Jenis Tepung sebagai Bahan Pengisi Terhadap Mutu Petis dari Air Rebusan Rajungan (2021), Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan 
  2. Effects of Fermentation Time on Chemical, Microbiological, Antioxidant, and Organoleptic Properties of Indonesian Traditional Shrimp Paste, Terasi (2023), International Journal of Gastronomy and Food Science 
  3. Quality Changes on Petis Rempah during Storage (2023), Food Research 
  4. Produk UMKM Mitra Umsida Borong Perhatian INDOVEC 2024

Editor: Mentari Suci Ramadhini Sujono, S.Gz., Dietisien

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *