Makanan kemasan merupakan makanan yang sudah melalui proses pengolahan dan penambahan bahan tambahan pangan seperti perisa, pewarna, dan pengawet. Bahkan untuk mendapatkan rasa yang diinginkan konsumen, pangan olahan tak jarang mengandung gula, garam, dan minyak melebihi kebutuhan asupan harian. Maka, banyak kali kita mendengar himbauan untuk membangun kebiasaan membaca label pada kemasan.
Ternyata kesadaran konsumen Indonesia untuk membaca label gizi masih rendah. Padahal untuk dapat memilih pangan olahan yang sesuai dengan kebutuhan gizi, konsumen juga harus tahu bagaimana cara mengekstrak informasi dari data yang tersedia.
Nah ApleFriends masih banyak kan dari kalian yang hanya membaca tipe rasa produk, logo halal, dan tanggal kadaluarsanya saja? Hayo, sudah tahukah kalian tentang bagaimana sih cara membaca label pangan yang benar dan apa saja yang harus diperhatikan?
Apa guna label pangan olahan?
Label kemasan juga mengindikasikan apakah suatu produk layak dikonsumsi dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Dikutip dari Jurnal Amerta Nutrition, penerapan label gizi pangan kepada konsumen juga untuk menyadarkan masyarakat akan akibat konsumsi produk tersebut terhadap kesehatan. Pelabelan gizi pangan olahan ini disajikan dalam bentuk Informasi Nilai Gizi (ING) yang diatur dalam Peraturan Badan POM Nomor 22 tahun 2019.
Informasi yang tertera pada kemasan makanan atau minuman pada umumnya bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada konsumen agar dapat memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya. Misalnya, seorang konsumen yang punya tujuan mempertahankan berat badan yang sehat dengan mengkonsumsi gula, garam, dan lemak dalam perhitungan yang secukupnya. Persen AKG dapat menjadi panduan perhitungan bagaimana satu porsi makanan berkontribusi terhadap total diet harian.
Apa saja yang harus diperhatikan?
Sebagai langkah pertama memahami label gizi pangan olahan, yuk ikuti MinDip membongkar apa saja informasi yang tertera dan yang perlu kita perhatikan.
1 Nama Produk
Tentunya nama dan jenis produk adalah hal pertama yang harus kita perhatikan. Kita dapat dengan mudah menemukannya pada lembar depan kemasan yang biasanya terletak dibagian kiri bawah. Misalnya seperti contoh nama produk pada gambar berikut adalah Wafer Krim Keju.
2 Daftar Bahan/ Ingredient list
Hal kedua yang dapat kita cermati adalah komposisi bahan yang terkandung dalam produk. Biasanya informasi ini dicetak pada bagian belakang kemasan dan diurutkan dari jumlah terbanyak hingga tersedikit. Tahukah ApleFriends bahwa dengan mencermati daftar bahan, kita dapat mengidentifikasi potensi bahan bersifat alergen, bahkan bahan makanan yang dihindari seperti pemanis buatan, pemanis gula alkohol atau pengawet tertentu.
3 Takaran Saji, Kalori, Nutrisi (GGL), dan %AKG
Takaran saji merupakan informasi menunjukkan jumlah produk yang dikonsumsi pada satu porsi makan atau sajian. Sedangkan, jumlah sajian per kemasan menunjukkan berapa takaran saji dalam satu kemasan tersebut. Dengan mengetahui informasi ini, diharapkan konsumen dapat menyesuaikan porsi konsumsi yang tersedia pada kemasan dengan yang dibutuhkan tubuh.
Tak hanya itu, takaran nutrisi berkaitan dengan kadar gula, garam dan lemak (GLL) serta Angka Kecukupan Gizi (%AKG) akan tertera pada label ingredient atau kita biasa menyebutnya nutrition fact. Kedua hal ini menjadi esensial untuk kita perhatikan. Informasi terkait zat gizi terutama GGL, serta serat pangan, vitamin dan mineral dapat kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam memilih makanan yang menjaga kesehatan.
%AKG yang tertera menunjukkan persentase kontribusi zat gizi dalam satu takaran saji terhadap kebutuhan harian, yang biasanya berdasarkan diet 2000 kilokalori. Misalnya, jika tertera %AKG vitamin A yakni 50%, berarti satu takaran saji sudah dapat memenuhi 50% kebutuhan harian vitamin A.
4 Klaim pada Kemasan
Naiknya tingkat kepedulian masyarakat pada kesehatan mendorong tumbuhnya produk-produk dengan klaim khusus seperti “rendah lemak”, “bebas gula”, atau “tinggi serat”. Klaim yang dicantumkan produsen memiliki definisi khusus yang diatur oleh badan pengawas pangan. Kita sebagai konsumen juga harus mawas untuk membandingkan klaim tertera pada kemasan dengan informasi yang tertera pada label gizi. Jika ada produk “tanpa gula tambahan” belum tentu produk tersebut tidak mengandung karbohidrat yang dapat mempengaruhi kadar gula darah.
5 Tanggal Kadaluarsa, Ijin Edar dan Logo Halal
Tentunya informasi dasar seperti tanggal kadaluarsa produk tetap penting diketahui untuk memastikan keamanan pangan sebelum konsumsi. Sedangkan, ijin edar yang dikeluarkan oleh Badan POM serta Logo Halal yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag, merupakan bentuk jaminan pemerintah bahwa produk tersebut sudah melalui tahap pemeriksaan agar sampai ke tangan konsumen dengan aman.
Sekarang Aple Friends sudah tahu ya apa saja informasi yang kita bisa dapatkan, seru kan membedah produk bersama MinDip! Jangan lupa diterapkan yah! Mari mulai dengan membaca label makanan sebelum membeli makanan agar dapat memaksimalkan manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Baca Juga: Nutri-Level: Langkah Baru Indonesia dalam Pelabelan Gizi
Editor: Rheinhard, S.Gz., Dietisien
Referensi:
- Literasi Informasi Nilai Gizi Pada Masyarakat Usia Produktif di Kota Semarang, Indonesia. 2023: Amerta Nutrition
- Sosialisasi Pelabelan Gizi Pangan Olahan – Badan POM
- Gambaran Kesadaran Membaca Label Kemasan Produk Pangan dan Pengetahuan Asupan Gula, Garam dan Lemak Pada Masa Pandemi Covid di wilayah Bekasi. 2021: Jurnal Dunia Gizi
- Panduan Cerdas Membaca Label Gizi– Pilihan Tepat untuk Gaya Hidup Sehat – RS Roemani