Buah terkenal sebagai salah satu jenis makanan yang menyehatkan. Bagaimana tidak, tiap porsi buah memiliki kandungan vitamin, mineral, dan serat yang melimpah. Oleh karenanya, ia berperan penting dalam metabolisme energi di dalam tubuh yang berpengaruh dalam menjaga fungsi tubuh tetap optimal, menunjang proses pertumbuhan, juga perkembangan anak. Sayangnya, tidak setiap saat anak-anak tertarik untuk mengonsumsi buah-buahan. Padahal dalam satu hari, kementerian kesehatan menganjurkan anak-anak menkonsumsi setidaknya 300-400 gram buah dan sayur setiap harinya. Berikut merupakan beberapa rambu-rambu supaya asupan buah anak dapat terpenuhi:
Do’s
Kontrol Makanan yang Kurang Bergizi
Kurangi jatah konsumsi makanan yang kurang bernutrisi seperti permen, makanan ringan tradisional, dan aneka kripik berperisa, namun jangan memberikan batasan yang berlebihan. Terbukti bahwa dengan adanya pembatasan, keinginan anak-anak untuk mengonsumsi makanan tersebut justru semakin tinggi. Oleh sebab itu, tetap beri kesempatan anak mencicipi jajanan. Di sisi lain, sebisa mungkin tawarkan makanan yang bergizi seperti buah-buahan sebagai pilihan camilan secara lebih sering.
Libatkan Anak
Anak akan lebih antusias ketika mereka dilibatkan dalam proses pemilihan dan penyediaan buah yang akan mereka makan. Tidak ada salahnya untuk mengajak anak berbelanja dan memilih sendiri buah apa yang ingin mereka coba. Di sini orangtua juga bisa memberikan saran terhadap pilihan anak. Untuk buah-buah yang perlu dikupas atau diiris, perlahan ajarkan anak untuk melakukannya dengan pendampingan.
Modifikasi Resep Sederhana
Tidak jarang anak akan merasa bosan pada menu makanan tertentu. Ini adalah kesempatan untuk melakukan modifikasi resep supaya buah yang dikonsumsi anak menjadi lebih padat zat gizi. Misalnya yang semula hanya pisang, bisa diolah menjadi caranggesing dengan tambahan roti dan santan, cemilan kaya akan kalori dan gizi ditambah lemak dan vitamin. Jika anak sedang gemar konsumsi coklat, bisa buat fruit chocolate fondue. Jika keju adalah favorit, strawberry cheesecake bisa menjadi pilihan.
Jadi Model bagi Anak
Bukan hanya perihal rasa dan tampilan dari buah-buahan yang membuat anak tertarik untuk mencoba. Lebih dari itu, anak-anak adalah pembelajar yang ulung. Mereka akan menjadikan orang terdekat yang sering berinteraksi dengan mereka sebagai panutan. Dengan kata lain, kebiasaan makan dari orangtua, pengasuh, maupun teman sebaya akan mempengaruhi perilaku makan mereka. Oleh karenanya, penting bagi para orangtua untuk dapat menjadi model yang baik bagi anak.
Tidak menyerah pada percobaan pertama
Salah satu tips terbaik untuk memicu anak makan buah-buahan adalah dengan menawarkan opsi yang bervariasi. Sangat wajar jika anak menolak untuk makan buah tertentu pada percobaan pertama. Bahkan beberapa anak memerlukan paparan sebanyak 8-15 kali sampai akhirnya mau untuk mencoba. Hal ini lantaran buah adalah makanan asing bagi anak. Bukan berarti tidak suka, namun penolakan tersebut lebih karena anak belum kenal dengan buah-buahan, sehingga ragu untuk mencoba.
Dont’s
Memaksa anak untuk makan buah
Sering ditemukan anak menutup mulutnya rapt-rapat saat disodorkan buah-buahan. Sering juga pengasuh secara sadar atau tidak memaksa anak untuk tetap membuka mulut, atau bahkan dengan iming-iming hadiah jika mau makan. Sayangnya hal tersebut akan meningkatkan risiko anak menjadi picky eater dan memiliki hubungan yang kurang baik dengan makanan di masa mendatang.
Hanya berfokus pada makanan
Satu kesalahan yang juga kerap terjadi adalah tidak menjadikan ritual makan buah sebagai prosesi yang menyenangkan. Oleh karenanya, jangan lupa untuk tetap berinteraksi dengan anak terkait hal-hal yang ia sukai.
Sumber gambar : freepik.com
Penulis : Ninda Ferranggita Pradani, S.Gz., R.D | Editor : Lilik Laras Shinta, S.Gz