Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana para bintang Hollywood seperti Chris Hemsworth atau Zac Efron bisa memiliki otot yang terlihat begitu kering dan terdefinisi sempurna di layar lebar? Rahasianya mungkin mengejutkan – dehidrasi ekstrem.
Teknik kontroversial ini memang mampu menciptakan ilusi otot yang lebih padat dan berstriasi dalam waktu singkat. Namun di balik tampilan yang memukau tersebut, tersimpan bahaya kesehatan yang tidak main-main. Mari kita telusuri lebih dalam tentang praktik ini dan mengapa para ahli kesehatan sangat tidak merekomendasikannya.
Mekanisme di Balik Tampilan Otot yang “Kering”
Dehidrasi untuk tujuan estetika bekerja dengan cara mengurangi kandungan air di bawah kulit (cairan subkutan). Ketika tubuh kekurangan cairan, air yang biasanya mengisi ruang antara otot dan kulit akan berkurang, membuat lapisan lemak di bawah kulit menipis dan garis-garis otot tampak lebih jelas.
Proses ini mirip dengan mengempiskan balon yang membungkus otot – ketika udara (dalam hal ini cairan) dikeluarkan, bentuk asli balon (otot) akan terlihat lebih jelas. Namun perlu diingat, efek ini bersifat sementara dan akan hilang begitu tubuh kembali terhidrasi.
Risiko Kesehatan yang Mengintai dari Dehidrasi Ekstrem
Dampak Jangka Pendek
Ketika tubuh mengalami dehidrasi, sistem kardiovaskular langsung merasakan dampaknya. Volume darah yang berkurang memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh, menyebabkan detak jantung meningkat drastis (tachycardia) dan tekanan darah menjadi tidak stabil. Kondisi ini terutama berbahaya bagi mereka yang melakukan aktivitas fisik intens dalam keadaan dehidrasi.
Organ ginjal juga menghadapi konsekuensi serius. Tanpa asupan cairan yang memadai, ginjal kesulitan menyaring racun dan limbah metabolisme dari darah. Efeknya, risiko pembentukan batu ginjal dan infeksi saluran kemih meningkat secara signifikan. Bahkan dalam kasus yang lebih parah, bisa terjadi gagal ginjal akut yang memerlukan penanganan medis segera.
Ironisnya, meski otot terlihat lebih terdefinisi saat dehidrasi, kondisi ini justru membuatnya lebih rentan. Ketidakseimbangan elektrolit seperti natrium dan kalium menyebabkan otot mudah mengalami kram, kejang, hingga meningkatkan risiko cedera selama beraktivitas. Otot yang dehidrasi juga kehilangan fleksibilitas dan kekuatannya secara signifikan.
Dampak Jangka Panjang
Praktik dehidrasi yang dilakukan berulang dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Ginjal yang terus-menerus bekerja keras dalam kondisi kekurangan cairan lambat laun akan mengalami penurunan fungsi yang tidak bisa dipulihkan. Sistem kardiovaskular juga menghadapi ancaman serius, dengan risiko berkembangnya gangguan irama jantung kronis dan hipertensi.
Yang sering terlupakan adalah dampaknya pada fungsi kognitif. Otak yang terdiri dari 75% air akan mengalami penurunan performa ketika tubuh terus-menerus kekurangan cairan. Daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan berpikir logis bisa menurun secara permanen. Kulit pun tak luput dari efek jangka panjang – kehilangan elastisitasnya dan menunjukkan tanda penuaan dini seperti keriput dan kendur.
Metabolisme tubuh juga menjadi korban. Proses pembakaran kalori melambat secara signifikan karena organ-organ vital tidak bisa berfungsi optimal dalam kondisi kekurangan cairan. Hal ini justru kontraproduktif dengan tujuan awal mendapatkan tubuh ideal, karena metabolisme yang lambat membuat pembakaran lemak dan pembentukan otot menjadi lebih sulit.
Mencari Alternatif yang Lebih Sehat
1. Manajemen Lemak Tubuh
Pola makan seimbang dengan defisit kalori terkontrol memungkinkan pembakaran lemak secara bertahap dan sehat. Kombinasikan dengan program latihan resistance training untuk mempertahankan massa otot sambil mengurangi lemak tubuh.
2. Strategi Hidrasi Cerdas
Asupan air yang cukup mendukung proses metabolisme seluler dan transportasi nutrisi ke jaringan otot. Hidrasi optimal juga mencegah retensi air berlebihan yang justru membuat otot tampak “halus” dan kurang terdefinisi.
3. Teknik Fotografi & Pencahayaan
Pencahayaan side lighting dengan sudut tertentu mampu menciptakan bayangan yang mempertegas definisi otot. Teknik post-production seperti dodge and burn kemudian menyempurnakan ilusi otot yang super terdefinisi di layar.
4. Suplementasi Aman
Kreatin monohidrat bekerja dengan menarik air ke dalam sel otot sehingga memberikan penampilan yang lebih padat. Berbeda dengan dehidrasi, metode ini justru meningkatkan performa latihan sekaligus volume otot secara aman.
Ingatlah bahwa tubuh atletis yang sesungguhnya bukanlah yang terlihat sempurna di satu momen, melainkan yang mampu berfungsi optimal setiap hari. Daripada mencari jalan pintas yang berisiko, lebih baik investasikan waktu untuk membangun tubuh yang kuat dan sehat secara alami.
Baca Juga: Mau Bentuk Otot? Simak Makanan Sumber Protein Berikut!
Editor: Eka Putra Sedana
Source:
- What is Dehydration – onedose.io
- Chris Hemsworth Has a Strict Dehydration Regime Before Shirtless Scenes – His Trainer Said it ‘isn’t a Healthy Thing To Do,’ but Believes it Makes His Muscles Look Denser and Harder | Business Insider
- The Reality of Celebrity Bodies: The Unsustainable Truth Behind Hollywood Physiques – Promixx
- 12 Reasons Why Dehydration Is Bad for Your Body – Time.com
- What to Know About Chronic Dehydration – Medical News Today
- Skeletal Muscle Volume Following Dehydration Induced by Exercise in Heat (2012), Extreme Physiology & Medicine