Gula dan Kolesterol: Apakah Ada Hubungannya?

Ketika kita berpikir tentang makanan yang meningkatkan kolesterol, biasanya kita memikirkan makanan yang mengandung banyak lemak jenuh. Dan meskipun benar bahwa makanan ini, bersama dengan lemak trans yang tinggi, meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) lebih banyak daripada yang lain, tapi itu bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan.

Sebuah studi membuktikan efek gula pada kadar kolesterol. Para peneliti menemukan bahwa konsumsi gula meningkatkan beberapa penanda penyakit kardiovaskular. Dalam studi tersebut mengatakan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak gula tambahan memiliki kolesterol “baik” yang lebih rendah, atau high-density lipoprotein (HDL). HDL bekerja dengan mengambil ekstra kolesterol “jahat”, atau low-density lipoprotein (LDL), dan mengangkutnya ke hati.

Lalu dalam studi tersebut juga menemukan bahwa orang-orang ini memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi, berisiko meningkatkan penyakit jantung. Trigliserida adalah jenis lemak yang kadarnya meningkat setelah makan. Tubuh akan menyimpan kelebihan kalori sebagai cadangan energi, lalu saat Anda membutuhkan energi, trigliserida ini dilepaskan dari sel lemak dan beredar di dalam darah.

Menurut Mayo Clinic, tubuh cenderung memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi jika kita makan lebih banyak daripada yang dibakar, ditambah dengan mengonsumsi gula, lemak, atau alkohol dalam jumlah berlebih. Seperti kolesterol, trigliserida tidak larut dalam darah. Trigliserida bergerak di sekitar sistem pembuluh darah, di mana mereka dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan aterosklerosis, atau pengerasan pembuluh darah. Ini adalah faktor risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular.

Mengontrol Asupan Gula Anda

Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen total kalori atau bahkan serendah 5 persen untuk meningkatkan kesehatan. AHA juga merekomendasikan agar wanita mendapatkan tidak lebih dari 100 kalori setiap hari dari gula tambahan, dan pria tidak lebih dari 150 kalori – masing-masing 6 dan 9 sendok teh.

Yuk, mulai belajar mengenali gula pada label makanan. Gula tidak selalu dicantumkan secara gamblang pada label makanan. Beberapa label makanan menulis gula dalam bentuk seperti sirup jagung, madu, gula malt, tetes tebu, sirup, pemanis jagung, dan kata apa pun yang diakhiri dengan “ose” (seperti glukosa dan fruktosa). Gunakan pengganti gula seperti Stevia adalah salah satu pemanis nabati yang merupakan pengganti gula sejati, tidak seperti agave dan madu yang masih mengandung molekul gula.

Sama seperti Anda memantau konsumsi alkohol, kalori, dan lemak jenuh, Anda juga harus memantau konsumsi gula Anda. Tidak ada yang salah dengan camilan sesekali, tetapi efek gula bisa berdampak buruk kesehatan jika tidak diperhatikan sejak dini.

Yuk cobain resep ini https://dietpartner.id/resep-teh-serai-bisa-menurunkan-kolesterol/

Penulis : Laily N. Aliyah, S.Gz | Editor : Lilik Laras Shinta, S.Gz | Sumber gambar : freepik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *