Diet Atkins adalah salah satu jenis diet yang diyakini mampu menurunkan berat badan. Dilansir dari rumahsakit.unair.ac.id, Diet Atkins dikenal sebagai program diet rendah karbohidrat yang membatasi konsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, buah, dll tetapi tetap mendorong peningkatan asupan lemak dari sumber, seperti daging sapi, ayam, telur, mentega, dll.
Diperkenalkan oleh Dr. Robert Atkins, seorang ahli jantung, pada tahun 1972, diet ini berfokus pada pengendalian asupan karbohidrat dengan menggantinya menggunakan lebih banyak protein tanpa lemak, lemak sehat, dan sayuran kaya serat. Menurut Dr. Atkins, penyebab utama kenaikan berat badan adalah konsumsi karbohidrat olahan, termasuk gula, tepung, buah kering, dan jus buah (Kossoff, Cervenka, Henry, Haney & Turner, 2013).
Dilansir dari ilmagiindonesia.org, Diet Atkins adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi protein yang pada awal kemunculannya, diet ini kurang mendapat perhatian karena masyarakat Amerika saat itu lebih banyak mengikuti pola makan rendah lemak (low-fat diet).
Dr. Atkins melakukan penelitian terhadap diet rendah karbohidrat dan menemukan bahwa penerapan pola makan dengan karbohidrat rendah tetapi tinggi protein, dapat menurunkan berat badan berlebih dan mempertahankan tubuh langsing secara jangka panjang. Berikut adalah beberapa poin mengenai diet atkins yang harus kamu ketahui
Mengenal Empat Fase Tahapan Diet Atkins
1. Fase Pengenalan (Induksi)
Fase ini merupakan tahap paling menantang, di mana banyak jenis makanan yang harus dihindari. Asupan karbohidrat dibatasi ketat hingga tidak lebih dari 20 gram per hari.
2. Fase Penurunan Berat Badan (Balancing)
Pada fase ini, konsumsi karbohidrat mulai ditingkatkan secara perlahan, terutama dari sumber yang kaya serat seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, kentang, gandum utuh, dan beras cokelat. Kamu bisa mengonsumsi ketiga makanan itu kurang lebih 15-20 gram per sajian.
3. Fase Pra-Pemeliharaan (Fine-tuning)
Di tahap ini, setelah berat badan yang diinginkan tercapai, individu dapat menambahkan 10 gram karbohidrat per minggu dari makanan seperti sayuran berpati, buah-buahan, dan gandum utuh. Fase ini dilakukan selama satu bulan untuk menjaga kestabilan berat badan.
4. Fase Pemeliharaan Seumur Hidup (Maintenance)
Setelah mencapai berat badan ideal, fase ini diterapkan sepanjang hidup. Konsumsi karbohidrat sehat diperbolehkan sebanyak yang dapat ditoleransi tubuh tanpa menyebabkan kenaikan berat badan.
Menjelajah istilah “Atkins 20”, “Atkins 40”, dan “Atkins 100”
Menjalani diet dengan beberapa fase mungkin terasa membingungkan, terutama karena setiap orang memiliki target yang berbeda. Dalam Diet Atkins, terdapat tiga pendekatan utama yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, yaitu Atkins 20, Atkins 40, dan Atkins 100. Berikut penjelasannya:
1. Atkins 20
Cocok untuk kamu yang ingin menurunkan berat badan lebih dari 18 kilogram atau memiliki diabetes. Pendekatan ini dimulai dari fase 1, dengan membatasi asupan karbohidrat hingga 20 gram per hari.
2. Atkins 40
Atkin 40 direkomendasikan untuk ibu hamil, ibu menyusui, atau kamu yang ingin menurunkan berat badan kurang dari 18 kilogram. Diet ini dimulai dengan membatasi konsumsi karbohidrat hingga 40 gram per hari.
3. Atkins 100
Atkin 100 menjadi pilihan terbaik untuk orang yang ingin menjaga kesehatan atau mempertahankan kestabilan berat badan. Pendekatan ini dimulai dengan asupan karbohidrat hingga 100 gram per hari.
Kelebihan Diet Atkins
Saat menjalani program diet ini, kamu tetap dapat menurunkan berat badan tanpa merasa kelaparan. Diet ini bekerja dengan merangsang metabolisme tubuh untuk beradaptasi dengan cara baru dalam membakar lemak. Ketika metabolisme tubuhmu berubah, tubuh secara otomatis menyesuaikan diri dengan pembakaran lemak yang lebih efisien.
Selain itu, Diet Atkins juga membantu menjaga kadar insulin tetap rendah. Dimana hal ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi penderita penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes, dengan menunjukkan perbaikan klinis yang cukup berarti.
Kekurangan Diet Atkins
Salah satu kekhawatiran utama terkait makanan tinggi protein adalah kandungan lemak jenuhnya yang sering kali juga tinggi. Selain itu, pola makan yang berprotein tinggi dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium, yang berpotensi memicu risiko osteoporosis.
Bagi kamu yang mengalami masalah dalam gangguan hati atau ginjal, diet ini dapat memberikan tekanan berlebih pada tubuh saat mencoba mengeliminasi keton. Para ahli gizi juga mengamati bahwa diet ini dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti konstipasi, masalah pada usus besar, gangguan ginjal, atau peningkatan kadar kolesterol. Selain itu, kamu mungkin akan mengalami bau mulut akibat meningkatnya kadar keton dalam tubuh.
Belum teruji secara riset
Dilansir dari ilmagiindonesia.go.id, Robert H. Eckel, kepala Komite Nutrisi dari American Heart Association, menyatakan bahwa Diet Atkins belum didukung oleh penelitian yang memadai untuk mendukung klaimnya, sehingga ia menyarankan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan diet ini.
Sementara itu, seorang ahli gizi, Wendy Martinson juga memperingatkan bahwa Diet Atkins tidak cocok untuk individu yang rutin berolahraga 4-5 kali seminggu. Sebab, olahraga membutuhkan energi untuk bahan bakar, dan meskipun tubuh dapat menggunakan lemak sebagai sumber energi, proses ini tidak secepat yang dibutuhkan tubuh saat beraktivitas fisik intensif. Akibatnya, kamu berisiko mengalami kekurangan energi selama berolahraga.
Risiko Diet Atkins
1. Penurunan asupan karbohidrat
Mengurangi asupan karbohidrat secara drastis saat menjalani Diet Atkins dapat menimbulkan efek samping seperti pusing, sakit kepala, kelelahan, lemas, mual, diare, atau kesulitan buang air besar.
2. Ketosis
Fase awal Diet Atkins dapat memicu ketosis akibat kurangnya asupan karbohidrat atau gula sebagai sumber energi. Ketosis terjadi ketika tubuh menggunakan lemak yang tersimpan sebagai bahan bakar dan menghasilkan keton sebagai produk sisa.
Proses ini dapat menekan nafsu makan, tetapi juga menyebabkan rasa lelah dan mual. Penumpukan keton dalam aliran darah akibat pembakaran lemak tanpa karbohidrat dapat menjadi perhatian.
3. Ketoasidosis
Jika ketosis berlangsung dalam jangka waktu lama, kondisi ini dapat berkembang menjadi ketoasidosis, yaitu penumpukan keton dalam darah yang bersifat toksik. Ketoasidosis berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti koma hingga kematian, terutama bagi penderita diabetes yang melakukan diet secara berlebihan.
4. Batu ginjal dan kanker
Diet rendah karbohidrat dapat meningkatkan risiko batu ginjal dan menguras kadar kalsium dalam tubuh, yang berpotensi memicu osteoporosis. Selain itu, penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dalam jumlah besar dan jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Meskipun Diet Atkins dianggap memiliki manfaat, pola makan ini tidak cocok untuk semua orang. Pengguna insulin, obat diabetes, atau obat diuretik harus berhati-hati. Diet ini juga tidak dianjurkan bagi penderita penyakit ginjal, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Baca juga: Clean Eating Diet untuk Pemula, Yuk Mulai!
Referensi
- Fleksibel tapi Efektif, yuk Coba Diet Atkins untuk Turunkan Badan!
- Diet Atkins, Inilah Manfaat dan Risikonya
- DIET ATKINS
- Kossoff, E. H., Cervenka, M. C., Henry, B. J., Haney, C. A., & Turner, Z. (2013). A decade of the modified Atkins Diet (2003–2013): Results, insights, and Future Directions. Epilepsy & Behavior, 29(3), 437–442. https://doi.org/10.1016/j.yebeh.2013.09.032
- Efek Samping Diet Rendah Karbohidrat
Editor: Aurellia Ryveka, S.Gz