Makan sampai kenyang adalah kebiasaan yang sering dianggap wajar, terutama setelah seharian beraktivitas. Namun, di balik kenikmatan sesaat, ada pertanyaan yang menggelitik: apakah kebiasaan ini benar-benar aman? Menurut penelitian dari Journal of the American Medical Association (JAMA), makan berlebihan secara teratur dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Faktanya, sekitar 40% orang dewasa di dunia mengalami kelebihan berat badan, dan kebiasaan makan berlebihan adalah salah satu penyebab utamanya.
Lalu, bagaimana seharusnya seseorang menyikapi keinginan untuk makan sampai kenyang? Dan apa yang bisa dilakukan untuk menjaga asupan tubuh tetap seimbang tanpa mengorbankan kenikmatan makan?
Dilema Antara Kenikmatan dan Risiko Kesehatan
Makan sampai kenyang sering kali dianggap sebagai tanda kepuasan. Namun, di balik rasa kenyang yang menyenangkan, ada risiko kesehatan yang mengintai. Saat tubuh menerima makanan dalam jumlah besar, sistem pencernaan bekerja lebih keras, dan kadar gula darah melonjak drastis. Hal ini dapat memicu kelelahan, rasa tidak nyaman, dan dalam jangka panjang, meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Menurut Journal of Nutrition, makan berlebihan juga dapat mengganggu sinyal kenyang alami tubuh. Ketika seseorang terbiasa makan dalam porsi besar, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap hormon leptin, yang bertugas memberi sinyal kenyang. Akibatnya, rasa lapar dan kenyang menjadi sulit dikendalikan.
Kebiasaan yang Membawa Dampak Jangka Panjang
Kebiasaan makan sampai kenyang, terutama jika dilakukan secara teratur, dapat menyebabkan penumpukan kalori berlebihan. Dalam jangka panjang, hal ini meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan pintu gerbang bagi berbagai penyakit kronis. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas terkait erat dengan diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Tidak hanya itu, makan berlebihan juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Studi dari International Journal of Obesity menunjukkan bahwa orang yang sering makan berlebihan cenderung mengalami stres, kecemasan, dan gangguan makan seperti binge eating disorder.

Tips dan Trik Menjaga Asupan Tubuh agar Tetap Seimbang
Menghindari makan sampai kenyang bukan berarti harus selalu merasa lapar. Kuncinya adalah keseimbangan. Pertama, cobalah untuk makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering. Ini membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mencegah rasa lapar berlebihan.
Kedua, perhatikan sinyal tubuh. Makanlah saat merasa lapar, tetapi berhenti sebelum merasa terlalu kenyang. Menurut ahli gizi, Dr. Emily Stone, “Tubuh membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mengirim sinyal kenyang ke otak. Makan perlahan dan nikmati setiap suapan bisa membantu mengendalikan porsi makan.“
Terakhir, pilih makanan yang kaya serat dan protein, seperti sayuran, buah-buahan, dan daging tanpa lemak. Makanan ini memberikan rasa kenyang lebih lama tanpa menambah kalori berlebihan.
Dengan memahami dampak makan berlebihan dan menerapkan tips untuk menjaga asupan tubuh tetap seimbang, generasi produktif bisa menikmati makanan tanpa mengorbankan kesehatan. Ingatlah bahwa makan bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang merawat tubuh dan jiwa.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Keinginan untuk Makan Berlebih
Referensi
- Effectiveness of a Web-Based Cognitive Behavioral Self-Help Intervention for Binge Eating Disorder: A Randomized Clinical Trial (2024), Journal of the American Medical Association (JAMA)
- No Effect of High Eating Frequency Compared with Low Eating Frequency on Appetite and Inflammation Biomarkers: Results from a Randomized Crossover Clinical Trial (2024), Journal of Nutrition
- Eating Frequency, Timing, and Duration in Relation to Cognitive Performance and Alzheimer Disease Biomarkers in Adults (2024), Journal of Nutrition
- Obesity and Overweight – World Health Organization
- Interoception and Obesity: A Systematic Review and Meta-Analysis of the Relationship between Interoception and BMI (2021), International Journal of Obesity
- A Systematic Review with Meta-Analyses of the Relationship between Recurrent Binge Eating and Sleep Parameters (2022), International Journal of Obesity
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien